-Sherril's POV-
Aku sibuk mencari namaku di papan beasiswa. Begitu pula dengan teman-temanku yang akan mendapat beasiswa 50 persen ke luar negeri. Kampus kami mengadakan beasiswa ke kampus luar negeri yang sama jurusannya, dan siapa yang mendapat 5 besar dalam test akan dibeasiswa 50 persen. DAN AKU MENDAPAT NILAI TERBESAR KE-4! Aku sangat bersemangat
Sherril Rachel Velguez. Ketemu!
University of the Arts London. GOD! WHY LONDON?!
Jujur saja, aku sudah mulai move on sejak kejadian 2 minggu yang lalu. Ini yang tak enak, kami tidak boleh memilih tempat mana yang kami tuju. Apa boleh buat? Setidaknya aku bisa tidak terlalu mahal bayarnya. Hehe.
Keluargaku, bangga padaku. Yah untuk move on aku benar-benar belajar keras sehingga melupakan semua masalahku. Tidak sia-sia bung! Tetapi, aku takut gagal move on karena dipindahkan ke London.
2 minggu kemudian...
Aku berpelukan dengan keluargaku. Aku akan merindukan mereka. "jangan manja disana, disana tidak ada tempat untuk bermanja-manja" ucap kakakku. Aku memukul bahunya pelan, aku akan merindukan kejahilannya.
Well, aku takut. Tahu tidak? Aku meluruskan rambutku, dan selalu memakai lipstik merah saat keluar rumah. Karena aku ingin move on dari Harry. Dulu dia selalu memainkan rambut ikalku, dan memuji bibir pink ku. Dan kini, aku takut aku gagal move on (oke, ngomong lagi yawloh)
Aku memeluk Amel sambil menangis "heh cabe! Aku bakal kangen kamu taugaaa" aku menatap Amel sambil bercanda padahal masih berkaca-kaca "well, I'll miss you too nyet" kami tertawa bahagia. Astaga, mana mungkin aku bisa meniggalkan orang ini?
skip.
Pukul 7 malam kota London...
Aku sedang berada di taxi menuju asrama sekolahku yang baru. Aku benar-benar tidak sabar. Aku sudah lama tidak berada di pusat kota London. Dan akhirnya aku sampai.
University of the Arts London...
Aku akan lulus disini. Mendapatkan kebahagiaan. Aku membayar taxi dan buru-buru ke tempat dimana aku harus menyerahkan keterangan. Tapi... Aku akan tersesat. Meski sudah malam, kampus ini tetap ramai. "hey, kau murid baru?" seseorang menepuk pundakku "umm.. ya. Aku harus menyerahkan ini." aku menunjukkan berkas-berkas yang harus aku serahkan pada pihak sekolah "biar ku antar" dia tersenyum. Sial, dia terlalu manis. Aku berjalan disampingnya sambil mengikuti arahnya "aku Sherril. dan kau?" aku mencoba memecahkan keheningan.
"Albian"
Aku hanya mengangguk.
Aku telah berada di ruangan administrasi siswa. Dan setelah itu semuanya selesai, aku akan tinggal di kamar nomor... 309.
Aku merebahkan tubuhku di kasur dengan seprai berwarna putih. Besok Sabtu, besok bebas. Aku akan pergi mencari udara segar besok. Bisa saja aku bertemu dengan... Harry? Wkwk.
Sabtu, 11.23, London City...
Aku sedang berjalan-jalan dan sedang duduk di Taman yang tidak terlalu ramai. Rumput hijau dimana-mana, wah wah, aku tidak akan menemukan taman seperti ini di Indonesia.
"permisi, boleh kami duduk disini" aku tidak menoleh karena sedang sibuk bermain hp "umm ya tentu" aku melihat sekilas dan kembali tertunduk.
Mereka berbincang-bincang, but wait... Aku mengenali kedua suara ini. Saat aku menoleh...
"Harry? Gemma?"
Mereka menatapku dan tertawa kecil "ya tentu. Kau baru sadar? Siapa namamu?" tanya Gemma ramah.
Sialan, mereka tidak mengenaliku
"Sherril Rachel Velguez." aku melepas kacamataku sambil tersenyum
"SHERRIL?"
-Gemma's POV-
Well, aku kaget.
Kaget sekaget-kagetnya. Bagaimana tidak?
Sherril, seorang gadis lembut berambut coklat bergelombang yang sopan. Kini berada di depanku dengan rambut lurus, lipstik merah, dan pakaian yang sangat minim. Yeah, I know, ini London. Tapi aku merasa aneh jika Sherril berpakaian seperti itu.
"bukannya kamu udah pulang ke Indonesia?" Harry memecah keheningan.
"yeah, but.. Aku akan berkuliah di sini, di University of the Arts London" tampak senyum kebahagiaaan terpancar di wajahnya.
"woah, kita jadi bisa sering ketemu dong ya." fakesmile, Gemma.
Sherril hanya mengangguk sambil tersenyum. Senyum manis, sama seperti dulu.
"umm... Aku akan membereskan barangku, see ya!" dia berdiri dan melambaikan tangannya. Lalu pergi.
"Harry? Apa kau tidak merasa aneh?" aku benar-benar tidak percaya "siapa peduli? Ini London" Harry berdiri dan menuju ke tempat kami memakirkan mobil, tentu saja aku mengikutinya aku tidak mau ditinggal di sini-,-
Mungkin perubahan ini disebabkan oleh Harry? Tempo hari, Sherril kan melihat kemesraan Harry dengan Taylor... Tapi memangnya Sherril suka Harry?
God, ngapain juga aku ambil pusing. Apa urusanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] MINE
Teen FictionKetika aku mencintainya.. Dan hanya bisa berharap bahwa dia MILIK KU