Sinar matahari mulai memasuki sela-sela mataku. Terpaksa aku mengalah. Ku kerjapkan mataku berkali-kali untuk mengumpulkan nyawaku. Aku melemparkan pandangan bingung. Wallpaper berwarna biru laut itu terlihat asing bagiku. Ku ingat lagi apa yang terjadi semalam. Bodohnya aku! Aku kan sedang di Basecamp bandnya Louis. Um apa namanya ya? One..one? Apa ya? Oh iya One Direction
Aku berjalan lunglai membuka koper biru tua di sudut kamar. Ku ambil peralatan mandi dan pakaian ganti. Aku pun langsung menuju ke kamar mandi.
Sekarang aku sudah siap dengan seragam kerjaku. Ku poles sedikit bedak di wajahku dan lip gloss di bibir mungilku. Ku ikat kuda rambut dark brown ku. Ku ambil sepatu converse putihku dan langsung memakainya. Ku lihat lagi bayanganku di cermin. Perfect. Ku ambil tas backpack warna merah dari dalam koper. Ku lirik jam tangan yang bertengger di tanganku.
'Masih terlalu pagi' gumamku dalam hati sambil melihat jam tangan putih kesayanganku. Sekarang masih jam 6 pagi dan terlalu pagi untuk datang ke restoran. Aku pun keluar dari kamar. Ku tengok ke kanan dan ada dua pintu lalu aku menengok ke kiri terdapat satu lorong panjang dengan tiga pintu dan sebuah tangga yang menuju lantai bawah. Tiba-tiba aku memanjang lurus ke depan. Aku baru sadar melewatkan satu pintu berwarna coklat pucat yang tepat berada di sebrang kamarku yang mulai terbuka. Terlihat sosok tegap berada di depan pintu. Kaos abuabunya terlihat lusuh dan rambutnya sangat berantakan. Aku menyipitkan mata dan sepertinya aku mengenal orang itu.
"Umm..morning princess" ucap orang itu sambil memelukku. Suaranya serak seperti orang bangun tidur. Dagunya berada tepat di pundakku. Bisa ku rasakan nafasnya berhembus di leherku. Kurasakan tubuhku membeku merasakan hembusan nafasnya yang mulai menghangat di kulitku. Nafas hangatnya sangat menenangkan. Rasanya aku ingin mengentikan waktu. Ya tepat saat ini. Oh God apa yang aku fikirkan! Bodoh!
"Morning too Lou. Have a nice sleep?" ucapku sambil membalas pelukannya
"Yeah. Very nice sleep" ucapnya sambil melepaskan pelukannya. "Kau rapi sekali? Mau kemana?" tanyanya sambil memperhatikan penampilanku. Sebenarnya aku sedikit tak nyaman dilihat seperti itu
"Kerja" jawabku singkat. Louis hanya mengangguk dan mulutnya membentuk huruf 'O'. "Sudah sarapan?" tanyaku. Ku lihat Louis hanya menggeleng pelan sambil mengerucutkan bibirnya. Wajahnya lucu sekali! Aku pun mencubit pelan pipinya.
"Ouch. Sakit princess!" Keluhnya sambil mengusap pelan pipinya yang sekarang sedikit merah. Sepertinya lumayan sakit, tapi biarlah haha
"Haha sorry Lou. Ok ok sebagai gantinya aku buatkan sarapan. Mau?" akhinya aku mengalah. Aku tak tahan melihat wajah Louis yang seperti itu. Kalian harus tau dia sudah mengeluarkan jurus andalannya, ya puppy eyes dan aku tak bisa menolak itu.
"Ok. Aku juga ingin tau bagaimana masakanmu" ucapnya. Sepertinya dia meragukan kemampuan memasakku. FYI aku ini hobi memasak dan mom ku bilang masakanku tak kalah dengan yang ada di restoran. Tapi mom ku memang suka berlebihan.
"We'll see Mr. Tomlinson" balasku. Tiba-tiba jitakan pelan mendarat tepat dikepalaku. Kekehan Louis meledak keras. Ku lemparkan pandangan you-will-died untuk si tukang jarah kulit ini. FYI lagi Louis punya beberapa tattoo. Tapi yang aku tau tattoo burung dan rusa yang ada di tangan dan lengannya dan beberapa tattoo kecil di tangan yang pasti aku sendiri akan lelah menjelaskannya karena you-know-lah tattoo kecil itu terlalu banyak jumlahnya. Sepertinya Louis tak mempan dengan tatapan mautku, buktinya sekarang tawanya meledak kemana-mana.
"HAHA. CATCH ME BABY!" teriak Louis. Kulihat Louis akan mengambil langkah seribunya. Namun aksi kabur-kaburannya gagal. Tentu saja aku lebih lincah darinya. Ku tarik belakang kerah kaosnya. Ku dengar Louis mengaduh tak jelas. Lagi pula siapa suruh cari masalah dengan Jennifer Clawn Andersson haha
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay On Me - Louis Tomlinson Fan Fiction
FanficJennifer Clawn Andersson. Gadis yang berusaha mendapatkan kebahagiaannya. Namun semua tak berjalan sempurna. Pertemuan tak terduga dengan seorang pria dengan mata biru itu membuatnya berani menyunggingkan sebuah senyuman diwajahnya. Inikah awal keba...