BAB VI

1.5K 168 2
                                    

Reyndra POV

Teman-teman ku mengajak untuk ikut futsal. Tapi sebelumnya, kami akan pergi ke Cafe terlebih dahulu.

Sejujurnya aku ingin menolak, tapi tidak enak juga. Akhirnya terpaksa aku tidak pulang sekolah bersama Karisa. Pasti dia sendiri juga sangat senang.

Karena mereka sudah mengajakku sejak kemarin, aku sudah menyiapkan baju juga sepatu fustal tersayang.

Sebelum berangkat, kami semua mengganti baju kami lalu mulai menuju ke Cimit Uye Cafe. Memang nama yang sangat alay, tapi makanannya sangat enak, apalagi minumnya.

Akhirnya kami sampai di Cafe yang ku maksud. Tidak terlalu ramai juga, hanya ada beberapa orang. Baguslah.

Kami duduk dengan di bagi menjadi tiga meja karena kami ada sepuluh orang.

Tidak hentinya kami berbincang sesekali bercanda seraya menghabiskan pesanan kami. Tiba-tiba mata ku tertuju kepada sepasang remaja dengan seragam SMA.

Kaya kenal, pikirku.

Aku membulatkan mata ku sempurna melihat wajah keduanya. Tanpa sadar tanganku sudah mengepal karena kesal.

Tidak henti-hentinya dia merebut semuanya. Aku sudah memperingatkannya. Tapi kenapa dia selalu mengulainya?

Sebenarnya apa salahku kepadanya?

Semenjak ibu ku menikah dengan ayah nya, dia sudah merebut banyak dariku. Dia, Ifandy Satrio Albary. Orang yang sangat ku benci dan sangat aku harapkan untuk lenyap saja dari dunia ini.

Kasih sayang ibu ku, teman-teman ku, bahkan cinta pertama ku sewaktu SMP, selalu saja di ambil olehnya.

Aku berdiri dari kursi, menghiraukan panggilan teman-temanku.

Aku menghampiri mereka berdua. Tanpa pikir panjang, aku meninju pipi nya sampai dia terjatuh dilantai.

"Belum puas kau rebut semuanya?!" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.

"Rey...?" ucapnya terbata.

"Terkejut karena aku telah menangkap basah mu sedang berdua dengan pacarku, hah?" itu kata-kata yang menurutku menjijikan.

"Reyndra! Lo apa-apaan sih?" gadis itu membentakku.

Karisa membentakku.

Entah apa yang ku lakukan. Tapi aku menarik tangan Karisa dengan paksa. Aku menuju keluar, menariknya ke gang kecil yang berada di samping Cafe ini.

Entah darimana juga keberanian ini datang. Aku menciumnya. Tepat di bibir. Tanpa berpikir panjang.




Satu tamparan berhasil mendarat di pipi ku. Aku meringis. Kekuatan gadis ini sangat luar biasa.

"Maksud lo apa hah?!"

"Maksud lo apa?!"

"Jawab gue! Reyndra Alfandio!"

"Gue suka lo, Arin! Gue suka lo...sejak pertama kali gue liat lo." ucapku, menatap tajam matanya.

Dia terkejut.

"Bukannya lo suka pernyataan cinta kaya gini? Kaya di anime romantis yang lo tonton, kan? Lo seneng kan kalo gue cium lo? Pasti-"

Dia menamparku lagi.

"Ternyata lo brengsek, ya. Lo pikir gue cewe apaan? Lo pikir gue murahan?" dia menangis.

"Sorry, Reyndra... Gue gak peduli lagi lo mau share foto gue kemanapun. Syarat ini berakhir."

Dia meninggalkanku.

Aku benar-benar bodoh.

Jelas-jelas yang tadi bukanlah seorang Reyndra.

Kenapa aku menjadi seperti ini?

Aku juga tidak mengerti.

Aku memang menyukai Karisa. Tapi tidak seperti ini.

Sejak awal persyaratan itu seharusnya tidak ada.

Maafkan aku, Karisa....

When Otaku in Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang