Chapter 7. FakeSmile

173 8 0
                                    

-Sherril's POV-

Aku sedang menonton TV, sibuk mengganti-ganti channel, mencari da best acara tipi:v

Aku berhenti memindahkan channel saat melihat berita tentang Harry Styles dan... Talor Swift! Of course, siapa lagi? Dan beritanya adalah Harry & Taylor mempertonton kan kemesraan mereka di depan umum. Gross. Apa aku cemburu? Ya tentu saja.

Hah? sialan si author-,- ya enggak lah! Lagian W SIAPA? WKWK. Astaga, aku bisa benar-benar gila. INI HARI MINGGU DAN AKU SENDIRIAN! Astaga. Astaga. Astaga. Aku butuh menenangkan pikiranku. Dan mematikan Tv- dan berharap tidak ada lagi berita menjijikan seperti ini-lalu pergi.

Aku berjalan di kota London Selatan ini, dan masuk ke dalam mini market. Aku membeli pocku, lais, cheetus, beberapa mie instan, susu, sereal, dan cocu cola. Aku tau yang harus ku lakukan adalah makan. Masabodo tentang berat badanku. Aku membencinya. 

Lalu? Aku pergi ke salon ayey! Yang kulakukan? Mewarnai rambutku menjadi light violet, dan mengriting bagian bawahnya. Haha! Aku sudah keren belum? LOL. Setelah aku keluar dari salon, niatnya sih mau ke toko buku, tapi handphone ku berdering.

- Aunt Maya is calling -

Bah, ngapain coba Tante gesrek satu ini menelfon. AMPUNI KEPONAKANMU INI TANTE...

"halo?"

"Sherril! Dimana kamuhh? Ai mis yu so mach yu know" lalu tertawa terbahak-bahak

gila.

"Sherril? maaf ini Barbara Palvin, mungkin anda salah sambung" 

"Sialan kau. AKU MENUNGGUMU DI DEPAN KAMAR ASRAMA MU! CEPAT KEMARI SEBELUM KU KUTUK KAU JADI CABE!"

tut... tut...

Kupingku akan rusak dalam beberapa hari sepertinya. Aku terburu-buru-walaupun tak rela-kembali ke asrama. Setelah aku datang dapat kulihat wanita 35 tahun berambut hitam lurus, duduk di depan pintu kamarku.

"maaf, kami tak menerima sumbangan" dia menoleh ke arahku

"KAU TAK PUNYA SOP---hmpfttt" aku membekam mulutnya

"jangan berisik" aku melepaskan tanganku dari mulutnya sambil mengelapkan tanganku ke bajuku, aku membuka pintu asramaku dan tanteku nyelonong begitu aja. Sialan memang.

Aku menaruh belanjaanku, dan tiduran di sofa, disampingku tante Maya sedang duduk menonton TV.

"aku baru sadar, rambutmu bagus" dia melirik rambutku. LOL. "MEMANG HAHAHA" aku menutup mata, "aku juga melakukannya saat seumuran denganmu, karena patah hati. HAHAHAHA KEPONAKANKU PATAH HATI" dia tertawa terbahak.

Aku mencubit tangannya. Dia hanya berteriak kecil "aw" lalu kembali tertawa. Jujur saja, aku nyaman bersama Tante Maya, secara dia gaholl bgt dah ah.

-Harry's POV-

"APAA?!!!"

Aku kaget. Sangat.

Orang tuaku memutuskan agar aku cepat bertunangan dengan Taylor.

Astaga.

Ya. Memang seharusnya. Tapi bagaimana bisa acara ini diadakan saat aku baru bertemu dengan cinta pertamaku?

Yah, Sherril. Cinta pertamaku. Entahlah, aku belum bisa melupakannya dari benakku. Hatiku seolah-olah ingin berontak. Tapi... Aku harus memabahagiakan kedua orang tuaku. Aku ingin Mom bahagia. 

Bahkan jika aku menderita.

"sebetulnya Mom sudah menyiapkan semuanya. Oh iya, berikan pada Sherril. Mom tidak tahu alamatnya yang baru" sambil menyerahkan undangan acara pertunanganku dengan Taylor.

Rasanya... Ini tugas yang berat. Mission Impossible.

PS:

woaaahhh aku malass. Jadi maapkan. Udahan ah bentar lagi selesai. Maapkan Hasna wkwk~

lopyuuhhhh 

With love,

-PrincessH-


[1] MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang