Jenn sudah terlihat rapi dengan seragam kerjanya. Ia memoleskan sedikit lip gloss di bibir mungilnya dan menguncir kuda rambutnya. “Yahh. Aku siap. Desember pagi aku siapp!” teriak Jenn setelah melihat pantulan dirinya di cermin. Memang inilah kebiasaan Jenn sejak 4 tahun lalu. Lebih tepatnya setelah kepergian ayahnya yang sekarang sudah bertemu dengan tuhan.
Jenn menuruni tangga dan menyambar sepotong roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya dan mulai meremahnya.
“Morning Jenn” sapa seorang wanita paruh baya disebrang meja makan
“Morning Mom”
“Kau dapat shift pagi ya?” Suara Mom terdengar parau
“Yup Mom. Desember pagi, Mom. Ayolah semangatt! Oh iya aku jalan dulu, bye Mom”
“Ok Dear. Bye”
Jenn mengayuh sepedanya dengan pelan. Ia tak ingin melewatkan sedikitpun London di pagi hari. Jalan terlihat sangat sepi, hanya sedikit mobil yang berlalu lalang. Angin pagi yang berhembus membuat Jenn semakin terlena. Ia tak sadar sedang melewati sebuah zebra cross yang menunjukkan lampu merah pagi penyebrangnya. Tiba-tiba mobil sedan hitam metalik menabrak ban belakang sepedanya.
"Hey you! Where's your eyes?" Omel Jenn sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor
"Um..I am sorry miss. Are you okay? Tapi aku tidak sengaja menabrakmu dan sepertinya kau tidak melihat lampu di zebra cross itu" Tutur si pengemudi mobil itu
Jenn POV
"Um..I am sorry miss. Are you okay? Tapi aku tidak sengaja menabrakmu dan sepertinya kau tidak melihat lampu di zebra cross itu" Tutur si pengemudi mobil itu
Benarkah itu? tapi sepertinya tadi lampu itu berwarna hijau. Benar kok! tapii, apakah itu halusinasiku? ah tidak mungkin. Aku pasti yang benar.
"Tapi tadi aku melihatnya berwarna hijau. Mungkin kau yang tidak bisa menyetir!"
"Hey miss. jangan sembarang menuduh. Kau saja yang tidak tau rambu lalu lintas. Lihatlah lampu zebra cross itu! Hijau kah? Huh?" sambar si pengemudi tak kalah
Dasar pengemudi aneh. Jelas-jelas lampunya hijau. Ku beranikan memutar tubuhku dan melihat lampu zebra cross itu.
Bodoh!
dasar halusinasiku payah. Ternyata lampunya berwarna merah. Kutundukan wajahku, tak tahan rasanya menahan malu.
"Maaf"
Dan ternyata pengemudi itu tak marah. Aku pun memberanikan untuk memandangnya. Oh iya namanya Louis. Saat kutengok oh Tuhan! ia memiliki mata yang indah, mata biru yang menenangkan. Sejenak aku terpaku menatapnya, tapi sepertinya ada yang aku lewatkan. Tapi apa? Oh iya, pekerjaanku! Langsung kuambil sepedaku dan berpamitan dengan Louis.
Louis POV
Dasar gadis keras kepala. Sudah berapa kali aku menjelaskan kesalahannya. Namun tetap saja keras kepala, tak ingin kalah.
"Tapi tadi aku melihatnya berwarna hijau. Mungkin kau yang tidak bisa menyetir!"
"Hey miss. jangan sembarang menuduh. Kau saja yang tidak tau rambu lalu lintas. Lihatlah lampu zebra cross itu! Hijau kah? Huh?" kataku tak ingin kalah.
But wait! bagaimana bisa aku berbicara sekasar itu kepada seorang gadis. Bodoh kau, Louis! gerutuan kecil ini memenuhi fikiranku.
"Maaf"
Ku tengok kearah suara itu. Oh si gadis keras kepala itu. Kulihat ia menundukan kepalanya, kurasa ia sudah menyadari kesalahannya. Semoga saja.
"Tak apa. Aku juga minta maaf telah menabrakmu. Oh iya kenalkan aku Louis Tomlinson. Apakah sepedamu rusak? Aku sangat minta maaf" ku sapa gadis itu dan terlihat ia mengangkat wajahnya dan mulai membalikkan tubuhkan untuk melihatku. Oh Tuhan! Mata hazelnya sangat indah. Mata yang sangat indah
"It's okay. Aku Jennifer Clawn Andersson. Panggil saja aku Jenn. Sepedaku tak apa kok. Aku harus pergi. Bye Louis" Sapanya lalu mengambil sepedanya dan mulai berlalu.
***
Pukul 7 tepat. sepeda Jenn pun berterparkir rapih di samping sebuah restoran bergaya klasik. Jenn membuka pintu dan menyapa teman-temannya.
"Morning Guys!" sapa Jenn renyah.
"Morning Jenn" sapa teman-temannya
Tampak dua pria mengatur kursi dan meja di sudut restoran, mereka adalah Greg dan George. Dan ada dua wanita yang berusia lebih tua darinya berada di meja kasir, mereka adalah Deby dan Flo. Jenn pun langsung menuju ruangan kecil di pojok restoran untuk menaruh tasnya dan mulai membantu teman-temannya.
LOUIS POV
"Come on Louis. Kau lama sekali. Aku sudah lapar tau!" Teriak Niall dari lantai bawah. "Iya Lou. Kau lambat!" Terdengar teriakan Harry tak kalah keras
"Oh Boys. Kalian berisik sekali. Okay lets go" ucapku keluar dari Basecamp
Kami pun keluar dari Basecamp dan mencari restoran untuk makan siang. Ya kami adalah lima-orang-laki-laki-yang-hidup-bersama-dan-sibuk-dengan-jadwal-tour. Kami adalah One Direction. Kenal kan?
Akhirnya pencarian kami berhenti pada sebuah restoran mungil di ujung jalan. Terlihat klasik terlihat dari bangunan dan namanya le délicieux.Kami langsung memasuki restoran dan memilih duduk di sudut restoran. Harry melambaikan tangan kepada seorang waiters. Tunggu! Mata hazel itu aku melihatnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On Me - Louis Tomlinson Fan Fiction
FanfictionJennifer Clawn Andersson. Gadis yang berusaha mendapatkan kebahagiaannya. Namun semua tak berjalan sempurna. Pertemuan tak terduga dengan seorang pria dengan mata biru itu membuatnya berani menyunggingkan sebuah senyuman diwajahnya. Inikah awal keba...