Ultahnya

13 0 0
                                    

Aku adalah sahabatnya. Aku tak dapat jauh dari nya. Intinya aku selalu ingin bersamanya setiap waktu, aku egois? Ya. Aku egois, karena hanya menginginkannya untuk ku. Aku suka? Tidak tahu. Aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku padanga. Begitupun, aku tidak tahu bagaimana perasaannya padaku. Aku takut, aku sangat takut jika aku harus kehilangannya karena perasaanku. Karena itu, aku tak pernah bertanya kepadanya tentang perasaan. Hari hari kami leeat bagaikan tak ada satu masalah yang didunia ini. Tapi.. Aku merasakan sesuatu yangberbeda semenjak diriku dan dirinya melakukan komunikasi lewat fc. Aku merasa bergetar, tubuh ku memanas kaki ku mendingin, aku panas dingin. Jantung ku berdebar bagaikan bunyi bel sekolah. Degdegdegdeg. Aku tak tahu mengapa, aku sangat senang sekali bisa mendengar suaranya. Dan akupun berharap kami dapat bertemu segera. Dan ya, kami pun bertemu disaat hari ultah nya. Saat itu dia mengajak ku makan disebuah tempat. Saat itu, dia hanya ingin aku datang sendiri. Tapi kenyataan berkata lain, aku datang harus bersama abangku. Saat itu, banyak sekali rintangan untuk pergi ke sana. Dirumahku tiba2 mati lampu, dan papaku mendadak menyuruh abangku membenarkan sesuatu terlebih dahulu. Ah, aku sangat takut. Aku takut jika aku gagal bertemunya. Aku duduk diam termenung, tapi mama ku tau isi hatiku. Dia pun menenangkan ku, dan menyuruhku merapikan pakaian dan memaikai harum2an. Aku sangat senang sekali. Ya tuhan, terimakasih telah menciptakan malaikat tanpa sayap ini. Tak lama kemudian, setelah 1 jam menunggu. Kami pun berangkat, aku sangat lega. Tapi tetap cemas bagaimana akhirnya. Sesampainya disana, aku mencari tempat duduknya, dan ketemu! Seketika raut wajahku bersinar seterang2nya, seluruh badan ku mendingin, dan jantungku berdebar sangattt kencang. Untungnya dia tak menyadari itu. Ternyata dia mengajak temannya 2 orang, dan tempat duduk yang tersisa hanyalah satu, yaitu tepat di depan ku. Sangat dekat skali!!! Dia melihat ku sambil tersenyum manis, ah manisnya surga dunia. Aku mengalihkan ke salah tingakhanku ini dengan bercanda2. Setelah makan di mulai, aku bergemeteran memegang sendok tersebut. Dan makan perlahan. Dia pun menyindir ku "sudahlah jangan menjaga image di depan ku, makan saja sepuasnya, aku akan tunggu dan bayar semua". Seketika aku tersedak. "Apasih, aku emang makannya gini kok". Dia itu tau semua tentangku, dia tau kalau aku suka makan, tapi ya gimana, saat itu aku sangat salting dan jadi ga selera makan. Tak lama kemudian, semua selesai makan dan berbincang2. Aku melihat kearas tasku, disana sudah terdapat sebuah kotak kecil berbungkus yang inginku berikan kepadanya. Atapi aku bingung, ini pertama kalinya aku melakukan ini. Dan aku pun memberanikan diri, "ini untukmu, bawa sajapulang jangan dibuka disini". Dia pun salting dan menyodorkan sebuah bungkusan "ini juga untukmu, sekoteng. Kan aku pernah bilang kalau akan membelikanmu". Aku menerimanya dan langsung ke parkiran. Aku sangat senang sekali ya allah. Dia pun menyapaku sambil membawa motornya. Dan pulang.
Sesampainya aku dirumah, aku duduk diam di kamar sambil menatap layar hp ku, aku menunggu pesan dari nya. Dan tiba tiba, aaa muncul sebuah pesan. Dia mengucapkan terimakasih kepadaku, aku pun mengucapkan terimakasih kembali. Aku merasakan kami telah salting bersama.
Tak lama kemudian, jam telah menunjukkan pukul 23.00 mata ku sangat kantuk, tapi hati ku menolak untuk tidur. Alhasil, aku ketiduran saat chattingan dengannya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I don't know how i feelWhere stories live. Discover now