4. Hatred

58 10 1
                                    

"Ampun ma ampun! Ara itu gak tau ma ampun... Hiks"

"Kamu itu ya emang dasar anak gak tau diuntung!" ucap mama Unara yang terus membabi buta Unara dengan pukulan-pukulan di ketubuh Unara dengan rotan "Lihat?! Gara-gara kamu sekarang kak Ina jadi gak sadarkan diri! Rasain kamu!"

BUK
BUK!

"Ma udah! Kasian Ara ma udah" cegah papa nya "Udah ma lagian Ara itu gak sengaja ngedorong Ina sampai kepala nya terbentur seperti itu"

Mama nya itupun berhenti dengan napas yang masih tersengal-sengal dan keluar dari kamar Ara.

Hanya karena Ara tidak sengaja mendorong kakaknya Inara saat berebutan sepatu. Sepatu Nike berwarna pink yang sejak lama menjadi incaran Ara, tetapi malah menjadi milik Ina. Mama nya baru saja memberikannya untuk Ina, sedangkan Ara? Tidak dibelikan sama sekali walaupun berbeda model atau apapun itu. Hanya karena hal sepele seperti itu ia mendapatkan bekas di badannya yang semakin membiru.

Ara memang selalu mendapat perlakuan seperti itu, menurut Ara semua itu... Sudah biasa.

--------------

Tiba-tiba sepenggal(?) cerita dari masa lalunya berkelabat di otaknya. Ya. Masa lalunya yang kelam.

Brukk

"Aww" ringis Unara saat ia menyadari ada seseorang yang menabrak bahunya.

"Kalo jalan pelan-pelan bisa gak?" tanya Unara datar setelah melihat bahwa yang menabraknya adalah seorang laki-laki.

Laki-laki tersebut hanya menatap Unara dengan tatapan dingin lalu berlalu begitu saja.

"Dasar aneh." gerutu Unara

Dave POV

Hari ini hari pertama gue bersekolah di Indonesia, lagi. Sebelumnya gue udah pernah sekolah di Indonesia sebelum semua itu terjadi. Gue cuma bisa tersenyum miris nginget semuanya.

Pagi ini suasana Darma Jaya International High School sudah lumayan padat. Gue merutuki kebodohan gue, harusnya gue bangun lebih pagi dan datang dari awal biar gak jadi pusat perhatian kayak gini.

"Hh udah muncul aja cewe tolol kayak gini" batin gue saat melihat seorang cewe yang berjalan kearahnya dengan tatapan kosong tanpa memperdulikan jalanan yang berada di depannya.

"Gue yakin nih cewe pasti bakal nabrak gue"

Akhirnya gue mutusin buat ngeberhentiin langkah gue tepat 2 meter didepan cewe itu. Gue cuma mau buktiin aja kata-kata gue bener atau engga. Dan...

Brukk

Bener aja kan, tuh cewe malah nabrak sisi kanan bahu gue. Dasar cewe.

"Aww" ringis cewe itu.

"Kalo jalan pelan-pelan bisa gak?" tanya cewe itu datar setelah ia melihat kearah gue.

Gue cuma nanggepin perkataan cewe itu dengan dingin. Dan langsung pergi ninggalin cewe itu yang kayak nya masih kesel.

"Dasar aneh." gerutunya yang masih terdengar dikuping gue.

Gue terus menelusuri koridor sekolah yang sudah mulai sepi karena bel masuk sudah berbunyi sekitar satu menit yang lalu.

"Headmaster Room"

Gue melihat ruangan yang sedari tadi gue cari. Langsung gue ketuk pintu berwarna cokelat tua itu dan terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk.

Pintu nya terbuka dan menampakan seorang laki-laki paruh baya ber jas hitam yang sedang duduk di sebuah meja kerjanya.

"Oh kamu dave ya?" tanya laki-laki paruh baya itu dengan ramah.

Gue hanya mengangguk mendengar pertanyaan laki-laki paruh baya yang menyandang status sebagai Kepala Sekolah Darma Jaya IHS itu.

"Ayok saya tunjukan kelas kamu" ucap nya lalu berlalu terlebih dahulu di depan gue.

"Ini kelas kamu" tunjuk kepala sekolah. Tertera tulisan XI IPA 2.

"Permisi bu." ucap kepala sekolah kepada guru yang sedang mengajar didalam kelas itu.

"Saya mau memperkenalkan anak baru" terlihat guru yang sedang mengajar mengangguk. Kemudian Pak Jaya --nama dari kepala sekolah-- masuk kedalam kelas dan gue ngekor di belakangnya.

"Bapak minta perhatian kalian sebentar" ucap Pak Jaya meminta perhatian seluruh murid di kelas XI IPA 2 "Bapak akan mengenalkan kepada kalian semua murid baru. Dia pindahan dari Dallas US. Silahkan kamu perkenalkan diri" Pak Jaya mempersilahkan gue buat memperkenalkan diri.

"Gue dave." ucap gue singkat, padat, jelas, dan dingin.

Terdengar jelas beberapa teriakan histeris dari beberapa murid cewe. Malahan ada yang neriakin gue "ganteng banget" dengan blak blakan.

"Udah gakpunya malu apa?" batin gue.

"Eh iya. Unara, kok kamu udah bisa ada di kelas ini?" ucap bapak itu membuat gue menuju arah pandangan bapak itu.

EH

Cewe yang tadi nabrak gue. Sekelas pula. Sial.

"Eh, gak masalah kok. Yaudah bapak keluar dulu ya."

"Dave kamu duduk sama Unara di pojok sana." guru ber name tag kurnia itu langsung menyuruh gue duduk di sebelah cewe bodoh itu.

Mau gak mau gue harus nurut. Karena emang gak ada bangku kosong lagi juga.

Gue berjalan ke meja paling pojok yang terlihat hanya cewe bodoh itu yang mendudukinya.

Baru aja gue mau duduk dia udah natap gue dingin. Emang karena gue juga dasarnya dingin jadi, gue gak peduli.

-----------------

PIC UNARA ADA DI MULMED OKE.

Btw nih alur makin ngalor ngidul aja. Maapin ya namanya juga amatir. Thanks for reading vote or comment nya ya guys!

This Is My Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang