Prilly benar - benar terbelalak, dia membaca tulisan itu berulang - ulang "PRILLY JADILAH PACARKU", Prilly merasa ada benda lain di sana, benar saja...ia menoleh sedikit keatas dan ada banner bertulisan "I love you prilly latuconsina" dengan tertanda nama ali dibawahnya, prilly pucat...dia tidak tahu harus apa...dia bingung mau bahagia atau apa...dia mau berteriak...oh tidak mungkin prilly tidak....dia melihat kearah tribun lagi, disana ada kevin dan mila yang tersenyum ikut andil memegang papan papan itu sehingga membuat tulisan yang mampu membuat jantung prilly mau lepas dari tempatnya. "Pril..." suara berat itu menyadarkan prilly, siapa lagi kalau bukan ali! ali!. Ali semakin mendekat kepada prilly, prilly merasa ingin pingsan...yaampun...apa apaan ali..ini didepan orang banyak...di depan coach....guru.....sekolah lain.....tidak bisakah dirumah saja? atau di cafe? atau lewat pesan sms juga tidak apa apa..."Pril..." ali mengulangnya sekali lagi, prilly mencoba fokus dan menatap ali balik. "Hm....aku gatau ini terlambat apa enggak...aku harap belum. Score ke 23 untuk tanggal 23 yang bakal jadi tanggal special setiap bulannya nanti" ujar ali. "Freeshot terakhir, untuk gadis yang kelak akan menjadi gadis terakhir dan satu satunya dalam hidupku" ujar ali lagi. Ali membiarkan semua kata kata itu begitu saja, dia tidak tahu harus memulai dari mana yang jelas.... sudahlah...dia harus utarakan. "Jadilah pacarku prilly" ujar ali kali ini sambil berlutut didepan prilly, dengan sebuket mawar biru disodorkannya pada prilly. Prilly masih diam. Dia terlalu bahagia untuk berkata kata!
***
Prilly menangkup wajah ali dengan kedua tangannya, diusapnya peluh itu dengan kedua tangannya,di ambilnya buket mawa biru itu dan sejuru kemudian dipeluknya ali dengan begitu saja, sambil berbisik "pasti mau". Dibelakang leher prilly ali tersenyum gembira, di kecupnya pundak prilly,di hirupnya dalam dalam aroma harum rambut prilly, yes dia berhasil mengutarakan! ali belum pernah melakukannya, mengutarakan perasaannya pada seorang gadis dan meminta gadis itu menjadi miliknya, ini pertama kalinya dan dia melakukannya didepan orang banyak, ali sempat gugup, tapi dia tidak bisa diam terus.
Seisi lapangan bersorak, manatap dua sejoli itu berpelukan, sontak halik bingung, tapi dia tidak ingin ambil pusing, halik sejurus meninggalkan lapangan itu sebelum ia makin muak dengan adegan didepannya.
"eh udah lepasin, aku bau" kata ali menggelitik pinggang prilly. Sontak prilly melepaskan ali, "Uuuu kasian capek ya habis main basket" ujar prilly menampakkan wajah menggemaskannya. "Lebih capek nyiapin ini semua buat kamu....lebih capek nungguin kamu jawab tadi lama banget" ujar ali. "heh! lebih capek nungguin kamu tembak!" ujar prilly. Ali hanya terkekeh geli melihat wajah gadisnya ini,"udah udah...yang penting udah ditembakkan" ujar ali merangkul gadisnya. Prilly hanya tersenyum, "dasar bau!" timpalnya.
"Hm.....gue harus bayar kontrakkan berapa nih?" ujar dahlia tiba tiba. "Sepertinya gue pohon, gak liat kok gak liat" ujarnya lagi. Prilly dan ali hanya terkekeh.
****
Kini pertandingan telah usai, lapangan kini sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa pengurus osis, mila, dahlia, ricky ali dan prilly serta beberapa murid yang masih betah disana. Prilly mengusap wajah ali dengan handuknya, membersihkan wajah tampan itu dari basah keringat, ali tampak lelah
"Sayang pulang yuk, kamu capek tu" ucah prilly, ali hanya diam memandang prilly dengan senyum kecil diwajahnya. "diajak ngomong malah diem..." ujar prilly. "Kayaknya ada obat lelah yang lebih mempan dari tidur deh sekarang" kata ali. Prilly memutar matanya, dia paham maksud ali, dasar tukang gombal! "Eh gak sekarang ajasih, dari dulu..." sambung ali. Prilly menatap ali lekat, "maaf ya tadi aku gak nonton kamu pertandingan" ujar prilly lirih. Ali hanya tersenyum sambil menggenggam kedua tangan prilly "boleh aku tau alasannya?" tanya ali lembut. Prilly menatap ali,"aku takut kamu gak dengerin kata kata aku terus ngikutin ego kamu buat balas halik" ujar prilly. Ali mengangguk, "okey alasan diterima, tapi aku ikutin kata kamu kok, pokoknya apapun hari ini untuk kamu" ujar ali lagi. Berhasil melukis senyum di wajah prilly. "Ada alasan lain?" tanya ali lagi masih dengan kelembutannya yang tidak pernah lepas untuk gadis ini. Prilly menunduk, tidak berani menatap mata itu lagi. Ali yang menyadarinya menangkap gerak gerik aneh dari prilly, "gapapa sayang jujur aja, aku mau tau" kata ali tidak alah lembut. "Aku gak percaya sama kamu awalnya, aku pikir...kamu tetap bakal bawa aku dalam status teman sampai kapanpun, aku pikir...hubungan kita cuman akan ngegantung..aku sempet capek nunggu" ujar prilly masih dengan wajah tertunduk. Ali menangkup wajah gadisnya "hey prilly lihat aku" ujar ali, mereka bertatapan cukup lekat, "wah untung aku gak terlambat ya nembak kamu" ujar ali dengan senyumnya,"untung kamu belum sempat pergi ya" ujar ali lagi. Prilly memukul lengan ali, "lagian lama banget" timpal prilly. "semua butuh waktu yang tepat, enggak abrakadabra kayak playboy, aku itu serius sama kamu" ujar ali sambil menyingkirkan rambut prilly yang menutupi wajah akibat tersapu angin. "Eh ngomong ngomong...aku mau kasih tau kamu sesuatu" kata ali lagi. "Apa sayang?" tanya prilly sambil meraba hidup dan bulu mata ali. "Ih suka banget kan mainin bulu mata" kata ali. "Ih diem! biarin aku mainin! gemes!" ujar prilly lagi. "Cepet katanya tadi mau bilang, apa?" timpal prilly lagi. "Aku mengundurkan diri dari kapten basket sayang" ujar ali yang berhasil membuat prilly menegang, dia tidak salah dengar? ali tidak salah ambil keputusan? "apa?" ujar prilly coba meyakinkan. "Aku mengundurkan dari kapten basket prillyku" ujar ali sambil mengacak - acak rambut prilly. "Tunggu tunggu aku serius, kamu kenapa?" tanya prilly sambil menatap ali penuh tanya. "Pertama, aku capek berurusan dengan halik. Kalau diantara kita gak ada yang mau ngalah, gak akan berakhir. Kedua, lagian aku mau fokus belajar dan fokus ke kamu. Ketiga, karna aku gamau itu jadi alasan halik buat ganggu kita apalagi kamu!" ucap ali penuh penekanan disana. Prilly menarik tangannya yanng sedari tadi digenggam ali, dia merasa dialah penyebab ali melepaskan ini semua. "Tenang...aku udah pikirin matang - matang dan aku gak merasa menyesal atau kalah sekali pun, aku merasa menang, bisa memenangkan pertandingan hari ini sebagai kapten, aku merasa menang bisa dapetin hati kamu. Mengalah kan enggak selamanya kalah" ujar ali menenangkan dan menjawab kerisauan hati prilly. Prilly menatap ali lekat, iya tersenyum. "Wah dikasih senyum paling manis" kata ali seraya mendekap mulut prilly dengan tangannya lalu melepaskannya dan mencium telapak tangannya yang habis mendekap mulut gadis itu. "Ih apasih ali!" ujar prilly malu sambil memukul lengan ali pelan. "Sampai kapan kalian berdua mau disini?" suara itu menyadarkan ali dan prilly dari dunia mereka. Siapa lagi. Bang kevin
"Lo ganggu bang! fix" ucap prilly sewot. "Li thanks ya" ucap kevin. "ah gapapa bang" ucap ali menyahuti kevin, sukses membuat prilly penasaran. "Ih apa?!" tanya prilly penasaran. "Gapapa" jawab ali seraya tersenyum. "Ih apa sayang?!" tanya prilly lagi. Ali malah hanya menggeleng. "Ih aku gelitikin nih!!!" ancam prilly. Prilly menggelitiki ali dengan penuh semangat "nih nih nih nih biar tau rasanya" kata prilly seolah olah ali kegelian. "sayang..mana...gak ada geli gelinya" ujar ali yang hanya diam melihat prilly berusaha menggelitikinya. "Kalau gelitikin tu gini" kata ali sambil menggelitiki perut prilly. Prilly sontak berteriak "aaaa ali ali jangan aaa geli" ujar prilly sambil menjauh dari ali. Ali tetap menggelitikinya. Prilly sontak berdiri berlari menjauhi ali, ali terus mengejarnya, menggelitiki prilly, mereka larut dalam canda sore itu. "Udah udah sayang nanti capek" kata ali seraya menarik prilly dalam dekapannya, ali memeluk prilly dari belakang. Mereka berdiri sambil menghadap banner yang masih melintang disana "I love you prilly latuconsina" tertanda, ali.
The end
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friend
RomanceAnak baru -> temenan -> pacaran. Siklus normal dalam dunia per SMA an.