16*

564 34 9
                                    

Author P.O.V

Zayn sudah kembali kekamarnya tepat pukul 8 malam. Dan dengan senang hati ia segera mencium gemas pipi istrinya. Tapi sayangnya Ameta terus menjauh,dan itu membuat Zayn kebinggungan.

"Ameta,ada apa dengan mu?"
Tanya Zayn.

"Tanyakan saja pada diri mu sendiri"

"Kau marah?"

"Tentu aku marah. Itu salah mu Zayn! Memangnya wanita itu harus tau segala tentang urusan pribadi kita? Jika itu tidak perlu diberitaukan,kau jangan beritau dia!"
Ujar Ameta dengan tergesa-gesa.

"Hey,apa yang kau maksud? Wanita siapa? Dan urusan pribadi apa?"

"Jangan bertingkah bodoh malik! Kau tak bisa bohong pada ku. Tadi wanita itu menemui ku,lalu dia bilang bahwa kau bilang padanya jika aku baru saja diculik dan dipukuli! Sangat memalukan!"

"Apa yang kau maksud Emma? Aku tidak bilang apa pun padanya tadi. Bahkan saat bertemu dengannya,aku sanggat terburu-buru. Jadi aku tidak mengatakan apa pun"

"Lalu darimana dia tau heh?! Apa penculik itu kabur dari penjara kemudian mengatakan segalanya pada wanita itu?!"

"Aku tidak berbohong Me,aku memang tidak-"

Kalimat Zayn terhenti saat Harry membuka pintu kamarnya sambil memanggil namanya.

"Harry?"
Ujar Ameta lirih.

"Halo kak,maaf mengganggu. Aku ada urusan penting dengan kalian"
Ujar Harry.

"Ada apa Har?"
Tanya Zayn.

"Zayn,tadi polisi menelfon ku. Dia bilang bahwa penculik itu terus memanggil nama mu seperti orang gila. Dan polisi memohon agar kau menemui mereka"

"Apa lagi mau keparat itu?!"
Ujar Zayn geram.

"Sudahlah Zayn. Kita harus segera ke kantor polisi sekarang"

"Aku ikut!"
Ujar Ameta sambil mengenakan jacket kulitnya.

"Tidak! Kau tetap dirumah"
Jawab Zayn cepat.

"Kenapa Zayn?! Aku ingin menemui penculik itu!"

"Tidak Me. Di luar sanggat dingin. Kau bisa sa-"

"Zayn! Aku ikut!"
Ujar Ameta nemotong kalimat Zayn. Dan detik berikutnya ia keluar dari kamar,dan menuju parkir mobil.

Harry dan Zayn hanya saling menatap mata satu sama lain. Kemudian Harry tiba-tiba tertawa keras. Dan Zayn semakin kesal sekarang.

"Kau mentertawakan ku heh?!"
Ujar Zayn.

"Sudahlah Zayn! Kita pergi sekarang"
Jawab Harry sambil menarik tangan kakaknya keluar dari kamar.

Sesampainya Zayn dan Harry didepan mobil,mereka langsung mendapati Ameta yang sudah duduk di kursi belakang dengan kepalanya yang keluar melalui jendela mobil.

"Kenapa lama sekali heh?! Aku sudah lama menunggu kalian!"
Ujar Ameta.

Sedangkan Harry hanya tersenyum kemudian duduk di kursi pengemudi. Dan diikuti Zayn yang duduk disamping Harry.

***

Zayn P.O.V

Kami sudah sampai di penjara kota New York. Harry sudah masuk terlebih dahulu. Sedangkan aku menunggu Ameta yang terlihat ragu untuk memasuki penjara tersebut. Aku memegang erat tangannya,dan begitu pula sebaliknya.

Aku tau kenapa dia ragu untuk masuk. Dan itu tentu saja karena dia masih takut jika keparat itu kembali menyakitinya.
Dia mempererat genggamannya saat pria itu sudah di depan kami.

"Akhirnya kau datang"
Ujar pria itu sambil tersenyum sinis.

"Apa mau mu?"
Tanya Harry.

"Aku ingin keluar dari tempat ini,dan memasukkan penjahat yang sebenarnya kedalam penjara"
Jawab pria itu.

"Apa maksud mu? Tentu saja kau penjahat yang melukai ku beberapa hari yang lalu! Aku masih menginggat dengan jelas wajah mu!"
Ujar Ameta.

"Maaf nona,tapi sebenarnya aku tidak ingin melukai gadis cantik seperti mu. Tapi sayangnya seseorang telah memaksa ku untuk melakukannya"

"Siapa yang kau maksud?! Katakan dengan jelas!"
Ujar ku yang sudah tidak tahan dengan semua omong kosongnya.

"Tenang dulu tuan. Aku hanya mengatakan kebenaran. Aku ingin penjahat yang sebenarnya juga ikut menjalani hukuman bersama ku."

"Katakan dengan jelas. Apa yang kau maksud"

Penjahat gila itu justru tertawa tidak jelas.

"Kau bahkan mengenal orang itu tuan "
Ujar pria itu disela-sela tawanya.

***
Sorry lama bngt ga update. Sekali update, cuma dikit wkwk. Maklum lah. Author lagi pusing kuliah :"

Once In a Lifetime // Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang