Sweet Couple

86 11 5
                                    

Chapter 5 : Sweet Couple

Siang itu matahari dengan garangnya memancarkan energi yang membuat manusia berkali-kali mengusap wajahnya dengan sapu tangan atau tisu. Panasnya terasa memanggang bumi yang tak lama lagi akan gosong. Polusi udara pun kian meningkat, tetapi tak ada yang mempedulikannya karena tak lama lagi musim akan berganti. Ya, ini sudah memasuki puncak musim panas di Tokyo. Sebentar lagi Tokyo akan dipenuhi bunga sakura yang mekar sekali dalam setahun. Musim semi memang musim favorit bagi sebagian banyak orang, terutama perempuan.

Udara yang panas memang tak menghentikan semua orang melakukan aktivitasnya. Seperti yang terlihat di Todai*, banyak mahasiswa yang masih sudi keluar rumah untuk menimba ilmu. Mengobrol, bercanda, belajar, berdiskusi, atau hanya sekedar tidur karena pada jam ini tak ada jadwal kuliah. Seorang gadis sedang membaca novelnya di kursi dekat pohon, saking asyiknya hingga dia tak menyadari kehadiran seseorang yang sedang mengamatinya.

"Serius sekali sampai kau mengabaikanku." Ucap pemuda itu kemudian duduk di sebelah gadis itu tanpa diminta.

"Ozaki?" Gadis itu terlihat kaget dengan kedatangan pemuda itu.

"Tak perlu begitu, kau jadi jelek." Ozaki mendengus mendapati gadis itu masih membelalakkan matanya.

Gadis itu mencibir, "Siapa suruh kau datang tanpa memberitahu."

Ozaki terkekeh kecil dengan kelakuan gadis itu yang menurutnya manis. Dia selalu menyukai ekspresi gadis itu saat sedang kesal.

"Nagisa, kau ada janji malam ini?" Tanya Ozaki yang langsung mengilangkan wajah sebal gadis itu.

"Emm.. tak ada. Nande*?" Tanya Nagisa yang menatap Ozaki penasaran.

"Bagaimana kalau kita makan malam berdua?" Tanya Ozaki meminta pendapat Nagisa.

"Kau mau mengajakku kencan?" Nagisa tersenyum miring mengetahui ajakan kencan implisit Ozaki.

"Jawab saja!" Seru Ozaki dengan semburat merah kecil di pipinya.

Nagisa tertawa melihat rona merah itu walaupun tak jelas. Nagisa tahu Ozaki menahan malu untuk ini, tapi siapa sangka pemuda yang selalu ramah bisa malu.

"Baiklah. Eh tapi kenapa tiba-tiba?" Tanya Nagisa setelah menghentikan tawanya.

"Apa salah mengajak kekasihnya untuk makan malam?" Dan kini rona merah yang muncul di pipi Nagisa - ah bukan, tetapi seluruh wajah sudah memerah.

Ozaki menyeringai melihat wajah kekasihnya yang memerah. Selalu seperti ini, Nagisa akan memerah bila diingatkan tentang statusnya dengan Ozaki. Kadang Ozaki menggeleng pelan, sudah 2 tahun mereka berpacaran tetapi Nagisa masih merasa mereka baru berpacaran kemarin sore.

"Mo..mo.. Ozaki-kun*, jangan katakan hal itu di depan umum. Aku malu." Ucap Nagisa yang masih belum menghilangkan semburat merahnya sambil memukul pelan lengan Ozaki.

"Aku akan menunggumu di tempat parkir setelah jam kuliah selesai." Kata Ozaki mengelus pelan kepala Nagisa dan berlalu pergi.

Nagisa membereskan buku-bukunya dan dimasukkan ke dalam tas. Dia sudah terlambat 15 menit karena dosennya menahan mereka untuk mengerjakan soal dan harus dikumpulkan hari ini. Cepat-cepag dilangkahkan kakinya dan berlari menuju tempat parkir mengabaikan panggilan temannya.

Ozaki melipatkan tangannya di depan dadanya. Sesekali dia melihat jam tangannya dan berdecak. Benar apa kata orang, menunggu itu memang menyebalkan. Ozaki berniat kembali masuk ke kampus sebelum dia berhenti dan melihat gadis yang ditunggunya berada di kejauhan. Ozaki bernapas lega, dia tak perlu menunggu lebih lama lagi.

"Ozaki-kun, gomennasai*." Nagisa masih berusaha mengatur napasnya.

"Kau terlambat 15 menit, hime*." Ozaki mendengus pelan.

I Will be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang