Chapter 4 : Art Exhibition
Wajah cantik itu merengut kesal, ditendanginya kerikil yang menghalangi jalannya. Masih teringat percakapannya semalam dengan Itano, Itano membicarakan hal tak penting yang membuat muak.
"Kau akan menyesal, dia mencarimu ke seluruh tempat karena dia tergila-gila padamu." ejek Itano.
"Kenapa kau membicarakan itu, baka." kesal Miyuki.
"Haha, dia itu tulus mencintaimu. Terima saja." kata Itano.
"Urusai, kau teme." intonasi Miyuki meninggi.
"Hei, jangan salahkan aku. Kau sendiri sudah dua hari tak menghubungiku." Itano mulai kesal.
"Oh gomen, kau tahu aku sibuk dengan temanku disini." ucap Miyuki menyeringai.
"Oh baiklah, hubungan kita berakhir." tukas Itano.
Miyuki tersenyum puas, sahabatnya memang selalu begitu jika tau kalau dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan temannya yang lain. "Oh ya Miyu, aku mengatakan padanya kalau kau sekarang ada di Paris, dia akan segera menyusulmu." dan senyum Miyuki mengendur.
**
"Miyuki, tunggu." teriak suara feminim itu.
Miyuki menoleh dan mendapati Mireille berlari ke arahnya. Napasnya terngah-engah seperti baru saja selesai lari maraton. Miyuki heran melihat Mireille.
"Hah...hah..kau..aku..." Mireille berbicara dengan napas tak teratur, "akuh..memanggilmu darih tadi, hah..hah." Mireille mulai mengatur napasnya, dia tersiksa sekali seperti orang kena penyakit asma.
"Aku tak mendengarmu, ah aku melamun tadi." ucap Miyuki tanpa merasa bersalah.
"Kau tak meminta maaf sudah membuatku kehabisan napas?" tanya Mireille.
"Tidak, bukan aku yang salah." Miyuki melanjutkan jalannya, Mireille pun mengikutinya.
Mereka berdua berjalan beriringan, tak ada percakapan apapun diantara mereka. Pagi ini mood Miyuki sedang buruk, Itano memang mood breaker. Mireille mencoba memulai percakapan tetapi hanya ditanggapi oleh angin.
"Kita ke ruang seni rupa, ya." pinta Mireille dan menepuk lengan Miyuki.
"Oh..eh untuk apa?" Miyuki tersentak dan menjawab seadanya.
"Akan ada pameran dan bazaar. Kau harus melihatnya dan aku yakin kau akan jatuh cinta dengan karya mereka." kata Mireille bangga.
"Aku tak tertarik dengan seni rupa." ujar Miyuki.
"Oh darling ayolah, kita hanya melihat-lihat, oke?" bujuk Mireille. Miyuki memutar bola matanya bosan, mau tak mau dia mengikuti Mireille.
Ruang pameran itu masih sepi, tak banyak orang disana. Mireille menolehkan kepala seperti mencari seseorang, tetapi kemudian Mireille mendesah kecewa. Miyuki menatap Mireille seakan bertanya 'ada apa' dan Mireille hanya mengangkat bahunya.
Mireille mengajak Miyuki ke sebuah ruangan, ruangan itu terlihat nyaman dan ada kaca besar yang menempel pada dinding. Miyuki menebak ini adalah ruangan menari.
"Well, ini ruangan untuk menari." ujar Mireille seakan dapat membaca pikiran Miyuki.
"Ruangan menari? Kau bilang disini hanya ada 5 jurusan seni." kata Miyuki.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Will be Yours
Storie d'amoreMenjadi seorang model adalah impiannya dan Paris akan menjadi kota yang mewujudkannya. Dalam perjalanannya menjadi seorang model, dia bertemu dengan seorang penguasaha muda yang umurnya tak jauh beda darinya. Pertemuan mereka berakibat tumbuhnya per...