13

5.8K 458 5
                                    

"Selamat bekerja kembali Alexis,"

"Terima kasih Max,"

Max memberikan sebuah pelukan singkat padaku. "Bagaimana dengan cuti mu? Menyenangkan?"

Aku tersenyum. "Sangat menyenangkan,"

"Aku senang bisa melihatmu lagi," Gumamnya.

"Aku juga senang bisa kembali bekerja," Ucapku. "Aku merindukan tempat ini,"

"Cody pasti akan senang bila ia melihatmu,"

"Benarkah?"

"Ia selalu membicarakanmu saat kau mengambil cuti,"

"Apa yang ia bic—"

"Alexis!"

Kepalaku menoleh kebelakang, tepat kearah pintu masuk kedai. Cody dan seorang... Wanita? Ia berjalan kearahku dengan wanita itu di sampingnya.

"Kau kembali bekerja?" Tanyanya.

"Cuti ku sudah habis,"

Ia membawaku ke pelukannya. "Aku senang bisa melihatmu kembali,"

Bukankah kemarin aku menginap di rumahnya? Ia melepaskan pelukannya. Aku menoleh kesamping, dan Max sudah tidak ada disana. Itu adalah obrolan terlamaku dengannya.

"Alexis, perkenalkan ini Sophia. Ia yang menggantikanmu saat kau sedang cuti," Ucap Cody.

Ia menjulurkan tangannya. "Sophia,"

"Alexis," Gumamku seraya menjabat lengannya.

Ia terlihat sangat cantik dengan rambut ikal, pipi merah muda dan mata birunya. Kurasa usianya tidak terpaut jauh denganku.

"Aku harus pergi ke dapur," Ucap Sophia. "Aku akan menemuimu nanti saat makan siang, Cody. Dan senang bertemu denganmu Alexis,"

"Senang bertemu denganmu juga Sophia," Ucapku sebelum ia meninggalkan aku dan Cody berdua.
Ia akan makan siang dengan Cody? Aku tidak tahu jika ia sedekat itu dengannya?

"Ia sangat manis bukan?" Ucap Cody yang membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku mengangguk. "Ia terlihat sangat cantik,"

"Lebih cantik dari dirimu,"

Aku mengernyitkan dahiku. Apa aku salah dengar? "Apa?"

"Tidak, aku hanya bergurau."

Aku memukul dadanya dengan kepalan tanganku lalu meninggalkannya.

"Hey, aku hanya bergurau Alexis!"

Ia berusaha menyusul langkahku. Aku melipat kedua tanganku di depan dada saat ia berjalan di sampingku.

"Apa kau marah padaku?"

"Tidak," Gumamku. "Untuk apa aku marah padamu?"

"Karena aku mengatakan Sophia lebih cantik darimu,"

"Aku tak masalah. Ia memang lebih cantik dariku,"

Ia menahan lenganku yang membuat langkahku terhenti. "Aku tak bersungguh-sungguh soal itu,"

Aku tersenyum padanya. "Aku tahu," Gumamku. "Sekarang bisakah kita mengakhiri pembicaraan siapa-yang-cantik-dan-siapa-yang-lebih-cantik ini?"

Ia tertawa lalu mengangguk.

"Tapi sungguh Alexis, ia lebih cantik darimu." Gumamnya sebelum ia berlari dariku.

"Cody!"

-

Lie About Us | Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang