When I See You

15.4K 1.3K 103
                                    


Ruka terbangun dari tidurnya. Matanya masih sayu dan dia mulai mengucek-ucek matanya yang masih terasa berat. Ruka merentangkan tangannya ke udara, lalu mengintip kakaknya yang sedang tertidur di kasur atas. Mereka sudah biasa tidur di kasur bertingkat sejak kecil, dan Ruka selalu kebagian tidur di kasur bawah. Berkali-kali dia meminta kakaknya untuk bertukar tempat. Dia ingin sekali tidur di kasur atas, namun kakaknya selalu menolak. Alasan kakaknya dulu adalah : Ruka masih terlalu kecil dan akan jatuh. Tapi sekarang dia sudah besar, dan alasan kakaknya berubah lagi : Gaya tidur Ruka ekstrim, jadi kakaknya takut kasur atas ambruk.

"Kak, bangun...!" Ruka berteriak kencang dan memukul kasur atas, tempat kakak cowok satu-satunya tidur.

"Ntar lagi..!" kakak cowok satu-satunya yang keren itu menggumam. Kakak cowoknya adalah salah satu dari sekian banyak cowok dingin dan kaku yang ada di dunia ini. Ruka sendiri bingung dengan sikap kakaknya itu. Padahal mereka sama-sama cowok, tapi sekalipun mereka tidak pernah bercanda ataupun sekedar curhat. Kakaknya adalah ketua OSIS di sekolah mereka, dan tentu saja di sekolah mereka selalu bersikap seolah tidak saling mengenal. Apa mungkin gara-gara mereka hanya saudara tiri?

Terus terang saja, Ruka sempat iri dengan teman-teman lainnya yang selalu curhat soal kakak mereka yang perhatian, yang bawel, yang ini.. yang itu.. sedangkan Ruka hanya tahu satu hal : kakaknya dingin dan cuek padanya. Beberapa tahun yang lalu ketika usianya masih empat tahun, dia datang ke keluarga ini. Ibunya menikah dengan duda yang telah memiliki anak satu. Cowok, setahun lebih tua darinya. Ibunya meninggal karena kecelakaan, karena itulah dia menjadi anak piatu. Sedangkan Ayah kandung Ruka telah meninggal sejak dia masih kecil. Dia datang ke keluarga ini dengan sambutan yang sangat tidak bersahabat dari kakak tirinya. Hari pertama saja dia sudah membuat Ruka menangis.

"Ntar karaokean, yuk!" tiba-tiba segerombolan cowok merangkulnya di jalan saat dia berangkat sekolah. Ruka lebih memilih berjalan kaki ke sekolah, berbeda dengan kakaknya yang naik motor sportnya. Ayahnya pernah menawarinya untuk membelikannya motor, namun Ruka menggeleng menolaknya. Dia hanya tidak mau kakaknya menganggap Ruka yang cuma numpang itu memanfaatkan kebaikan Ayahnya. Lagipula, jarak rumah dan sekolahnya hanya sekitar sepuluh menit kalau ditempuh dengan jalan kaki. Saat Ayahnya menyuruhnya untuk ikut kakaknya, lagi-lagi dia menolak. Ruka tahu, kakaknya masih belum bisa menerimanya hingga saat ini.

"Ogah, ah..! Tugasku seabrek..!" Ruka menggeleng kencang, menepis tangan teman-temannya dari bahunya. Dia menghembuskan nafas kesal. Mereka bersorak dan mendecih kesal.

"Kalo loe nggak ikutan, nggak bakalan ada cewek kece badai yang ikutan...! Loe itu magnet cewek-cewek, tau nggak?!" mereka kembali memengaruhi Ruka.

"Kenapa aku?" wajah Ruka manyun seketika. Sudah bukan rahasia lagi kalau Ruka selalu jadi pusat perhatian dari orang-orang di sekitarnya, terutama kaum hawa. Kakaknya juga sama, sama-sama menarik perhatian mereka. Namun, yang menjadi daya tarik Ruka bukan wajah keren dan cakep macam kakaknya, tapi lebih ke wajah tipe pangeran seperti dalam manga dan anime. Pangeran yang memiliki wajah lembut dan hampir terlihat seperti cewek cantik.

"Mereka mau ikut kalo loe juga ikut!" salah satu dari mereka menatap Ruka gusar, lalu menjitak kepalanya. Ruka mengaduh kesakitan dan mengelus kepalanya. Dia mendengus kesal dan balik menjitak cowok itu.

"Kenapa lagi-lagi aku yang dijadikan umpan kalian buat gaet cewek?" Ruka melotot. Faril, salah seorang cowok dari gerombolan itu yang sejak tadi diam saja kini mulai mendekat ke arah Ruka.

"Jangan maen paksa, ah! Kalian pada nggak khawatir dia diperkosa sama cewek-cewek? Gue aja kasihan, masa yang agresif malah ceweknya!" Faril tertawa dan kemudian menepuk-nepuk puncak kepala Ruka. Ruka menoleh ke arahnya dan mendecih kesal.

When I see You (ONESHOOT - BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang