BAB II

2.5K 260 21
                                    

"Kebetulan, ya. Hehe." aku menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal itu.

"Kebetulan? Kalo gue lebih menyimpulkan sebagai takdir. Gimana, dong?" Reyndra tersenyum manis, walaupun manis, aku dapat merasakan sesuatu yang menyeramkan dibalik senyumannya itu.

"Reyndra! Lo gak usah ganggu Risa, ya! Anggap aja kita gak pernah ketemu disini." Ucap Dilla dengan nada yang sedikit kesal.

"Kalo gue gak mau? Lagian urusan gue sama Karisa, bukan sama lo, Tarina. Lo pulang duluan aja." Reyndra terlihat mengibaskan tangannya seakan mengusir Dilla. Aku menghela napasku kesal.

"Dilla, lo tunggu gue di depan, ya. Gak bakal lama, kok." Aku menepuk bahu Dilla untuk meyakinkan aku akan baik-baik saja. Dan berbicara tanpa mengeluarkan suara kepada Dilla, 'Akan ku buat dia tutup mulut'.

Dilla hanya menganggukkan kepalanya mengerti, lalu melambaikan tangannya dan meninggalkanku bersama Reyndra yang masih bercosplay sebagai Midorima Shintarou ini.

"Tidak suka hal berbau seperti anime atau manga tapi bercosplay sebagai Yona, heroine dari Akatsuki no Yona. Bahkan terlihat sangat menikmatinya. Bukankah aku benar?" Ucapnya dengan seringai seramnya. Dia sedikit membuat karakter Midorima Shintarou hancur. Tapi, tunggu, kenapa tiba-tiba perkataannya jadi sedikit formal? Dan, 'aku'?

"Gue sama Dilla kebetulan ada disini pas lagi ada acara beginian. Dan Yona? Siapa dia? Gue gak kenal." Ucapku berbohong seraya tertawa garing.

"Oh? Tapi cosplayer Yona yang tadi mirip kamu, loh. Dia keliatannya terkagum denganku, dan menatapku terus menerus tanpa kedip sedikitpun."

Gawat! Aku benar-benar terpojok! Aku tidak dapat membalasnya. Aku memang tidak terlalu memperhatikannya di kelas, tapi aku tahu, mana pria yang banyak bicara dan tidak di kelasku. Reyndra itu berada di dalam kelompok tidak banyak bicara!

"Dan, aku ada foto mu, kebetulan aku ambil dari jauh pas kamu lagi sibuk berfoto dengan orang-orang." Reyndra menunjukkan ponselnya, itu adalah foto aku sedang bercosplay sebagai Yona, dan bagaimanapun dilihat itu memang aku.

"Itu.. salah orang." Aku memalingkan wajahku karena takut melihat wajahnya.

"Hm, padahal aku udah yakin kalau ini kamu. Terlalu mirip. Mungkin perasaan ku masih kurang, ya?" ucapannya benar-benar membuatku bingung.

"Maksudnya?"

Tiba-tiba Reyndra menatapku dengan sangat serius. Aku sangat terkejut. Dan benar-benar salah tingkah karena melihat tatapannya itu. Sejujurnya, jika aku tidak bertemu kak Ifandy terlebih dahulu, aku mungkin akan sedikit tertarik dengan Reyndra, karena dia memang cukup mirip dengan pria-pria anime. Terlebih lagi, saat dia bercosplay sebagai Midorima Shintarou, benar-benar mirip! Eh, tunggu, mengapa aku memujinya? Kehidupan SMA ku berada di tangannya sekarang!

"Apa?" tanyaku pada akhirnya.

"Kau tahu, jika boleh jujur, aku menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu. Kau, sangat mirip dengan-" ucapannya terpotong sejenak dan membuatku penasaran. Mirip siapakah aku?

"Kau-"

"Jangan berbelit-belit!"

"Baiklah. Kau tahu, kau sangat mirip dengan para gadis di dalam anime. Terlebih lagi gaya rambutmu, kau benar-benar kawaii." Ucapnya dengan wajah yang tidak bisa ku jelaskan. Tapi entah mengapa aku rasa dia sedang meledekku.

