edited by August 2nd, 2018
Harus kuakui, buku ini adalah buku terpanjang dan tersulit untuk ditulis (juga di-edit) dalam sejarah seri Forewood Kingdom. Barangkali karena genre yang sedikit berbeda atau sudut pandang yang berbeda.
Cerita ini ditulis dari 19 Maret 2015 hingga Agustus 2016—sekitar setahun lebih—tapi baru disunting tahun 2018. Aslinya, plot buku ketiga ini sangat berantakan—bahkan setelah di-edit pun masih agak berantakan. Karena itu aku memohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan selama membaca buku ini, maupun atas kesalahan yang muncul dan kata-kata yang menyinggung. Seluruhnya sama sekali bukan kesengajaan. Kritik dan saran sangat diterima dan disambut dengan tangan terbuka :)
Selanjutnya, bagian yang terpenting: terima kasih telah membaca. Aku sangat, sangat berterimakasih atas seluruh votes yang diberikan untuk cerita ini, hingga komentar-komentar yang muncul, sungguh kuhargai sebesar-besarnya. Bahkan jumlah reads yang ada sudah cukup untuk membuatku berjingkrak kegirangan. Semua dukungan ini membuatku sangat senang.
Jadi, TERIMA KASIH SEBESAR-BESARNYA :D
Maaf untuk epilog yang agak terlalu dramatik dan plot yang terasa konyol. Percayalah, ending buku ketiga ini akan masuk akal di buku-buku selanjutnya, terutama buku terakhir ;)
Maka aku persembahkan buku keempat dari serial Forewood Kingdom:
Forewood Kingdom: Princess Ashley | Buku Empat dari Kisah Forewood Kingdom
Ashley tidak pernah siap saat hidupnya mengalami tikungan tajam.
Ashley yang dulu tidak akan pernah menduga bahwa ia akan menjadi seorang putri kerajaan. Setelah ayahnya tewas dalam perang keempat, Sang Ratu mengadopsinya sebagai adik. Pengangkatannya ke dalam keluarga kerajaan itu menuai banyak kontroversi, mengorbankan rasa percaya dirinya yang semakin hancur berantakan.
Masalah dan tekanan yang dialaminya sudah cukup banyak saat Austen Lewis memutuskan untuk muncul dalam hidupnya.
Kekosongan dalam diri pemuda itu menarik rasa ingin tahunya, membuatnya terus-menerus mendekat tanpa disadarinya. Toh percuma saja ingin menjauh, takdir selalu punya cara membawa mereka mendekat. Ashley ingin membantu Austen tanpa tahu bagaimana, meski masalahnya sendiri sudah cukup banyak.
Entah apa yang harus dilakukannya.
Tikungan tajam hanya berarti dua hal: jatuh, atau bertahan.
***
07/08/2016 (original end note yang agak penting)
Terima kasih, terima kasih, terima kasih sebesar-besarnya! Membaca sesuatu tidak penting hingga sejauh ini adalah hal yang sangat perlu kuapresiasi. Aku serius. Ini tidak terlalu penting.
Setelah selesai menulis epilog Rex yang agak terlalu dramatik itu, yang mana aku minta maaf akannya, aku harus mengatakan sesuatu: bahwa Stone of Moon bukan-lah tentang Lisa atau Rex.
Memang, dua orang itu adalah tokoh utamanya, itulah mengapa mereka adalah Prolog dan Epilog, tetapi fokus utama buku ketiga ini adalah Stone of Moon. Batu Bulan, Moon, struggle yang dialami Lisa dalam memiliki batu bulan itu, dan kesulitan Blades dalam menemukan pecahan lain batu bulan.
Tentunya aku sangat bersyukur dengan kalian semua yang sudah membaca hingga di baris ini, saat kalian bisa dengan mudah melewatinya, tapi karena kalian sudah berada di sini, aku sekali lagi mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Kuharap kalian tidak bosan akan ucapan terima kasih karena semua dukungan ini memang sangat berharga untukku dan ucapan terima kasih adalah satu-satunya cara aku bisa mengapresiasi kalian semua, reads, votes, dan comments yang diberikan.
Terima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Forewood Kingdom: Stone of Moon [3]
FantasyHidup tenang sebagai pelayan kerajaan merupakan kebahagiaan bagi Elisa Venelope Darkbrown. Bahkan meski kakaknya, Alize, sudah tewas dalam perang tanpa menyisakan tubuh untuk dikuburkan. Tapi ketenangan itu harus berakhir saat salah seseorang - atau...