Chapter 9 : Magic Smile
Seorang gadis tengah berbicara sendiri di kamar bernuansa biru laut. Cara bicaranya terlihat kasar dan kesal. Sesekali ia menekankan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Umpatan kekesalan meluncur bebas. Puncaknya adalah dibantingnya ponsel ke kasur sampai memantul ke atas.
"Sial, kenapa tidak ada yang mau keluar?"
Itano memandang ke arah jendela kamarnya. Sepintas ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi. Ingin sekali ia bisa keluar rumah, tetapi teman-temannya tidak berada di pihaknya.
"Miyuki, gara-gara kau, aku kesepian seperti ini." Ucapnya sendu.
Itano berjalan menuju meja belajarnya. Terdapat laptop disana diantara kumpulan buku sekolahnya. Ia duduk dan membuka laptopnya. Ditekannya tombol power di atas keyboard laptop. Ia berencana streaming acara komedi. Persetan dengan teman-temannya dan acara keluar rumah.
Laptop yang telah menampilkan gambar wallpaper terganti. Layar muncul halaman awal web yang tersambung internet. Itano mengetik judul acara komedi di mesin pencarian. Matanya menelusuri tiap judul acara yang menurutnya menarik. Di kumpulan judul terselip judul yang membuatnya penasaran. Gadis Jepang Tembus Majalah Remaja Populer Prancis, begitulah tulisannya. Tulisan itu diklik dan memunculkan artikel yang memuat berita itu.
"Siapa gadis Jepang yang beruntung?" Gumamnya.
Matanya terbeliak begitu melihat foto sampul majalah. Disipitkannya matanya untuk mempertajam penglihatannya.
"Miyuki?"
**
Audisi pemilihan pemeran film remaja sudah berakhir. Para kru membereskan peralatan yang masih berserakan. Hari sudah beranjak malam. Miyuki menunggu di luar ruangan audisi dengan berdiri menyandar tembok. Matanya menengok jam tangan yang menunjukkan pukul 18.17 waktu Paris.
"Lama sekali."
Miyuki beranjak dari tempatnya untuk menunggu di lantai bawah.
"Kau tega sekali." Mirei menggerutu pelan sambil merapikan dress-nya yang kusut.
"Kau lama, aku benci menunggu."
"Maafkan aku, ada sedikit urusan tadi." Mirei menunjukkan raut muka bersalah pada Miyuki. Miyuki jengah melihatnya dan memutar bola matanya bosan.
"Sudahlah, aku lapar. Apa kau tidak lapar?" Tanya Miyuki.
"Iya, perutku sudah sakit. Di dekat sini ada kafe. Kita kesana?"
"Apa saja yang penting laparku teratasi." Miyuki mengerling jahil. Mirei tertawa melihat tingkah Miyuki. Ia tahu nafsu makan Miyuki terlalu besar untuk ukuran seorang model. Yang membuatnya heran kenapa perutnya tak menyimpan banyak lemak.
Kafe yang tak jauh dari gedung Scholasthics Entertainment tampak minimalis dari luar. Cahaya lampu yang mulai menyala memperlihatkan bagian dalam kafe dari kaca besar di samping pintu masuk. Miyuki dan Mireille masuk ke dalam kafe dan semakin terlihatlah desain interior kafe yang indah. Desain kafe memadukan desain klasik dan modern. Mereka mengambil tempat di dekat kaca besar. Seorang pelayan menghampiri dengan membawa buku menu dan notes.
"Silahkan, nona. Anda ingin pesan apa?" Tanya pelayan yang sudah siap dengan notes dan bolpoinnya.
Miyuki melihat daftar menu makanan dan minuman. Semua menu adalah makanan khas Perancis. Miyuki kebingungan memilih menu. Pasalnya dia tidak tahu kuliner Perancis, yang dia tahu hanya Croissant dan Crepes yang sudah populer di berbagai negara.
"Mirei, makanan apa yang enak disini?"
"Banyak, kau bisa memilih salah satu."
"Aku tak tahu banyak soal makanan disini. Aku ingin sup."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Will be Yours
RomanceMenjadi seorang model adalah impiannya dan Paris akan menjadi kota yang mewujudkannya. Dalam perjalanannya menjadi seorang model, dia bertemu dengan seorang penguasaha muda yang umurnya tak jauh beda darinya. Pertemuan mereka berakibat tumbuhnya per...