Part 4 - Earphone

1.6K 56 0
                                    

"udah jangan nangis, gue tau kita ke rooftop aja yuk"

Noel menarik tanganku dan kami menuju rooftop

"biasanya gue kalo lagi sedih atau lagi emosi, gue kesini, disini gue bisa ngeluapin semua perasaan gue"

Ternyata orang sok cool seperti Noel bisa ngerasain sedih juga.

Oh ya! Aku inget! Sepertinya tadi pagi aku membawa earphone
Daripada aku merasakan canggung, lebih baik aku pakai earphone

Aku memasangkan earphone di kedua telingaku.
Aku memejamkan mataku sambil merasakan angin yang menyentuh wajahku.

Noel benar! Ini mampu membuatku damai dan tenang, padahal aku tidak mempunyai masalah.

"gue juga mau dengerin kali" Noel mengambil salah satu earphone yang kupakai.

Sial, ini terlalu dekat.
Bibirku hampir mencium pipi Noel.
Untung saja tidak kena.

"Noel! Kalau mau minjem bilang dong! Itu tuh ta—tadi tuh, uhm tadi tuh wajah lo itu wajah lo terlalu uhm, terlalu deket!"

Sial, apasih yang aku katakan! Mengapa aku harus salah tingkah sih!

"gu--gue kan jadi deg-degan begini! Lo—lo aturannya minta izin dulu dong!"

Tadi itu sungguh memalukan!
Kuharap pipiku tidak merah saat ini.

Noel hanya tersenyum saat aku mengomeli dirinya.
Jika kalian ingin tau, hal ini membuat pipiku makin memanas.

Rasanya matahari membakar pipiku secara langsung, dan jantungku berdebar sangat kencang, seperti tidak terkendali.

"lo lucu kalo lagi ngomel gak jelas kayak tadi"

---------
Kamu memang mampu membuatku terbang namun aku berharap bahwa aku tidak pernah merasakan jatuh saat kamu membuatku terbang tinggi menembus angkasa.
Aku cukup senang saat berada di rooftop itu, namun saat aku kembali ke rooftop itu, air mataku pecah begitu saja, dadaku merasa sakit yang amat dalam.
Aku rindu, sangat rindu.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang