Twenty One*

241K 13.3K 506
                                    

{ Di hapus untuk kepentingan penerbitan }  


□□□

Bukannya pulang kerumah atau apalah, aku malahan ke Cafe. Maafkan adikmu yang terkadang suka tidak nurut. Yang pasti akan bosan di apart atau dimanapun. Aku juga udah lama tidak ke Cafe, sekalian cek kondisi disini.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Eva.

Baru aja aku masuk ke depan pintu Cafe, belum duduk belum apa udah di tanya gitu "Gue baik-baik aja kok, lo tahu dari?"

Eva memghembuskan napasnya lega, "Kak Adlan, dia mikir lo akan kesini dan benar"

Ternyata kak Adlan memang sepikiran denganku, "Ya udah, gue mau ganti baju dulu"

Eva mencegahku sebelum masuk ke ruang ganti "Ganti baju aja, gak ada kerja-kerjaan"

Aku menghembuskan napasku lelah, udah tahu juga akan di larang, "Ya Eva sayang"

"Good Girl" ucap Eva dengan senyumnya.

Setelah mengganti baju dengan yang lebih nyaman, yang bisa ku lakukan hanya duduk seperti pelanggan menetap. Melihat situasi kondisi di Cafe ini. Tentu saja Eva jarang mengobrol denganku karna dia sibuk. Cukup banyak pelanggan yang bisa membuat Eva sibuk.

"Hi, beb" suara dari belakang yang sangat dekat denganku membuat aku refleks melihat.

"Daniz" desisku.

"Long time no see, beb" ucap Daniz dengan senyum yang menurutku sangat gimana gitu.

Aku pikir setelah pertandingan waktu itu, aku tidak akan pernah berhubungan lagi dengannya "Ngapain lo kesini?"

"Mau nemuin lo, my baby" ucap Daniz sambil mengambil tempat duduk di depanku. Sumpah suaranya gak banget.

Aku terkejut saat mendengar suara gebrakan meja "Lo ngapain disini? Bukannya udah gue bilang kalau lo gak boleh nemuin Ashley lagi"

Suara Eva benar-benar sudah mengambil alih semua suara yang ada di ruangan ini. Aku memijat keningku, pusing saat mendengar teriakan Eva juga efek dari Daniz.

"Eva, udah deh jangan teriak-teriak. Lo jadi tontonan tahu" cegahku sebelum dia berteriak lagi.

"Kalau gak ni laki-laki kesini juga gue gak akan teriak, ini orang di bilangin gak usah kesini lagi masih aja kesini" ucap Eva penuh emosi.

Daniz mengangkat satu alisnya mendengar Eva "Gue kesini karna gue kangen sama my baby, Ashley"

"Stop Daniz" aku menghentikan semuanya sebelum kepalaku benar-benar meledak, ada aja masalah hari ini.

"Seharusnya lo gak boleh lagi nemuin gue karna lo udah kalah waktu itu, lo sendiri yang buat janji dan lo sendiri yang gak nepati"

Daniz tersenyum miring "Lo pikir gue akan nyerah gitu aja beb?"

"Stop calling me beb, or something like that. Gue gak suka" larangku keras, "Gue masih punya pikiran dengan ngusir lo secara halus ya, jadi lo keluar sebelum gue panggilin satpam atau yang lain"

"Suruh aja polisi biar sekalian di penjara" celetuk Eva.

Daniz menyenderkan badanya ke kursi dengan santai "Gue gak akan keluar sebelum dapatin lo"

"Lo GAK AKAN PERNAH bisa dapetin Ashley" ucap Eva, dengan menekankan beberapa kata.

"Gue gak ada urusan sama lo" balas Daniz.

"Gue ada, gak usah nanya apa karna lo tahu sendiri. Ashley sahabat gue dan siapapun yang mau macem-macem sama Ashley harus ngelewati gue" ucap Eva.

King Bullying VS Queen RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang