Chapter 1: (Prologue)

4.3K 173 4
                                    

Pagi yang indah. Bunga-bunga bermekaran. Angin tertiup pelan. Dan udara sejuk masuk ke ruangan kamar tidur Britt melalu jendela.

"Morning world!" Aku membuka jendela rumah ku lebih besar.

Seperti biasa. Anak-anak selalu bermain di halaman depan. Bukan halaman depan rumahku, halaman milik semua orang yang tinggal disini. Aku hanya gadis berumur 18 tahun yang tinggal di kota kecil ini. Kota ini tidak terlalu diketahui banyak orang. Karena, letaknya yang begitu jauh dan agak terpencil.

Di saat aku memandang keluar jendela. Aku melihat seorang gadis kecil hanya duduk berdiam memandangi teman-temannya yang sedang bermain.

Muka nya murung sekali. Ada apa, ya?

Aku sedikit kasihan melihat gadis itu. Dia duduk sendirian seperti sedang di bully dengan teman-temannya yg sedang asyik bermain. Bermain petak umpat.

"Ah, aku harus menghampiri gadis itu. Melerainya." Tukasku dan langsung keluar kamar.

Aku tinggal sendirian dirumah ku ini. My parents, mereka bekerja di Amerika. Aku sudah terbiasa hidup sendirian seperti ini. Demi aku bisa hidup senang disaat ibu dan ayahku akan menjemputku ke Amerika juga.

"Belum mandi, sih. Tapi... tidak apa apa deh. Aku samperin gadis itu dulu." Aku langsung berlari mengeluari rumah.

***

Sesampai di halaman depan...

Loh? Dimana gadis kecil yang barusan duduk sendirian itu? Apa dia langsung pulang? Cepat sekali.

Plak!

Suara tepukan terasa di pundakku.

Oh, Tuhan. Itu gadis kecil yang kucari tadi. Dia melompat untuk menepuk bahuku.

"Hei, kamu. Ngagetin aja." Kataku sambil berjongkok di hadapannya.

"Nama kamu siapa?" Tanyaku.

Gadis itu sangat cantik. Kulitnya putih, bibirnya merah, matanya bewarna coklat terang.

"A-aku..." Jawabnya sambil ragu-ragu.

"Aku... Helena." Lanjutnya.

Dia begitu malu. Tapi, baru kusadari kalau muka nya itu agak pucat?

"Ah, salam kenal, ya. Hmm.. Kamu enggak main dengan mereka?" Tanyaku lagi.

Dia hanya terdiam lalu menengok ke arah anak-anak yang sedang bermain sambil mengeluarkan sedikit cairan di mata nya. Air mata.

Mengapa dia menangis? Ah, pasti dia dibully! Batinku.
Sebelum aku ingin mengusap air mata Helena dua anak kecil menghampiri ku.

"Kakak? Kakak sedang apa?" Tanya anak kecil perempuan yang rambutnya dikepang rapih.

"Menemani dia, sayang." Jawabku sambil mengelus rambut Helena.

Dua orang anak itu malah melihatku aneh. Seakan-akan dia mencari apa yang sedang ku elus.

"Siapa kak?" Tanya anak yang satu lagi.

"Ya ampun, sayang. Ini, kenalkan... dia Helena. Dia dari tadi kese-" ucapanku terpotong. Aku melihat Helena langsung berlari sangat kencang. Aku ingin mengejarnya, tapi sayang. Dua orang anak kecil itu malah menahanku.

Eh, apa apaan ini?

"Siapa kak? Siapa yang kakak maksud?"

"Iya, kak. kakak dari tadi bicara sendiri."

Ucap dua orang anak itu.

Sendiri.

Bicara sendiri.

Dari tadi bicara sendiri.

Ah, apakah bocah itu mengantuk? Jelas-jelas aku sedang berbicara dengan Helena! Gadis yang kesepian.

***

#Next. Chap 2.

***

Dont forget to vote. I know you are reading this chap :)

Helena {EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang