15*

898 46 5
                                    

Zayn menidurkan istrinya di ranjang. Tak henti-hentinya ia mencium dan menghelus wajah memar istrinya tersebut. Dia sangat marah pada dirinya sendiri. Bukankah seharusnya dia yang menjaga Ameta? Lalu bagaimana bisa ini terjadi? Dia merasa sangat bersalah karena kejadian tersebut. Ia terus memeluk tubuh lemas Ameta. Ia tak ingin kehilangan dia lagi.

"Zayn,pakaian mu basah. Lebih baik,ganti pakaian mu"
Ujar Ameta.

"Kenapa kau pikirkan aku? Coba lihat diri mu sendiri. Pakaian mu juga basah,dan wajah mu-"
Zayn tidak melanjutkan kalimatnya.

Zayn memeluk Ameta sambil mencium rambutnya berulang-ulang. Air matanya tak dapat dibendung lagi. Tapi ia segera menghapusnya sebelum Ameta tau jika ia menangis.

"Maafkan aku"
Ujar Zayn lirih.

"Ini bukan salah mu Zayn"

"Ini salah ku. Aku tidak bisa menjaga mu. Kau seperti ini karena ku. Seharusnya aku mengawasi mu. Tapi bagaimana aku bisa lalai? Dan seharusnya aku bisa menemukan mu sebelum kau dihajar oleh pria itu"

"Berhenti menyalahkan diri mu sendiri Zayn. Sekarang aku bersama mu. Aku sudah aman sekarang"

"Baiklah,sekarang ganti pakaian mu. Aku tak mau kau kedinginan. Atau kau mau jika aku yang mengganti pakaian mu?"
Goda Zayn.

"Zayn! Aku bisa mengganti pakaian ku sendiri. Aku baik-baik saja"
Ujar Ameta.

Kemudian ia beranjak dari tempat tidur,dan segera mengganti pakaiannya dikamar mandi.

Tak butuh waktu lama,Ameta sudah keluar dari kamar mandi.

"Zayn,sekarang kau yang ganti pakaian mu"
Ujar Ameta.

Zayn hanya mengangguk,dan segera kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Selama Zayn mengganti pakaian,Ameta membersihkan lukanya dengan obat yang ia punya. Walaupun lukanya sangat sakit jika bersentuhan dengan tangan. Akan tetapi ia terus membersihkannya. Ia juga sangat hati-hati dengan lukanya itu. Ia tak ingin jika lukannya semakin sakit.

"Sakit ya?"
Ujar Zayn sambil duduk disamping Ameta.

"Lebih baik"
Jawab Ameta sambil mengembalikan obatnya di Almari.

"Tidurlah. Aku akan menemani mu"
Ujar Zayn sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Ameta hanya tersenyum dan ikut merebahkan tubuhnya disambing Zayn. Zayn segera memeluk tubuh istrinya erat. Kemudian mereka mulai masuk ke dunia mimpi masing-masing.

***

Harry menyeruput kopinya di depan jendela. Ia mengamati pembangunan yang hampir selesai. Rasanya bangga jika pekerjaannya selesai hanya dalam beberapa hari. Dan ia juga sangat senang. Jika pekerjaannya sudah selesai,ia akan kembali ke London dan bertemu lagi dengan kekasihnya Taylor. Harry sanggat merindukan senyuman gadis itu.

"Har,apa aku menganggu?"
Ujar Zayn sambil membuka pintu kamar Harry.

"Oh,Zayn. Masuk saja"
Jawab Harry.

"Apa kau baik-baik saja? Apa yang dilakukan keparat itu?"
Ujar Zayn yang sekarang sedang berdiri di samping Harry

"Mana berani dia macam-macam dengan ku. Semalam aku dibantu polisi"

"Apa?! Kau melapor ke polisi?"

"Tentu Zayn"

"Dasar bodoh! Sudah ku katakan. Jangan lapor kepada polisi! Bagaimana jika Ameta kenapa-napa semalam?"

"Yang penting sekarang kakak baik-baik saja kan. Lagi pula,jika aku meminta uang sebanyak itu kepada petugas keuangan Hotel,mana di izinkan?"

"Kau benar juga. Terimakasih Har"

Once In a Lifetime // Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang