Chapter 1 : Paris, My Dream
Langkah kaki yang terseok memenuhi sepanjang jalan. Jalanan yang sepi dan hari yang mulai gelap membuat kesan seram, tetapi itu tak berpengaruh apapun pada manusia itu. Wajahnya tidak menampakkan ketakutan, yang terlintas adalah wajah kusut dan lesu menunduk menatapi jalanan yang dilewatinya. Langkahnya terhuyung seperti orang mabuk, tetapi ia tidak mabuk. Sama sekali.
"Aku rindu kasurku,". Itulah gumaman yang terdengar dari bibir manisnya. Tangannya juga sudah mulai menutup mulutnya yang terbuka lebar.
Langkah kakinya terhenti di depan sebuah gerbang bercat putih. Seorang penjaga rumah yang menyadari kehadirannya bergegas membuka pintu gerbang, takut-takut orang itu akan marah jika dirinya telat membuka pintu gerbang. Setelah dibukanya, dia segera masuk dan berjalan menuju sebuah rumah minimalis namun terlihat mewah dan elegan. Pintu rumah itu dibuka, menghasilkan suara deritan, ah tidak, pintu itu masih bagus, bahkan sangat bagus. Namun suara yang dihasilkan mampu membuat seseorang yang datang dari ruang tengah berjalan menghampiri pintu.
"Kau sudah pulang, imouto?" tanya orang itu yang ternyata adalah kakaknya dengan pandangan heran. Si adik yang ditanya hanya diam, tidak berniat sedikitpun menjawab pertanyaan kakaknya. Ia lelah, tak sabar ingin segera masuk ke kamarnya, menjelajahi dunia mimpi yang menyenangkan, melepaskan penat yang mendera, menghilangkan bebab pikiran. Ah nikmatnya.
"Imouto, daijoubu ka?"suara kakaknya memecahkan lamunannya. Kuso! Rutuknya dalam hati.
"Onii-san, aku ingin tidur." Ucapnya ketus, meninggalkan kakaknya yang melongo menatap adiknya yang berlalu menuju lantai dua dimana kamarnya berada.
Dibukanya pintu kamarnya, "Tadaima, my bed."
Dering ponsel membangunkan seseorang dari tidur panjangnya. Seorang gadis bangun dengan penampilan kusut dan berantakan. Miyuki, nama gadis itu pun duduk dari ranjangnya. Putri bungsu yang lahir di keluarga Hanazono 18 tahun yang lalu adalah penyuka warna ungu dan memiliki seorang aniki bernama Hanazono Ozaki. Miyuki melirik jam yang menempel di dinding, pukul tujuh malam, batinnya. Dia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, badannya terasa lengket dan membuatnya tidak nyaman.
"Miyu-chan, sudah waktunya makan malam. Cepat bangun." Terdengar suara Ozaki di balik pintu kamarnya.
"Sebentar lagi." Teriak Miyuki dari dalam kamarnya berharap kakaknya mendengarnya.
"Baiklah, aku tunggu di bawah." Ucap Ozaki kemudian.
Makan malam berlangsung dengan tenang dan khidmat, hanya dentingan peralatan makan yang terdengar nyaring di meja makan. Keluarga Hanazono memang sangat menjunjung tinggi etika ketika sedang makan.
"Miyuki, bagaimana ujianmu, Nak?" tanya nyonya Hanazono yang baru saja menyelesaikan acara makannya.
"Semuanya baik, kaasan." Jawab Miyuki dengan suara lirih.
"Hontou ni?" tanya ibu Miyuki yang tidak percaya dengan jawaban anaknya.
"Hontou ni daijoubu, kaasan." Ujar Miyuki berusaha meyakinkan ibunya.
"Tapi. . ." perkataan ibu Miyuki terpotong oleh ucapan sang kepala keluarga.
"Bicaralah di ruang tengah." Ujar ayah Miyuki sambil berlalu menuju ruang tengah.
Mereka bertiga mengkuti langkah lelaki paruh baya itu. Ozaki melirik Miyuki dari ekor matanya, wajahnya tampak lesu sedari siang. Apa yang sedang dipikirkannya, ingin ia menanyakan apa yang terjadi pada imouto kesayangannya, tetapi diurungkannya.
Keluarga Hanazono berkumpul di ruang tengah, duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu. Ayah Miyuki duduk di sofa menghadap seluruh anggota keluarganya, menatap satu persatu wajah yang ada di depannya, dan ditemukanlah bahwa wajah putrinya nampak lesu.
![](https://img.wattpad.com/cover/53682210-288-k135730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will be Yours
RomanceMenjadi seorang model adalah impiannya dan Paris akan menjadi kota yang mewujudkannya. Dalam perjalanannya menjadi seorang model, dia bertemu dengan seorang penguasaha muda yang umurnya tak jauh beda darinya. Pertemuan mereka berakibat tumbuhnya per...