LIMA

79.6K 4.1K 9
                                    

(Aditya Pov.)

Titt..titt..

Suara itu membangunkan gue dari mimpi indah gue bertemu seorang wanita seperti bidadari dan ternyata wanita itu adalah Alena hehe.

Dan yang menelfon gue adalah Adik gue Adiba Willy.

"Halo kak?" Ucap nya dari seberang.

"Hmm.." Gumam gue masih setengah sadar.

"Kak?" Panggil nya dari seberang.

Gue gak hirauin dia dan kembali tidur.

"Kakak!!" Pekik nya.

Spontan gue langsung duduk dan mengusap kedua telinga gue yang terasa berdegung.

"Apa sih?" Tanya gue kesal.

"Kakak di mana sih?" Tanya nya juga terdengar kesal.

"Di rumah." Ucap gue singkat.

"Omg hellow! Jadi dari tadi gue muter nyariin kakak tapi kakak masih ada di rumah?!" Pekik nya lagi.

Gue terdiam sebentar lalu mata gue terbuka lebar melihat jam menunjukkan pukul 8.23 pagi.

"Njirr! kok gue bisa lupa sih! Adiba kan balik ke indo!" Batin gue.

Lalu gue memutuskan sambungan telfon dan berlari ke kamar mandi.

***

Kini gue berjalan sambil menengok ke kanan dan kiri mencari adik gue yang baru datang dari london.

Bruk!

"Aww.." Pekik seorang cewek yang bertubrukan dengan gue.

Tiba-tiba gue tabrakan dengan seorang wanita dan itu adalah Alena!

"Apa ini cuma mimpi?" Batin gue.

Gue menatap nya tanpa berkedip, dia juga sepertinya sedang menatap gue.

"Udah puas ngeliatin nya?" Tanya gue menatapnya geli.

Lalu sepertinya dia telah sadar, dia kembali memasang muka datar dan berlalu melewati gue.

Baru selangkah dia berjalan gue mencekal tangan nya dan dia menepis dengan kasar tangan gue.

"Don't touch me!" Ucapnya sambil menatap gue tajam.

"Busett! Dia masih sama aja." Batin gue tersenyum.

"Eh sorry, apa lo gak kenal gue?" Tanya gue menatap nya bingung.

"Ga." Ucap nya singkat masih menatap gue tajam.

JEDAR!! Hati gue!!

"Serius? Lo lupa dengan gue?" Tanya  gue menatap nya kaget.

Dia menggeleng dengan wajah datar.

"Pupus deh harapan gue." Batin gue.

"Gue Aditya, lo udah ngenal gue?" Tanya gue berharap.

"Gak." Ucap nya dingin lalu berjalan melewati gue.

Gue terdiam sebentar sebelum seseorang memanggil gue sambil memukul gue.

"Kakak! Omg! Aku udah 1 jam nunggu di sini! Kakak tau gak banyak cowok yang goda aku kak! Huee!!" Pekik nya sambil memukul badan gue.

"Aww sorry gue lupa hehe." Ucap gue nyengir ke arah nya dan menarik nya ke dalam mobil ferrari hitam gue.

Adiba Willy. Adik gue satu-satunya, dia masih sama. Masih cantik, masih toak, masih ramah, dan juga jangan lupakan profesi nya yang telah menjadi model di umur nya yang baru menginjakkan 13 thn, dia model majalah remaja terkenal di london, jadi tak heran bila banyak yang menyukainya, dan gue sangat menyanginya.

Gue mengemudi di atas rata-rata dengan santai sedangkan adik gue berpegangan pada pegangan mobil sambil teriakz

"Omgg! kakak aku belum mau mati!" Pekik nya yang gak gue gubris.

"Aku aduin ke dad!" Teriak nya.

Gue menghentikan mobil gue secara tiba-tiba dan itu membuat dahi adik gue terbentur cukup keras di dashboard mobil.

"Aaa hiks sakit." Ringis nya sambil terisak dan memegangi dahi nya yang memar.

Gue kaget lalu mengusap dahi nya yang merah.

"Astaga sorry dek, kakak gak sengaja." Ucap gue mengusap pelan jidat nya.

"Hikss." Isak nya.

"Astaga apa yang lo lakuin bodoh! lo udah nyakitin adik lo sendiri!" Batin gue.

Gue mengacak rambut gue frustasi lalu memberikan tatapan memohon kepada nya.

"Diem dong." Ucap gue memasang puppy eyes.

Dia masih saja terisak sambil memegangi dahi nya.

"Okeoke kakak bakalan nurutin satu permintaan kamu." Ucap gue membujuk nya.

"Bener?" Tanya nya.

Gue mengangguk lalu memeluk nya sebentar.

"Jangan nangis lagi ya? Kakak janji gak ngebut lagi." Ucap gue menaikkan kedua jari gue.

Dia mengangguk lalu gue nengemudi dengan kecepatan normal

My Nerd Is CEO

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang