Part 17

2.4K 193 1
                                    

Krekk

Tiba tiba saja lagi pintu apartment terbuka. Tapi aku tidak menoleh ke arah seseorang itu datang karena aku tau, ia pasti dori. Aku terdiam di tempat dengan wajah yg datar.

"Oh, sehuna? Kau sudah sampai?" tanya dori padaku.

Aku bangkit dari sofa dan mulai berbicara padanya.

"Kau darimana? Bukankah sudahku bilang aku akan menjemputmu?" tanyaku pada dori tanpa menjawab pertanyaannya tadi.

"Mianhe, aku tadi pergi ke supermarket sebentar. Dan aku ingin menghubungimu supaya kau pulang duluan saja. Tapi ponselku mati" jawab dori sambil menundukkan kepalanya.

"Tapi kau kan bisa pergi denganku? Kenapa kau harus pergi sendirian?" Tanyaku dengan keras pada dori.

Dori tidak menjawab pertanyaanku. Ia malah terus menundukkan kepalanya dan diam seperti patung

"Apa kau tidak punya mulut? Kenapa tidak menjawabku sama sekali?" Tanyaku pada dori yg masih menundukkan kepalanya.

"Mianhe sehunna" lirih dori dengan suara seraknya.

"Jangan ulangi lagi! Ara" bentakku pada dori.

Aku tidak bisa menahan emosiku karena aku mengkhawatirkan dori. Bagaimanapun juga ia adalah istriku,jika sesuatu terjadi padanya aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.

Aku meninggalkan dori yg masih diam di tempatnya. Aku masuk ke dalam kamar, membanting pintu dengan keras, dan mengunci kamarku. Aku benar benar kesal kali ini.

Aku duduk di pinggir tempat tidur dan mencoba berfikir lebih jernih lagi. Aku sebenarnya merasa bersalah karena sudah memarahi dori seperti itu. Ini karena emosiku yg tak bisaku kontrol.

Tok..tok..tok

"Sehunn?" Teriak dori dari balik pintu kamarku.

Aku tidak menjawab dan hanya mendengarkan apa yg akan dori katakan padaku.

"Kau marah padaku? Mianhe sehuna. Aku tidak bermaksud membuatmu marah seperti ini.."

"Aku tau aku salah.. " suara yg begitu serak dan samar samar terdengar dari balik pintu.

Aku mendengar dori yg sedang menahan tangisnya. Sepintar apapun dori menyimpan tangisannya itu, aku masih bisa mendengarnya. Aku merasa bersalah juga, apa aku keterlaluan pada dori?.

"Sehunn.. mia-"

Brukk

Terdengar suara seperti ada yg terjatuh. Aku memalingkan wajahku ke arah pintu. Aku bangkit dan perasaanku mulai tidak enak. Aku membuka pintu kamar dan benar saja. Dori terkapar lemas di depan pintu kamar

Fikiranku mulai kacau dan panik. Ini semua karena aku yg terlalu kasar pada dori, tuhan ku mohon jaga orang yg aku sayang ini.

"Doriiii" teriakku sambil memegang bahu dori.

"Yakkkk! Ireonaaa" teriakku lagi.

Dori tidak menjawab, tubuhnya sangat lemas dan aku rasa ia pingsan. Aku mengambil ponselku di kamar dan menelfon chanyeol agar membantuku membawa dori ke rumah sakit. Tak lama chanyeol pun datang ke apartmentku dan membantuku membawa dori ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, aku dan chanyeol menunggu dori di ruang tunggu. Aku berjalan bolak balik di depan pintu dan sesekali melihat kedalam ruangan dimana dori sedang di priksa. Aku merasa bersalah, karena aku lah dori jadi seperti sekarang ini.

Bukan hanya aku. Chanyeolpun terlihat khawatir dengan keadaan dori.

"Sebenarnya ada apa?" Tanya chanyeol yg memberhentikan langkahku.

"Ini semua karena aku. Kami bertengkar, dan aku tidak bisa menahan emosiku" jawabku.

"Seharusnya kau bisa mengatur emosimu yg berlebihan itu sehun. Lihat dori sekarang!" Bentak chanyeol yg semakin membuatku khawatir.

"Arraa" jawabku dengan singkat.

Tak lama dokterpun keluar dari ruangan.

"Apa anda keluarga dori?" Tanya dokter padaku.

"Ah nee" jawabku.

"Mari ikut saya" seru dokter.

Sementara aku berbicara dengan dokter. Aku meminta chanyeol agar menemani dori di kamarnya, aku tidak mau dori sendirian lagi.

Chanyeol PoV

Tega sekali sehun! Ia menyakiti orang yang aku sayangi selama ini. Aku sudah merelakan agar dori menikah dengannya, aku fikir dori akan lebih bahagia jika bersama sehun. Tapi aku salah.

Aku memasuki kamar dimana dori dirawat. Aku akan menemani dori karena sehun sedang berbicara dengan dokter. Semoga dori baik baik saja. Aku duduk di kursing samping tempat tidur dori, aku mulai memandangi seluruh inti dari wajahnya yg sangat cantik itu. Membuat aku semakin mencintai.. ah tidak chanyeol! Tidak.

Tiba tiba saja, dori menggerakkan jari jarinya dengan sangat pelan. Dan membuka matanya dengan penuh kehati hatian. Ia melihat ke seluruh ruangan.

"Aku dimana?" Tanya dori padaku.

"Kau dirumah sakit sekarang" jawabku.

"Mana sehun?" Tanya dori lagi.

"Sehun sedang bersama dokter" jawabku singkat.

"Aku hauss" lirih dori padaku.

Wajahnya yg berwarna kemerahan berganti menjadi putih pucat,bibirnya yg berwarna pink berganti menjadi putih. Aku sangat mengkhawatirkanmu dori. Aku memberikan dori minum dan mengubah sedikit posisinya menjadi setengah duduk.

"Gomawo chanyeoli" seru dori padaku.

"Ah nee" jawabku sambil tersenyum tipis.

Sehun PoV

"Jadi bagaimana keadaan dori dok?" Tanyaku pada dokter.

"Tidak apa. Ia hanya butuh istirahat saja, kondisi fisiknya melemah" jawab dokter dengan ekspresi yg berbeda dari sebelumnya.

"Apa dori istrimu?" Tanya dokter.

"Ah n-nee" jawabku singkat.

"Jaga istrimu jangan sampai terulang lgi seperti ini" seru dokter.

Aku tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepala. Aku permisi dan meninggalkan ruangan dokter, menuju ke kamar dimana dori akan dirawat selama beberapa hari ini.

Heyyyy? Gimana sama chapt kali ini
Semoga kalian suka yaaa...

Jangan lupa kasi comment dan vomntnya dong.. jangan jadi silent reader gitu :" sedih kan.

Btw, terima kasih buat yg udh kasi comment dan vommentnya yaa.. jeongmal gomawoo :***

Salam hangattttt^^

Please, Don't Go [Sehun EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang