Jam sudah menunjukkan pukul 14:00 itu tandanya ini adalah pertandingan ke 8, ya ini adalah waktunya tim ali dan halik memasuki lapangan. Ali berusaha stay cool tak ingin gerak gerik gelisahnya tertangkap oleh halik. Walaupun sudut matanya terus menyeruah ke seluruh penjuru lapangan, semampunya ia melihat, siapa lagi kalau bukan prilly lah alasannya. Ali membatin berulang kali menanyakan dimana gadisnya itu, dia bahkan belum melihat gadisnya itu sejak dari tadi pagi.
Disisi lain, sebenernya prilly dapat mendengar nama tim sekolah mereka di panggil dimana itu berarti saatnya tim ali dan halik lah yang kini akan bertanding, tapi entah kenapa kakinya terasa lupuh, prilly rasanya tidak bisa melihat pertandingan itu, dia takut, sangat takut ali akan menuruti egonya walaupun sudah diperingati beberapa kali, dia tidak ingin ali terjerat masalah, itu semua didepan orang banyak, semua orang pasti akan menanyakannya, apa yang ali lakukan. Walaupun prilly tau ali akan bermain dengan cantik kelak, ali tidak akan sebodoh itu akan mempermalukan dirinya sendiri, tapi dia hanya tidak suka saja. Bukannya tidak suka ali melukai halik, hanya saja bisakah tolong jangan di pertandingan ini, silahkan lukai dia sesuka ali tapi jangan di pertandingan ini, pokoknya jangan! menurutnya ini bukan waktu yang tepat.
Tiba tiba suara dahlia membawa prilly pada realita, mengembalikannya pada kenyataan, rupanya dari tadi ia berdialog dengan dirinya sendiri didalam pikirannya. "Lo baik-baik aja?" tanya dahlia. Prilly mengangguk. "Lo serius nih gak mau nonton ali? itu udah main loh" ujar dahlia lagi. Prilly hanya diam, dia bimbang. "Pril gue mau nonton nih...." ujar dahlia memelas. "Ya elo aja sana nonton, gue gapapa kok beneran" ujar prilly menyunggingkan senyumnya. "Lo kenapasih pril....kasian loh ali dia pasti gak semangat deh, daritadi pagi belum liat lo tuh dia" ujar dahlia lagi. Prilly masih tetap diam. "Nanti kalau ali kalah dari halik gimana pril...." ujar dahlia lagi. Prilly sontak mengangkat kepalanya, "gue yakin dia gak akan kalah" ujar prilly. Prilly seraya meronggoh ponselnya dari saku jas sekolahnya, di hidupkannya ponselnya yang sejak tadi pagi ia non aktifkan, setelah sepenuhnya hidup, ia melihat banyaknya pesan masuk di ponselnya, ali lah yang mendominasi selain ada pesan abangnya, dan isi dari pesan itu pun sama, menanyakan keberadaannya
Bunyi pluit pertama sudah ditiup, itu artinya satu babak sudah berlalu, prilly masih tetap bersama dahlia di tempatnya, belum beranjak sedikit pun untuk pergi kelapangan, sepertinya ia akan melewatkan pertandingan ali. Sebenarnya prilly sangat takut ali kecewa, tapi rasanya kali ini hatinya mendominasi, dia takut, takut tak beralasan, dia tidak suka, tidak suka ali tidak mendengar kata-katanya, tidak suka ali ber-ego, walaupun prilly mengerti, ego ali disebabkan oleh perlakuan laki - laki itu kepada prilly, tetap saja alasannya adalah prilly, tapi prilly sudah mengingatkan kalau ali harus lebih bisa mengontrol dirinya sendiri, atau dia sendiri akan rugi.
****
Lapangan
Waktu istirahat telah habis, kini ali melanjutkan pertandingannya sambil sebelumnya menyusun strategi untuk membobol ring lawan. Terlihat pula disana halik mentap sinis pada ali karna poin ali tertinggal cukup jauh, yaitu 3 bola, entah mengapa ali kendor. Sepertinya gadisnya itu memberikan efek yang sangat besar pada moodnya, dia sadar prilly tidak juga datang, karna sampai sekarang dia tidak melihat gadisnya itu ada di tribun barisan penonton, atau tidak mendengar suara gadisnya itu sejak tadi pagi, biasanya prilly selalu memberinya semangat, tapi hari ini prilly bagai tidak ada kabar, ali mencoba kembali fokus untuk pertandingannya, dia tidak boleh kalah dengan halik
***
Kevin meronggoh sakunya dan mengetik sejumlah huruf, menampilkan nama prilly disana, ia mengirim pesan pada adiknya itu. "kamu ada dimana?" pesannya. Sedangkan prilly yang disana hanya membaca pesan itu tanpa niat membalasnya, dahlia sempat melihatnya, pesan itu dari kevin, sebenarnya dahlia bingung apa yang terjadi dengan prilly, kenapa dia begini, dahlia memang tidak tahu menahu soal hubungannya dengan ali, atau urusan mereka bertiga, ali prilly dan kevin, tapi setau dahlia, biasanya prilly tidak pernah seperti ini, dia seperti menyimpan sejuta tanya di balik wajahnya, atau sejuta ketakutan di balik kepalanya. "Gausah terlalu dipikirin lah pril" ujar dahlia mencoba mengajak prilly yang sedari tadi diam. "Gue emang gatau apa masalahnya tapi apapun itu apapun ketakutan lo gausah terlalu dipikirin lah pril, jalanin aja, semakin lo takut, semakin ketakutan lo jadi kenyataan, lo harus berani ngedepin semuanya pril" ujar dahlia sok tau, sungguh dia tidak tahu lagi harus berkata apa pada gadis disampingnya ini yang dari tadi hanya diam seperti menerawang
***
Ali meminta waktu break kepada juri wasit, ali meneguk air mineralnya, melambaikan tangan memanggil ricky, sejurus kemudian ricky masuk kelapangan mendatangi ali, "udah nemu dimana prilly?" tanya ali. "Udah, sama polan, tapi katanya prilly diajak kesini diam aja" kata ricky menyahuti, "udah sisa lima belas menit terakhir ni, dia harus ada disini tepat waktu" ujar ali. "apa gue aja kalik samperin dia kesana?" tawar ricky. "Lo pegang huruf apa?" tanya ali. "Enggak ada, gue cuman narik tali bannernya doang entar abis lo freeshot terakhir" ujar ricky. Ali hanya mengangguk
***
Prilly merasa ada seseorang yang menghampirinya dengan ule, tiba - tiba saja ricky muncul "Taraaaaaaa, kaget gak lo lo pada? kaget gaaak?" tanya ricky dengan wajah gokilnya. "Apasih lo alay" balas dahlia, namun prilly tetap diam. "Tegang amat muka lo neng, abis kesetrum?" ujar ricky yang melihat prilly hanya dia,m. Prilly angkat bicara, "lo kok disini? gak nonton ali?" tanya prilly. "Seharusnya gue yang nanya, mana nih incinya ali kok gak keliatan daritadi" tanya ricky, lahi lagi prilly hanya tersenyum. "Prilly lagi pms kalik ya" ujar ricky pada dahlia setelah melihat tanggapan prilly yang hanya datar seperti tak ingin diganggu."Pril...kelapangan yok" ricky memulai aksinya membujuk prilly. "Lo aja gih, bentar lagi jugakan pertandingan selesai" ujar prilly. "Justru karna bentar lagi pertandingan selesai pril, ayok kelapangan, skor ali sama halik seimbang, ali gak semangat" ujar ricky. Prilly mulai terlihat meluluh. "Ayok pril, sepuluh menit lagi selesai" ujar ricky. Prilly akhirnya tidak bisa menolak lagi, iya beranjak dari duduknya dan mengikuti ricky. Ricky tersenyum, untunglah tidak terlalu susah membujuk gadis ini, atau semuanya gagal.
***
Skor ali dan halik masih tetap sama, keduanya memperkuat pertahanan, sambil perlawanan perlawanan kecil untuk membobol ring lawan dari kedua pihak terus terjadi, "ini gak boleh gagal, gue gaboleh ngecewain prilly" gumam ali dalam hati. "skor gaboleh sama, gue harus bisa melancarkan freeshot gue" ujar ali lagi dalam hati sambil terus mendrible bola kesana kemari. Ali menerobos pertahanan tim halik namun ternyata halik takut ia akan kalah dan brakk!! ali terjatuh. Seisi tribun berteriak "fol fol fol" itulah yang terdengar dari mulut mereka, ali tersenyum dalam hati
***
Prilly sudah berada dari tadi di tribun, ia datang tepat saat ali jatuh, sontak membuat prilly kaget, prilly dapat melihat ada besetan akibat semen disiku ali, siku ali berdarah namun wajah lelaki itu tetap tenang, prilly inginm berlari, tapi ia cepat cepat mengontrol perasaannya, ia harus sadar ini pertandingan, ia mencoba mencerna sekitar, sepertinya pertandingan berjalan lancar lancar saja, ia bergumam bahagia dalam hati, terlihat jelas air wajahnya kini sedikit berubah jadi lebih tenang, syukur kalau ali tidak jadi melancarkan aksinya. Prilly melihat wasit mengaba-abakan ali untuk melakukan freeshot, prilly menoleh ke arah score, skore masih sama 22-22, waktu tersisa tinggal lima menit, pluit berbunyi, tanda bahwa ali sudah harus memasukkan bola itu ke ring, agar ia unggul dan memenangkan pertandingan ini, entah kenapa prilly tiba tiba deg degan. Ali mengambil ancang ancang, sisa satu setengah menit, dan....
Prilly gugup...
Prilly tidak kuat melihatnya...
Entah kenapa....
Kenapa belum ada sorakan....
Prilly ingin membuka matanya tapi terlalu gugup...sampai akhirnya ia mendengar bunyi pluit pertanda pertandingan telah berakhir, Prilly membuka matanya dan betapa kagetnya dia tidak percaya...sekarang tribun didepannya sudah membentuk tulisan "PRILLY JADILAH PACARKU".......
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friend
RomanceAnak baru -> temenan -> pacaran. Siklus normal dalam dunia per SMA an.