"..lo serius?" tanyaku dengan ragu.

"Pft." Reyndra memegang mulutnya sendiri, lalu ia tertawa sangat keras, "Hahaha. Kau pikir aku bersungguh-sungguh? Ayolah, Karisa, kami para cowok otaku berwajah tampan tidak seperti semua cewek otaku yang menyukai pria dengan alasan mirip dengan Usui Takumi atau siapalah itu." Reyndra terlihat memegang perutnya karena terlalu banyak tertawa.

Orang ini, aku benar-benar membencinya! Dia sangat menyebalkan. Seumur-umur aku belum pernah bertemu dengan orang seperti dia, berbeda sekali dengan penampilannya yang terlihat dingin.

"Lalu, apa alasan lo suka sama gue?" tanyaku lagi.

Reyndra mendadak menghentikan tawa nya, lalu melempar pandangannya kearah lain. Tunggu? Dia malu? Kenapa?

"Itu bukan urusan lo!" walaupun dia menatap kearah lain, aku dapat melihat wajahnya yang sedikit merah. Eh? Dia benar-benar malu? Omongannya juga tidak formal lagi.

"Pokoknya, gue kasih lo satu syarat, atau gue sebar foto lo lagi ngecosplay Yona ini."

"Hah? Jangan seenaknya, dong!" aku menatapnya tidak suka.

"Gimana pun diliat, foto ini jelas-jelas mirip banget lo. Kalo gue sebar ini, semua orang pasti langsung tau kalo ini lo."

Aku menelan saliva ku susah payah. Orang ini benar-benar serius. Jika aku menolaknya, kehidupan SMA ku akan hancur sudah. Tapi, jika ku terima, pasti syarat ini akan aneh.

"A-apa syaratnya?" tanyaku sedikit ragu.

"Hm? Apa ya? Bagaimana kalau kau beritahu dulu apa kau setuju atau tidaknya?" Reyndra lagi-lagi menyeringai. Sial, aku benar-benar dijebak. Aku sudah menebaknya, pasti ini syarat yang aneh!

Aku terdiam cukup lama. Aku harus benar-benar memikirkan jawabanku, jika tidak, aku akan terkena bencana yang sangat besar. Tidak menyetujuinya, dia pasti akan menyebar foto itu. Aku setujui, aku juga ragu dengan syaratnya.

"B-baiklah.. apa syaratnya?" dengan ragu, aku menyetujuinya. Dan sekarang aku tidak berani menatap mata tajamnya, aku terlalu takut.

"Syaratnya tidak sulit, kok. Kau cukup jadi pacarku selama dua bulan."

"Oh.. hanya jadi pacar." Eh tunggu, apa katanya? Pacar? "EH? LO GILA?" aku berteriak tepat di depan wajahnya. Terlihat dia membenarkan letak kacamata yang merupakan aksesoris cosplay Midorima Shintarou nya.

"Hanya dua bulan kok. Tapi, jika selama dua bulan kau menyukaiku, akan kita lanjutkan. Jika tidak, yasudah." Reyndra tersenyum. Ah, aku benci senyuman palsunya itu. Rasanya aku ingin sekali meninju wajah tampannya.

"Kenapa nasibku harus seperti ini?" aku berjongkok di lantai mall dengan wajah yang tenggelam di kedua kakiku.

Nasibku benar-benar sial. Bahkan ini lebih parah dari di bully karena aku adalah seorang otaku. Ku pikir hidupku terlebih kisah cinta ku akan selancar dan semulus seperti manga atau novel romantis yang sering ku baca. Ternyata, berbanding jauh, aku justru terjebak dengan seorang pria bermuka dua bernama Reyndra Alfandio. Seharusnya, aku sedang menikmati kisah cinta SMA ku dengan kak Ifandy.

Siapapun, tolong bawa aku pergi dari takdirku ini.

----

Kok agak aneh ya? ._.

Oh- Haii~! Terima kasih yang sudah memberi vote dan comment, dukungan kalian membuat saya dapat melanjutkan cerita ini *sobs*

Jangan lupa Vomment nya lagi supaya saya semangat melanjutkan cerita ini, ya! Terima kasih! ^^

When Otaku in Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang