-Sherril's POV-
Aku menyapa Harry, karena keadaan kami, yah, cukup cangggung.
"yah. Hai, apa kabarmu Ril?" dia tesenyum.
Astaga, senyum yang telah lama aku nantikan. Dejavu huh? Mungkin.
"HARRY!"
seseorang memeluk Harry. Taylor Swift.
Pacar seorang Harry Styles. Sakit.
"maafkan aku Harr. Aku benar-benar merasa bersalah, kukira kau hanya memakai acara ini untuk alasan tetapi ternyata aku salah. Maafkan aku" sepertinya, mereka habis bertengkar.
"it's okay hun." Harry tersenyum sambil memeluk Taylor Swift. Astaga, sepertinya harga kacang sedang tinggi (baca : aku di kacangin)
"siapa dia?" Taylor menatapku tajam. Aku tersenyum canggung, astaga seram sekali. "dia sahabatku, sahabat masa kecilku tepatnya. Ini Sherril, Sherril ini Taylor" kami berjabat tangan.
"tentu saja aku mengenalinya, aku ini swiftie loh" kami tertawa kecil. Fake smile. Astaga, aku menyerah.
"umm... Aku harus ke toilet" mereka hanya tersenyum dan kembali berbincang.
Aku pergi ke toilet dan mengunci pintu. Astaga Sherril, sadarlah! Harry sudah punya seorang pacar! Mereka sudah mau bertunganan. Kau? Kau bukan siapa-siapa! Aku menatap wajahku yang jelek ini di cermin.
Tapi bagaimana? AKU MENCINTAINYA! Aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku sudah lelah menunggunya! Dia berjanji akan menikahiku, dan aku ingin janji itu kami laksanakan!
Harry dan kau masih kecil saat itu. Anggap saja itu sebagai lelucon. Kau, hanya gadis biasa yang tak berhak memilikinya.
Otak dan hatiku berperang. Aku berfikir bahwa Harry sudah memiliki kekasih, sehingga aku hanya bisa berteman dengannya, tidak lebih. Sedangkan hatiku menolak, hati kecilku ingin memilikinya. ARGHHH.. Sherril, kau ingin memilikinya? Itu hanya sebuah mimpi!
-Author's POV-
Sherril terbangun, kemarin malam sehabis dari toilet dia izin untuk pergi ke kamar tamu yang sudah disediakan, dia bilang dia pusing. Sherril menghapus make-up nya dan langsung menangis tanpa suara. Sherril bercermin sialan, mataku bengkak. Dia langsung pergi ke kamar mandi dan mandi dengan air hangat. Ia memakai kaus ' Life is Drama' dan celana jeans robek-robek dengan cardigan abu-abu. Ia keluar dan mendapati para pelayan sedang bekerja.
Dia bangun kepagian, "selamat pagi Nona, wah anda bangun pagi sekali. Mau saya buatkan sarapan?" seorang pelayan menawarkan sarapan dengan ramah pada Sherril. "tidak perlu repot-repot, saya membawa sarapan" Sherril tersenyum dan pergi ke kamar.
06.43
"yah, ini terlalu pagi" Sherril mengambil PepMie dari kopernya dan menyeduhnya. Dia memakan mie instant itu di kamarnya. Setelah makan, dia bersiap-siap untuk pulang. Besok dia harus kuliah.
Pukul 10.00, kami sudah berada di Bandara untuk menunggu. Sedih? Tidak, Sherril tidak sedih. Ia lega akan segera meniggalkan London. Muak jika terlalu lama di London.
Ia tidak bisa berhenti memikirkan Harry. Fikirannya kosong.
Dan Sherril, hanya dapat berharap Harry akan jadi miliknya.
PS:
YOOOO GILA MANTABSSS. INI LAMA BANGET UPLOAD NYA YOOO
Bodo, soalnya gaada yang comments cuma liat doang dih. Gapapa lahya, namanya juga cerita amatiran. Yo yo.
With love, -PrincessH-
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] MINE
Teen FictionKetika aku mencintainya.. Dan hanya bisa berharap bahwa dia MILIK KU