Chap 16: Helena's Story (curhat si Helena)

907 68 0
                                    

Chapter ini khusus buat helena pov :)

***

Helena POV.

"Kau sudah ketangkap basah ya dengan Brittany?" Tanya Holy.

"Sayangnya..."

"Hah?! Sudah ketangkap basah?" Tanya Rhode dengan kaget.

"Hahaha, tentu saja belum." Jawabku sambil meledek.

"Ah, kau ini. Mengagetkan saja. Oh ya, bagaimana si Dylan?" Tanya Allyson.

"Aku belum bertemu dengannya lagi. Kejadian yang kemarin sungguh membuatku muak." Ucapku.

"Dylan? Orang yang mengunci pintu gerbang kami? Ya, dia harus membayar semuanya. Aku bahkan kami tidak mau tahu. Dia harus segera membayarnya!" Rhode sudah mulai memanas.

"Kalau gitu, buat mereka datang kesini, Helena. Jangan lama-lama!" Ucap Holy.

"Heh, itu tak mudah kalian tahu sendiri kan. Britt dan Jake berteman dengan Dylan. Bagaimana nanti kalau Dylan akan memberitahu kan kepada mereka? Gagal rencana kita." Balasku. Mereka sungguh meremehkan hal ini.

"Kalau gitu kenapa tak kau ancam saja Dylan? Kau takut?" Tanya Rhode.

"Ya, itu benar. Kau ancam saja dia." Ujar Allyson.

"Mengancam bagaimana?! Aku harus bicara dengannya gitu? Tidak ah. Dia yang sudah menggagalkan rencana kami." Jawabku.

"Pikirkan itu sendiri." Balas Rhode.

Sungguh, ini sangat tak mudah untuk mengundang mereka. Britt dan Jake ternyata berteman dengan salah satu orang yang sudah membuat kami sengsara.

"Heh, kok malah diam?" Rhode mengetik jarinya didepan mataku.

"I-iya... yasudah, nanti ku usahakan." Jawabku masih sedikit ragu.

"Kita harus mengundang mereka sebelum Dylan akan mengatakan yang sebenarnya, Helen." Ucap Allyson.

Ya itu benar juga. Aku harus secepatnya melakukan itu.

***

Tempat bermain kami lama kelamaan menjadi tua, kusam, dan bangunan-bangunan mausoleum agak menjadi rapuh. Untuk membuatnya kembali menjadi bagus seperti awal, kami membutuhkan seorang korban. Ya, korban itu akan kami ajak bermain petak umpat disini, lalu kita menjebaknya memasukkanya kedalam salah satu mausoleum disini. Nanti korban akan mati kelaparan terkurung didalam sana. Semakin banyak korban, semakin lama kami bisa hidup, dan begitupun tempat ini.

Didalam mausoleum itu sudah ada 6 korban sebelumnya. Tapi, korban-korban itu sudah membusuk. Kami ingin yang baru yang segar. Ketika aku sempat mencari korban ke 7 (menjalankan tugas ku yang pertama) Dylan lah yang 'sempat' menjadi korban. Tapi, bodohnya aku, dia adalah seorang pemecah misteri dia mengetahui semua nya yang mencurigakan. Dan, akhirnya aku ketahuan dengannya. Dia datang ke tempat bermain kami, lalu menutup gerbang selamat datang itu. Jika seorang korban menutup gerbang itu kami lah yang akan tersiksa.

Kami sudah dua tahun tidak bisa keluar. Dua tahun harusnya sudah waktunya mencari dua korban. Tapi, tertunda karena si bodoh Dylan itu. Hampir saja kami berempat mati. Pasti kalian bingung, apa yang membuat kami bebas kembali dan bisa mencari korban? Pintu gerbang akan kembali terbuka kalau sudah 2 tahun. Ya itu yang membuat kami bisa keluar dari sini, yaitu menunggu. Dan kuharap misiku kali ini tidak terulang untuk kedua kalinya.

***



End of Helena's Story.

Short banget ya? Khusus cuma buat Helena doang :)
Seperti biasa, maaf kalau banyak typo, kesalahan kata-kata/pun kalimat. Feel free to correct me. But, don't forget to vote.

Thanks,

Helena {EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang