Setelah Louis mengumumkan siapa nama anaknya,semua orang berhamburan keluar rumah,dan menuju rumahnya masing-masing. Oh iya,tadi Louis mengumumkan kalau anaknya bernama ARLO DEVIAN ALAN.
Ya,Zayn yang mengusulkan nama Arlo. Dan aku yang mengusulkan nama Devian. Sedangkan Alan adalah nama keluarga kami. Enatah di sengaja atau tidak. Tapi Louis memilih nama usulan ku dan Zayn.
Dady,Momy,Harry,Kak Eleanor,Louis,Arlo,Liam,Niall,Zayn,dan aku sedang berbincang-bincang di Sofa ruang keluarga. Aku melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 22.45.
"Mom,ini sudah malam. Aku harus segera pulang. Banarkan Zayn?"
"Tidak sayang! Kau harus menginap di sini!"
"Benar apa kata momy mu sayang. Kau harus menginap di sini untuk malam ini"
"Tidak Dad. Aku harus pulang bersama Zayn dan juga Harry"
"Tapi ini sudah malam. Jika kalian pulang malam ini akan berbahaya"
"Tenang saja Lou. Aku akan menjaga adik mu di jalan nanti"
"Tapi Zayn"
Ucap kak Eleanor sambil menatap Zayn dalam."Baiklah. Aku tidak dapat menolak mu kak"
"Benarkah?! Terimakasih Zayn"
Ucap kak Eleanor sambil tersenyum."Louis,antar Harry ke kamarnya. aku akan mengantar Ameta dan Zayn"
Ujar Mom."Tidak perlu bi,aku akan tidur dengan Niall. Bukankah begitu Niall?"
Ucap Harry sambil merangkul Niall."Ya,benar sekali"
Jawab Niall dengan senyum manisnya."Kalian berteman?"
Tanya Zayn ."Ya kami berteman sekarang"
Jawab Harry"Pertemanan yang bagus"
"Baiklah,akan ku antar ke kamar sekarang"
Lalu kami berjalan menaiki tangga. Satu belokan lagi kami sampai. Momy segera membuka pintu kamarnya lalu kami semua segera masuk.
Aku tertegun saat memasuki kamar ini. Sudah setahun lebih aku tidak menginjakkan kaki di kamar ini. Keadaannya sama seperti saat aku meninggalkannya dulu. Tetap bersih dan rapi. Tidak ada perubahan sedikit pun.
"Mom,kau tidak merubah dekorasi kamarnya?"
"Tentu tidak sayang. Mana tega Mom merubah kamar putri kesayangan Mom sendiri"
"Terimakasih Mom"
"Tentu. Zayn,aku pergi dulu. Nikmati malam mu"
Ucap Mom,lalu dia pergi meninggalkan kami berdua. Aku menganti pakaian ku dengan pakaian tidur yang memang sengaja aku simpan di lemari ku. Aku segera merebahkan tubuh ku di kasur dan membiarkan Zayn yang masih duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
***
Aku mengerjapkan mata ku beberapa kali dan mengedarkannya ke seluruh ruangan. Aku mencari Zayn,tapi dia tidak ada di mana-mana. Lalu aku bengkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi."Zayn? Kau di dalam?"
Ucap ku sambil mengetuk pintu. Tapi tidak ada Jawaban. Aku membuka pintu kamar mandi perlahan yang memang tidak di kunci. Tapi tidak ada siapa pun di dalam. Dimana orang itu?
Aku memutuskan untuk mencari air minum di dapur dan tidak mempedulikan dimana Zayn berada. Langkah ku terhenti saat melihat Harry,Liam,Louis,Niall,dan Zayn sedang tertawa di ruang keluarga. Entah apa yang mereka tertawakan. Tapi aku suka melihatnya. Tanpa sengaja aku pun ikut tersenyum saat melihat mereka. Aku tersenyum karena aku bahagia saat melihat Zayn tertawa seperti ini. Sungguh,aku belum pernah melihatnya tertawa sekeras ini. Biasanya wajahnya itu akan nampak dingin sedingin Es,tapi tidak untuk kali ini.
Aku hanya menggeleng dan melanjutkan perjalanan ku menuju dapur.
"Selamat pagi Mom"
Sapa ku kepada momy sambil mengambil air dingin di kulkas."Selamat pagi sayang. Me,bisa ambilkan Mom daging di kulkas?"
"Tentu"
Aku segera mengambil daging di kulkas dan memberikannya kepada Momy. Aku membantunya memotong beberapa bahan makanan yang akan kami buat. Aku tidak percaya ini. Aku tidak percaya dapat memasak menu makanan bersama momy. Ini sangat menyenangkan. Biasanya aku memasak makanan bersama Mrs. Dona dan Mrs. Lena. Itu pun Zayn yang memilih menunya. Kalau tidak di turuti,dia tidak mau makan seharian. Entahlah,kenapa aku sangat peduli padanya. Tapi,aku selalu berfikir kalau dia sakit,aku juga yang akan repot nantinya.
"Astaga!"
Seru ku saat merasakan sesuatu mengenai jari ku. Ini terasa begitu sakit. Darah terus keluar,dan mungkin terkena pisau."Kenapa sayang?"
Tanya Mom sambil berjalan mendekati ku."Terkena pisau mungkin. Aku tidak terlalu memperhatikannya tadi"
"Aku selalu mengingatkan mu. Jangan melamun saat berada di dapur! Tapi kau tidak pernah mendengarkan ku. Cepat bersihkan luka mu! Ambil obat merahnya di laci"
Aku hanya mengangguk dan segera mengambil obat merah. Saat luka ku sudah bersih,aku segera pergi ke kamar dan akan memberi tahu Zayn bahwa sarapannya sudah siap.
"Zayn! Cepat ke bawah. Sarapannya sudah siap"
Ucap ku saat memasuki kamar."Apa kau sudah mandi?"
"Astaga! Aku melupakannya!"
Bagaimana aku bisa lupa? Terlalu sibuk di dapur mungkin. Aku segera berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan diri ku disana.
"Cepat! Dady sudah memanggil"
Seru Zayn dari balik pintu kamar mandi."Sebentar! 3 menit lagi!"
Aku segera memakai pakaian ku dan keluar dari kamar mandi. Aku segera merapikan rambut ku dan berjalan ke ruang makan bersama Zayn.
"Maaf terlambat"
Ucap ku sambil terus berjalan menuju meja makan.Aku segera menarik kursi kosong dan duduk di atasnya. Begitu pula dengan Zayn. Dia duduk di samping ku. Aku membantu Mom menyiapkan makanannya. Kemudian kami mulai makan bersama.
Aku berusaha memakan sup yang berada di depan ku. Tapi itu terasa begitu sulit. Dan ini semua salah ku. Coba saja jika aku tidak melamun saat memasak tadi. Pasti jari ku tidak akan terluka dan aku sudah kenyang sekarang.
"Kenapa tangan mu?"
Tanya Zayn."Terkena pisau saat memasak tadi. Dan itu membuat ku sedikit kesusahan untuk menyendok sup ini!"
"Kau memang selalu menyusahkan!"
Kemudian Zayn mengambil mangkuk sup itu. Dia menyendok supnya dan mengarahkannya kedepan mulut ku. Apa yang dia lakukan? Apa dia ingin menyuapi ku? Yang benar saja? Kenapa harus di suapi? Aku bisa kok makan sendiri.
"Tunggu apa lagi? Cepat makan!"
"Tidak! Aku bisa makan sendiri"
"Jangan keras kepala"
Aku hanya diam dan memakan suapan yang Zayn berikan. Ini tidak buruk,aku suka melihat ekspresinya Zayn saat menyuapi ku.
"Lou! Maukah kau menyuapi ku?"
Ucap kak Eleanor sambil melirik kami.Apa-apaan ini? Apa dia menyindir ku? Ya tuhan! Sekarang semua orang menatap kami. Aku yakin wajah ku sudah memerah sekarang.
"Kenapa kalian melihat ku seperti ini? Tangan ku terkena pisau tadi,dan aku kesusahan untuk menyendok makanan. Jadi Zayn menyuapi ku"
Ucap ku panjang lebar."Kami tidak menanyakan itu me"
Ucap Liam. Dan itu berhasil membuat pipi ku semakin memerah sekarang. Aku sempat mendengar tawa Zayn yang tertahan. Aku langsung menatapnya tajam dan dia hanya menaikkan satu alisnya.**
Ya ampun!! Cerita gue eror gak?? Soalnya kmarin gw udah nulis,trs tiba-tiba ilang.. Ya udah deh,gw nulis lagi dari awal! Maaf klo ceritanya berantakan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Once In a Lifetime // Zayn Malik
FanficCerita ini menceritakan tentang pernikahan antara pengusaha kaya yang bernama Zayn Malik,dengan seorang Dokter cantik yang bernama Ameta Ansel.