1. Why him?

91 10 0
                                        

Yah kedapetan biang kerok nih didepan gue

"Apalo liat-liat" Ucap Raga karena melihat unara yang memang sedari tadi menatap mereka--Weldi dan Raga-- secara terang-terangan. Sekarang siapa coba yang gak kesel kalo tepat depan mereka duduk itu adalah dua biang kerok sekolah?

"Ngelakuin hal buruk apalah gue kemaren-kemaren, sampe-sampe didepan gue sekarang makhluk-makhluk kayak beginian" Gerutu Unara pelan tetapi tetap didengar oleh Weldi dan Raga. Lalu Weldi dan Raga sama-sama membalikan tubuh menjadi berhadapan lalu mengangkat bahu bersamaan seakan-akan diri mereka berkata "Lah nih anak kenapa? Dikira kita ini setan kali, ya?"

Melihat tingkah mereka Unara hanya menghembuskan napas kasar karena gemas melihat tampang mereka yang SOK polos itu.

"Baru masuk gak usah bikin onar deh" Ucap Nabila melerai perdebatan --tanpa suara-- mereka

"Tanya lah sama temen lo kenapa tiba-tiba kayak gitu" Kali ini Weldi angkat bicara "Iyatuh setuju gua" Raga ikut mensetujui perkataan Weldi

Lagi. Unara hanya mendenguskan napasnya kasar, begitu juga dengan Nabila. Tetapi dengusan napas Nabila tak kasar seperti Unara

"Gue keluar lah, panas! Ada setan kayaknya mah!" sindir Unara seraya melirik Raga dan Weldi

"Sialan!" umpat Raga

❤❤❤

Bel masuk pun berbunyi membuat murid satu sekolah berhamburan kearah lapangan. Unara melihat lapangan sudah dipenuhi oleh murid-murid --baru maupun lama-- dari kelas 7 sampai kelas 8. Unara mengedarkan pandangannya mencari dimana barisan kelasnya berada, tiba-tiba ia melihat ada sebuah tangan yang melambai kepadanya dan tangan itu adalah tangan Nabila.

Unara pun segera berlari kecil kearah Nabila, karena takut jika ia terlalu lama berdiri disini nanti ada guru BP yang melihatnya belum juga berbaris ditempatnya.

Selama berbaris dilapangan hanya suara kepala sekolah --sedang berpidato dan memberikan pengumuman-- yang terdengar. Sementara Unara tidak sama sekali memperhatikan bapak --kepala sekolah-- itu sedikitpun.

Mata Unara sekarang hanya tertuju pada seorang anak laki-laki yang memiliki postur badan tegap, kulit seputih susu, hidung mancung, deretan gigi yang tersusun rapih tapi besar-besar, dan juga wajah yang tampan yang dimiliki anak laki-laki tersebut. Unara pun hanya berdecak kagum dalam hati, dia baru melihat anak laki-laki itu pertama kalinya "kayaknya dia anak pindahan" batin Unara.

"Liatin anak baru ya?" goda Nabila yang sedari tadi memperhatikan Unara yang terus menatap anak baru itu dengan tatapan kagum bahkan lebih ke minat.

"Ngaco lo Nab" elak Unara. Nabila hanya tertawa kecil melihat kelakuan Unara yang sedang tertangkap basah.

"Baik nak saya akhiri kata-kata saya, kalian boleh kembali kekelas masing-masing. Terima kasih." Ucapan pak kepsek pun membubarkan seluruh barisan murid-murid yang berada ditengah lapangan tersebut.

"Ayok masuk ke kelas" Unara pun menarik tangan Nabila secara tiba-tiba.

Sesampainya dikelas Unara melihat Weldi sedang berdiri tepat didepan papan tulis kelas, sambil berteriak melambaikan tangan meminta seluruh perhatian anak-anak sekelas.

"Mau ngapain lagi ,sih si biang kerok satu ini? Ada-ada aja kelakuaannya!" batin Unara melihat kelakuan Weldi yang gaje.

"Woy kamuorang tau gak, dikelas kita ini tadi ada yang suka sama anak baru loh." Ucap Weldi yang spontan langsung membuat mata Unara terbelalak. "Dia itu kayaknya mau natap diem-diem tapi secara gak sadar dia malah natap secara terang-terangan sampe tuh anak baru sadar lagi di liatin sama seseorang" lanjut Weldi membuat jantung Unara ingin melompat

"Mampus gue! Yaallah tolonglah hambamu yang teraniaya ini!" batin Unara agak dramatis

"Emang orangnya siapa wel? Kasih tau lah" kata Poppy salah satu anak murid 9E.

Weldi pun langsung melirik tajam kearah Unara yang seakan-akan mengatakan "Mampus lo! Rasain! Liat aja apa yang bakal gue lakuin"

Glek.

Unara menelan ludahnya dengan susah payah setelah melihat tatapan dari seorang Weldi.

"Dan orangnya itu adalah..." kata Weldi menggantung membuat semua anak murid yang ada didalam kelas ikut tegang dan menatap Weldi dengan serius tanpa lepas atau melirik kearah lain sedikitpun.

"Mampus gue!" tenggorokan Unara pun makin tercekat mendengar Weldi menggantungkan kalimatnya.

"Orangnya itu..."

❤❤❤

Jangan lupa comment dan vote ya! Makasih^^

This Is My Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang