'Crush' ?

246 9 0
                                    

ku tutup pintu coklat itu perlahan. Tiba-tiba terdengar derap kaki dari arah kanan lorong ini. Perasaan merinding tiba-tiba merasukiku. Derap kaki itu semakin terdengar jelas dan mulai mendekat. Ku beranikan untuk melihat siapa pemilik derap kaki itu. Ku lihat samar sesosok tubuh tegap berjalan ke arahku. Namun wajahnya tak terlihat karena penerangan yang sangat buruk. Tiba-tiba sosok tegap itu berhenti tak jauh dariku.

"Hi Lou" ucap sosok itu datar. Terdengar seperti orang bangun tidur. Aksen irland terdengar sangat kental dari ucapannya. Ku hembuskan nafas lega menghilangkan rasa takut yang tadi melandaku

"Hi Nialler. Sedang apa kau malam-malam begini?" tanyaku pada sosok yang ternyata adalah Niall

"Aku tadi kebelet pipis. Jadi ya aku ke toilet. Sedang apa kau disini?" tanya Niall penuh selidik.

Aku diam sesaat memikirkan jawaban yang tepat agar Niall tak salah paham padaku.

"Aku jelaskan di kamar" jawabku sambil memberikan tatapan ikuti-saja-perkataanku-dan-jangan-ribut. Niall hanya mengangguk pelan lalu mengikutiku menuju kamarku.

Ku rebahkan tubuhku di kasur sementara Niall sibuk mengotak-atik isi kulkas kecil yang ada di sudut kamar. Aku hanya terkekeh kecil melihat tingkahnya yang tak bisa terpisahkan dari makanan. Kadang aku berfikir bagaimana bisa perutnya menampung makanan yang begitu banyak. Sepertinya perut Niall tidak normal.

"Jadi?" tanya Niall yang sudah duduk manis disampingku dengan sebungkus potato chips digenggamannya. Sepertinya pencarian makanannya berhasil. Aku tersontak kaget melihatnya sudah berada di sampingku. Aku pun mengubah posisiku menjadi duduk disamping Niall

"Ehem"

"Ah kau lama sekali dude" timpalnya sambil menjitak pelan kepalaku. 

"Au sakit. Baiklah aku akan menceritakannya padamu. Tapi janji jangan ceritakan pada orang lain" Ucapku pelan sambil mengusap kepalaku yang menjadi tumbal Niall. Niall hanya mengangguk pelan dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya yang membentuk tanda 'V', tapi sama sekali tak berhenti mengunyah potato chips ditangannya. Dasar tukang makan!

"Baiklah..." ucapku singkat. Niall menghentikan kegiatan makannya langsung meletakan bungkusan chips yang tadi digenggamnya dan langsung melihatku dengan tatapan penuh. Aku pun menghela nafas panjang dan mulai menceritakan semuanya. Menceritakan dari awal hingga yang terakhir.

"Wow. Itu membingungkan Lou" komentar Niall saat aku selesai menceritakan semuanya

"Ya begitulah Ni. Aku juga bingung. Menurutmu aku harus bagaimana?" 

Ku lihat Niall menggaruk kepalanya yang ku yakin itu tidak gatal. Sepertinya dia juga bingung dengan masalahku.

"Umm..begini saja lebih baik kenali dia lebih jauh. Jangan terlalu gegabah Lou. Jalani saja dulu apa yang ada sekarang" Ucap Niall panjang lebar. Tak kusangka Niall bisa memberikan nasihat sebijak itu. Bahkan lebih bijak dari pada Our Daddy Liam.

"Menurutmu apakah perasaanku ini bisa dibilang..."  "....cinta?" ucapku sambil melihat lantai kayu kamarku. Ya aku sangat malu untuk membicarakan yang namanya cinta. Sudah lama sekali aku tak membahas hal-hal yang berbau cinta.

"Umm..entahlah Lou. Sepertinya ini hanya crush" ucap Niall datar

Aku mendongakkan kepalaku dan menatap wajah Niall. Mungkin dia benar. Aku hanya sekedar crush dengan Jenn. Aku baru saja mengenalnya seminggu dan langsung jatuh cinta? Tidak mungkin. Aku bahkan belum terlalu mengenalnya. Mungkin saja dia sudah punya pacar. Atau mungkin runangan. Atau mungkin suami. Ah entahlah aku pusing memikirkannya. Ku hempaskan kasar tubuhku ke kasur.

"Mungkin kau benar Ni. Tapi kenapa saat di dekatnya aku merasa selalu ingin melindunginya?" Tanyaku sambil menatap langit-langit kamar. Niall pun merebahkan tubuhnya di sampingku

"Itu wajar Lou. Semua pria waras akan merasakan hal itu pada wanita"

Jadi kesimpulannya adalah aku pria waras. Tapi kata-kata Niall tidak memuaskan untukku. Aku masih ingin jawaban yang lebih memuaskan lagi.

"Tenanglah Lou. Jika dia memang di takdirkan untukmu, maka tak ada yang akan memisahkan kalian" Ucap Niall pelan sambil menepuk pelan pundakku. Aku tersontak kaget dan akhirnya hanya mengangguk pelan

"Tapi Ni. Apakah perasaanku ini hanya sekedar crush? Atau mungkin bisa lebih?"

"Itu hanya kau sendiri yang tau. Tapi aku pernah mendengar bahwa cinta datang karena terbiasa. Cinta membutuhkan waktu Lou. Jangan paksakan hatimu. Ingat! Kau belum tau benar siapa dirinya. Biarkan waktu yang menjawab pertanyaanmu Lou" Ucap Niall panjang lebar. Aku hanya memasang wajah menganga. Tak ku sangka Niall yang tukang makan dan kentut bisa sebijak itu. Amazayn!

Niall bangkit dari kasurku dan berjalan pelan menuju pintu keluar kamarku. Pria blonde itu membuka knop pintu.

"Tapi sepertinya dia memang jodohmu Lou" ucap Niall sambil tersenyum. Aku tersentak kaget mendengar kata-katanya. JODOH? benarkah itu?

Tiba-tiba bau menyengat menyeruak di kamarku dan membuyarkan lamunanku. Ku dengar kekehan kecil dari arah pintu kamar. Ku pelototi Niall yang sekarang sudah tertawa lebar. Niall pun mengambil langkah seribu keluar dari kamarku.

"NIALL! Dasar tukang kentut! Bau bangett! Awas kau!" teriakku sambil berlari pelan menuju pintu kamarku. Niall masih berlari sambil tertawa kencang di lorong.

"Maaf Lou. Hahaha. Good night" Teriak Niall. Lalu ku dengar suara pintu ditutup dari arah kamar Niall. Aku hanya mengehela nafas panjang dan menutup pintu kamarku. Untung saja bau kentut Niall sudah hilang, kalau tidak bisa-bisa aku pingsan disini.

Aku berjalan gontai dan duduk di pinggir ranjang. Kata-kata terakhir Niall terngiang-ngiang di kepalaku. 'Tapi sepertinya dia memang jodohmu Lou' .  Aku menggeleng keras mengusir kata-kata Niall itu. Kepalaku berdenyut keras memikirkan masalah ini. Akhirnya ku hembaskan tubuhku ke kasur dan mulai membenamkan kepalaku dibantal. Aku menyerah dan mulai terlelap. Setidaknya tidur membantuku menghilangkan masalah ini dari otakku. Ya walaupun hanya sementara.

---------------------------------------------------------------------

Sorry kalo part ini pendek banget. Part ini cuma buat ngejelasin perasaan Louis ke Jenn, dan pastinya dengan bantuan Niall. Kayaknya Louis bener-bener frustasi sama perasaannya ke Jenn.

Gimana menurut kalian? Perasaan Louis cuma sekedar crush atau lebih? Keep reading yaa

Maaf kalo ceritanya ngebosenin, aneh, ga seru, ga dapet feelnya. Maafkan aku readers :( *Okay ini lebay*

Tapi thanks ya buat 115 readersnya. Aku ngga nyangka lho.

I love you my lovely readers xx

Stay On Me - Louis Tomlinson Fan FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang