5

7.5K 502 6
                                    

"Aku pulang!"

Madison langsung berlari kearahku sesaat setelah aku membuka pintu apartemennya. Apa yang salah dengannya? Aku menutup kembali pintu yang berada di belakangku.

"Alexis! Oh Tuhan, aku sangat senang kau sudah pulang!"

Aku mengernyitkan dahiku. "Ada apa?"

"Aku lupa mengerjakan tugas akhirku! Kau ingat saat aku memberitahumu jika aku harus mewawancarai seorang pengusaha, pemimpin perusahaan atau apapun itu?"

Satu hal yang tidak kusukai dari Madison adalah ia orang yang mudah sekali melupakan sesuatu. Jika kau masuk kedalam kamarnya, kau akan menemukan beberapa notes yang terpajang di dinding kamarnya.

"Kau melupakan tugas akhirmu?" Tanyaku.

"Aku tahu itu sangat bodoh tapi bisakah kau membantuku?" Tanyanya.

Aku menghela napas panjang. "Jadi siapa yang akan kau wawancarai?"

"Aku tidak tahu," Gumamnya dengan suara yang pelan.

Aku terdiam sejenak.

"Oh! Aku tahu!" Ucapnya seraya menjentikkan jemarinya. "Justin Bieber! Kau tahu, CEO muda dan tampan itu? Perusahaannya tidak jauh dari sini bukan?"

"Tapi kau harus membuat janji sebelumnya jika kau ing—"

Ia memotong ucapanku. "Itu tidak penting," Gumamnya. "Kita akan memikirkan soal itu nanti,"

Ia menarik lenganku begitu saja. Ia membawaku keluar apartemen dengan tergesa-gesa lalu menghentikan sebuah taksi. Perusahaan Justin tidak terlalu jauh dari apartemenku. Kurasa dalam 30 menit kami baru akan sampai.

Selama di perjalanan Madison sibuk berkutat dengan selembar kertas putih dan pulpennya. Ia tengah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan ia tanyakan pada Justin.

"Apa menurutmu pertanyaan ini bagus?" Tanyanya untuk yang kesekian kalinya.

"Itu pertanyaan yang bagus,"

Taksinya berhenti tepat di sebuah gedung megah yang tidak asing untukku. Sebuah tulisan yang cukup besar terpampang di depan gedung megah ini,

Bieber Enterprises Holdings Inc.

Aku dan Madison langsung di sambut oleh seorang wanita ketika kami masuk kedalam gedungnya.

"Kami ingin bertemu dengan Ju- maksudku Mr. Bieber."

"Apa kalian sudah membuat janji sebelumnya?"

"Belum tapi ini sa—"

Wanita itu memotong ucapan Madison. "Kau harus membuat janji sebelumnya, Nona."

"Tapi ini sangat penting. Kumohon. Hanya bebe—"

"Tidak bisa,"

"Tapi temanku harus bertemu dengan Mr. Bieber saat ini juga," Ucapku.

"Kalian bisa membuat ja—"

"Ada apa Debby?" Aku mengenali suara itu.

"Ada yang ingin bertemu denganmu Mr. Bieber." Gumam wanita ini. "Tapi mereka belum membuat janji sebelumnya,"

Aku menolehkan kepalaku kebelakang. Ia ada disana. Matanya bertemu dengan mataku selama beberapa detik.

"Biarkan mereka masuk ke ruanganku," Ucap Justin sembari berjalan menuju lift.

"Tapi kau mempunyai meeting 15 menit lagi,"

"Undur jam meetingnya," Ucapnya sebelum ia masuk kedalam lift.

Lie About Us | Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang