BAB VII

1.3K 167 2
                                    

Haiiiii! Author kembali! Dan, ya, author akan terus melanjutkan cerita ini walau slow update hehe. Bab ini sedikit banget wkwk tapi author jadikan double update! Biar pada gak kecewa. Hehehe.

Happy membaca!

-

Ifandy POV

Aku tidak berpikir panjang ketika mengajak Karisa untuk ke cafe tersebut.

Dan aku tidak tahu kalau ternyata gosip itu benar.

Tapi, kalau memang benar, kenapa Karisa terlihat sangat mengelaknya? Aku tahu pasti ada sesuatu yang di rahasiakan.

Dan tentu saja, aku harus mencari tahu semua itu.

Selama ini sikap ku selalu membuat Rey semakin membenci ku. Padahal aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu.

Ah, bahkan aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini.

Rey juga belum pulang sedari tadi. Dan aku terus menunggu nya di kursi teras rumah. Kenapa dia belum pulang?

Juga ... Apa yang terjadi saat dia membawa Karisa tadi?

Memikirkan semua pertanyaan itu membuat kepala ku pusing.

"Rio?"

Suara tersebut hampir membuatku melompat kaget.

"Oh, Ibu ...."

"Kenapa tidak masuk? Sudah malam, nanti masuk angin."

"Rio mau nunggu Rey, bu."

Ibu menghela nafasnya. Lalu berjalan dan duduk tepat di sampingku.

"Dulu, Rey adalah anak yang sangat baik dan ceria. Walaupun ibu percaya sampai sekarang masih. Tapi, dia menjadi anak yang penuh masalah sekarang. Bahkan sampai membuatmu sangat khawatir."

"Sebenarnya ...."

Ayo, katakan itu, bodoh. Mengapa sangat susah untuk bilang semua itu salah ku?

Jika aku tidak bisa mengatakannya, aku akan menjadi tokoh antagonis di drama ini. Tidak bisa. Tidak boleh.

"Tadi ... Rey tadi mukul Rio di cafe."

Tunggu dulu! Bukan itu yang aku ingin katakan!

"Apa?! Benar-benar anak itu. Akan ibu beri pelajaran saat pulang nanti!"

"Eh? Jangan, bu!"

"Kamu tenang saja, Rio. Sekarang ayo masuk." Ibu menarik tangan ku dengan sedikit paksaan. Beginilah jika ibu sudah marah.

"Tapi, bu ...."

"Kenapa? Apa kesalahan yang dia lakukan lagi?"

"Bukan. Tapi-"

Perkataan ku terhenti begitu menyadari Rio tengah membuka pagar rumah. Dia menatapku dengan wajah penuh kekesalan. Bahkan aku sampai tidak kuasa untuk menatap balik matanya.

"Kamu dari mana saja, Rey?!" tanya ibu begitu Rey ingin masuk ke dalam rumah.

"Bukannya ibu gak pernah peduli sama Rey?" tanya balik Rey.

"Kamu ini!"

"Nyatanya bener, kan? Ibu sama sekali gak peduli sama Rey. Ibu hanya membanggakan Kak Rio dan Kak Rio saja. Ibu lupa kalau anak kandung ibu itu adalah aku? Bukannya-"

Tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Rey. Itu membuat ku sedikit terkejut. Aku sangat ingin menghentikan nya. Semua ini. Tapi, kenapa? Kenapa di dalam hati ku seperti ada yang menahan ku untuk melakukan itu?

"Ibu benar-benar tidak menyangka kamu mengantakan itu, Rey ... Rio selama ini selalu mengkhawatirkan dan peduli kepada kamu. Tak bisa kah kamu bersikap sama?"

Rey tertawa garing mendengar perkataan ibu.

"Andai ibu tahu sifat asli dia." Rey berjalan masuk ke dalam rumah tapi ia berhenti sebentar tepat di sampingku.

"Jangan pikir topeng menjijikan mu akan bertahan selamanya," bisik nya tepat di telinga ku sebelum akhirnya ia berjalan kembali.

Apa maksud dari topeng itu? Aku sangat tidak mengerti.

Sudah jelas sekali. Ini adalah aku yang sebenarnya.

Ya, setidaknya itu yang semua orang pikirkan.

Aku tidak akan biarkan kau membongkar wajah asli ku, Reyndra.

*pasang wajah sok terkejut* (author sempet typo terjekut wkwkwk)

ifandy ternyata ckckck entahlah kenapa dia. tunggu aja heheheheheh

When Otaku in Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang