Matahari pagi mengecup kelopak mata prilly. Otot ototnya masih terasa kaku, seolah rasa lelah enggan untuk pergi. Kepalanya pusing, rangkaian film mulai berputar di kepalanya. Membuat desiran hangat air matanya membasahi pipi chubby itu lagi. Prilly beranjak dari kasurnya menghadap cermin sambil memegang lehernya. Bekas merah itu memang sudah hilang dari lehernya, tapi ingatannya tentang apa yang telah diperbuat lelaki itu padanya masih tersimpan jelas di otaknya. Halik sungguh kurang ajar. Ingin sekarang juga rasanya ia menampar kedua pipi halik. Tidak, menonjoknya mungkin lebih baik. Ia kembalik terduduk dilantai menangis tersedu sedu "ali kamu dimana....". Ucapnya sendu...
----------
Ali baru saja keluar dari kelasnya, biasanya jam istirahat seperti ini suara prilly sudah menyeruak ditelinganya, tapi hari ini tidak. Hari ini seperti biasa, ia lalui dengan dahlia dan ricky, biasanya ia selalu biasa saja hanya bertiga. Tapi semenjak prilly hadir, tanpanya semua terasa ganjil
Ricky : gimana keadaan prilly li? (ujarnya membuyarkan lamunan ali yang menatap kerumunan siswa)
Ali : pas gue pulang dari rumahnya sih dia belum sadar
Dahlia : gue tau lo marah karna dia gak cerita kalau dia adeknya bang kevin li, tapi (belum sempat dahlia melanjutkan perkataannya ali sudah memotongnya)
Ali : gue udah gak marah... (ujarnya sambil mengusap wajahnya kasar)
Ricky dan dahlia hanya berpandangan
Ali : gue nyesal.......(ujarnya lirih)
Belum sempat dahlia ingin menyahut, kevin menghampiri meja mereka
Kevin : gue pengen bicara sama lo (ujarnya sambil menepuk pundak ali)
Ali pun ikut berlalu pergi dengan kevin
----------
Kevin mengajak ali keruangan osis, menyiapkan dua botol Coca Cola untuk ali dan dirinya.
Ali : ada apa bang? Prilly baik baik ajakan? (tanya ali membuka pembicaraan dengan nada sedikit panik)
Kevin : waktu gue tinggal sekolah dia juga masih belum bangun
Perkataan kevin seolah menambah keterpukulan pada batinnya. Ingin rasanya skrg juga ia lari ke rumah prilly
Kevin : lo gak buru burukan? gue mau ngobrol sm lo ( ujar kevin membuyarkan ali )
Ali : enggak kok bang, kenapa?
Kevin : gue mau bilang terimakasih karna lo udah nyelamatin prilly kemaren, maaf gue baru sempet bilangnya skrng
Ali : gapapa bang, gue ngerti kmrn kita semua lagi kalut
Kevin hanya menyunggikan senyumnya, ali membuka botol coca colanya, menyirupnya hingga sisa setengah
Kevin : li.....
Ali hanya diam menunggu kevin melanjutkan perkataannya
Kevin : kalau lo memang cinta sama adek gue, gue harap lo enggak bikin dia nunggu terlalu lama. Walaupun gue ngerti, semuanya butuh waktu. Karna gue juga begitu. Tapi kalau lo cuman nganggap adek gue sebagai sahabat, gue minta tolong sm lo, jangan beri dia harapan terlalu besar
Ali tersentak, entah kenapa suara kevin yang lembut seperti sedang berteriak di telinganya. Ada apa denganmu ali? Bukankah kau mencintainya? Mengapa begitu takut?
Ali : gue.....gue memang cinta sama adeknya abang. Tapi seperti yang abang bilang, gue memang butuh waktu. Sudah lama gue ngerasa kosong dan hadirnya prilly memang mengisi kekosongan itu. Tapi masih ada satu hal yang entah ganjil, yang bikin gue gabisa ngambil keputusan bang. Mungkin....masalah halik...Semenjak prilly hadir. Masalah gue sm halik semakin runyam. Bahkan membahayakan keselamatan prilly. Gue cuman gamau prilly semakin terluka kalau dia sm gue disaat masalah ini belum selesai...
Kevin mencerna perkataan ali. Dia mengerti perasaan ali, tapi dia juga harus mengerti perasaan adik semata wayangnya.
Kevin : gue cuman ingetin, jangan terlalu lama. Karna dia adek gue li, dan gue percaya sama lo....
Satu lagi! Hentakan untuk hati ali.
----------
Prilly terus terusan diam dikamarnya, ia lelah ia benar benar benci pada halik dan rindu pada ali. Semua perasaan itu menyita nafsu makannya, mamah ully berkali kali memanggil dan memasuki kamar prilly untuk menyuruhnya makan, dan membawakan makanan. Tapi prilly tak menggubris. Mamah ully mulai pusing pada perilaku prilly. Ia pingsan dan belum ada makan dr kemarin. Dan sekarang, dia tidak mau makan. Mamah ully sangat takut prilly akan semakin sakit. Prilly memalingkan wajahnya dari jendela kamarnya. Ia mulai memetik gitarnya lembut. Tapi nihil, tangannya serasa kaku, sungguh kaku. Bekas ikatan tali yang begitu kuat kemarin benar benar belum sembuh sampai saat ini. Akhirnya ia memutuskan untuk berbaring dibawah selimut menutup wajahnya
--------
Motor ali terparkir sempurna di depan pekarangan rumah bergaya vintage. Pintunya terbuka, ali melihat mamah ully sedang menghirup segelas teh. Ali memasuki pagarnya, mamah ully yang melihatnya menyambut ali. "Nak ali...." ujar mamah ully tersenyum pada ali. "Ayo masuk". Ali membalas senyum mamah ully "gimana keadaan prilly tante?" Ujar ali. "Prilly sudah bangun, tapi....dia susah sekali disuruh makan. Dia belum ada makan sampai sekarang. Tante sampai pusing dan khawatir" ujar mamah ully lirih. "boleh ali ketemu prilly tante?" Ujar ali. Mamah ully mengangguk, dan ali seraya menuju kamar prilly.
---------
Prilly masih menutup wajahnya dengan selimut. Namun tiba tiba ia mendengar hendel pintunya terbuka. Prilly tetap enggan membuka selimutnya, ia berpikir itu adalah mamahnya yang akan menyuruhnya makan lagi. "illy gamau makan mah" ujarnya dengan suara sengau. "Nakal gamau makan" ujar ali menyahuti yang masih berdiri diambang pintu. Illy yang mendengarnya sontak membuka selimutnya "Ali....." ujar prilly. Air matanya terasa mulai memenuhi pelupuk matanya. Prilly beranjak dari kasurnya, berlari menghampiri ali dan meloncat kepelukannya. Ali sontak menangkap tubuh mungil prilly, mengangkatnya dalam pelukannya. "Aku kangen kamu pril....." ucap ali sambil menenggelamkan wajahnya pada bahu prilly. Prilly sedikit terisak namun senyuman terukir di bibirnya "aku juga kangen kamu li...". Ali menurunkan prilly dan menyeka air mata prilly dengan kedua ibu jarinya. Menyisihkan rambut rambut prilly yang menutupi wajah cantiknya. "Jangan nangis lagi....kamu sampe kapan nyiksa aku dengan liat tangisan kamu" ujar ali. "Jangan marah lagi....." ujar prilly manja memendamkan wajah mungilnya pada dada bidang ali. Ali mengecup puncak kepalanya. "Udah nggak, asal kamu makan" ujar ali sambil mengelus punggung prilly.....
Ali baru saja membawakan makanan ke kamar prilly, ali menuruti tingkah manja prilly yang memintanya untuk membawakan makanan untuknya. Sahabatnya ini memang begitu. Tapi ini yang ia rindukan. "Nihhh aaaaaa" ucap ali sambil menyuapi gadisnya ini. Prilly melahap makanan yang ali berikan. "Pinter inci aku" ujar ali sambil membersikan sisa nasi diujung bibir prilly. Prilly hanya tersenyum dengan pipi yang penuh. Membuat ali mulai gemas. "Makan dulu baru begitu" ujar ali. "Mulai begitu apa?" Ujar prilly heran. "Bikin aku gemas" ujar ali sambil menempelkan keningnya pada kening prilly. Cukup lama, sampai ali mengeluarkan suaranya "gue cinta sama lo pril" ujar ali sedikit berbisik lalu menutup matanya. Prilly kaget. Hatinya bergemuruh. Nafsu makannya mulai hilang lagi....apa ini....apa ali sungguh sungguh.....atau hanya....."gue serius" ujar ali lagi. Kini mata mereka bertautan. Tanpa sadar, tangan prilly menangkup dan mengelus pipi kanan ali. Dan prilly mendaratkan satu kecupan cukup lama di pipi kiri ali. Binggo! sepertinya kau butuh obat penurun debaran jantung ali!
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friend
Roman d'amourAnak baru -> temenan -> pacaran. Siklus normal dalam dunia per SMA an.