Sixteen*

232K 13.4K 364
                                    

Badanku terasa remuk, setelah sampai di bandara kami langsung masuk ke jet pribadinya Thomas menuju Indonesia yang otomatis hanya istirahat di jet tersebut. Kalian tahu? Perbedaan waktu di sana dan disini yaitu 5 jam lebih lama di indonesia. Jadi di saat disana sudah dini hari disini baru saja malam, membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Hari ini tidak ada kegiatan belajar karna pertandingan, pertandingan yang membuat Thomas harus pulang ke indonesia. Sampai sekarang aku sama sekali belum tahu apa masalah itu, siapa yang membuatnya. Thomas juga hari ini tidak bisa menjemputku.

"Kenapa?" Tanyaku to the point saat melihat Eva menelponku.

"Lo harus tahu kalau Daniz nantang sekolah lo buat tanding hari ini dan lebih parahnya dia nantang kak Adlan" panik Eva.

Aku segera bangkit dari kursi mendengar nama Daniz, oh apa ini masalah yang di bilang Thomas? Tapi apa masalahnya?

"Daniz gak macam-macamkan Eva?" Tanyaku penuh penekanan.

"Kalau Daniz gak macam-macam, gak mungkin gue sampai panik gini nelpon lo" jawab Eva.

Aku mulai kesal "Jelasin ke gue sekarang Eva" tuntutku.

"Dia tanding mengatas namakan lo yang menjadi taruhannya dan lebih parah lagi dia ngomong hal gitu dengan kak Adlan, menurut yang gue dengar dia menceritakan semua yang dia lakuin ke lo ke kak Adlan jadi lebih baik lo telpon kak Adlan untuk menjelaskan semuanya sebelum kakak lo yang satu itu mengamuk" jelas Eva.

Aku menahan nafas mendengarnya "Evaaaaa, ke apart gue sekarang"

"Iya gue dalam perjalan ke apart lo" jawabnya dan aku segera memutuskan telpon.

Gini aku ringkas saja ceritanya, kalia pasti tahu apa namanya fans fanatikkan? Nah Daniz ini salah satu fans fanatik aku dan dia selalu saja memaksa aku buat jadi punya dia, apapun caranya. Sering banget Daniz ini melakukan hal yang benar-benar di luar pikiran untuk mendapatkanku. Yah contohnya pernah dia hampir nyulik aku, dan banyak lagi.

Oh ya Daniz merupakan teman satu sekolah yang dulu. Dan aku tidak tahu kenapa dia menceritakan semuanya ke kak Adlan. Sebenarnya usaha Daniz tidak ada satupun yang berjalan lancar karna selalu saja di ganggu oleh pengawal kak Revan. Aku sudah menceritakan semuanya ke kak Revan, hanya kak Revan tidak yang lain karna kak Adlan itu orangnya brutal kalau sudah mengenai diriku, tidam ada memikirkan apapun akibatnya. Jadi, aku hanya memutuskan meminta bantuan ke kak Revan, kalau kak Adlina pasti bakalan ketahuan ke kak Adlan. Mereka kembar.

Nah begitulah ceritanya. Sekarang ini aku takut kalau misalnya apa yang Eva katakan itu benar. Bisa-bisa aku dicincang sama kak Adlan. Kak Adlan kejam kalau sudah marah. Kalau aku menjelaskan semuanya sekarang itu telat karna mereka berempat sudah berkumpul di sekolah. Pertandingan di adakan di sekolah. Kenapa juga Eva baru memberitahu sekarang?

Ayo fikir.... oh ya kak Revan. Aku segera mencari kontak kak Revan. Ayo kak angkat...

"Kak?" Sapaku langsung.

"Kenapa Ashley?" Jawab kak Revan.

"Kakak sibuk gak hari ini?" Tanyaku yang sudah greget, intinya aku tidak mau terkana amukan kak Adlan dan tidak mau kalau kak Adlan bertingkah brutal.

"Sebentar lagi kakak ada meeting, kenapa?" Jawab kak Revan.

"Kak masih ingat dengan Daniz kan?"

"Masih, kenapa? Dia buat ulah lagi dengan kamu? Atau dia macam-macam?"

"Itu dia buat ulah lagi katanya dia nantangin kak Adlan dengan menggunakan nama Ashley kak, jadi Ashley takut kak Adlan gak mikir panjang lagi terus juga takut di amukin karna gak ngasih tahu dia" jelasku.

King Bullying VS Queen RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang