ENAM

79.2K 3.9K 19
                                    

(Alena Pov.)

Suara wanita paruh baya yang gue yakini adalah mom membangunkan gue dari tidur gue.

"Hoamm.." Gumam gue malas.

"Ciee..yang bakalan jadi CEO." Goda mom kepada gue.

"Hmm udah deh mom, aku masih ngantuk." Ucap gue berbalik memunggungi mom.

"Hey ini udah jam 6 lewat princess, bangun cepet." Perintah mom.

Gue mengangguk malas lalu berjalan sempoyang ke arah kamar mandi.

Gue berjalan dengan santai ke dapur menemui keluarga gue yang sedang sarapan.

Gue langsung duduk di sebelah Rafa dan mengambil sepotong sandwich lalu memakan nya. Dan kemudian gue tersadar mom, Dad, dan Rafa ngeliatin gue dari atas sampai bawah.

"Kenapa sih?" Tanya gue kesal.

"Kamu serius mau ke kantor pakai pakaian seperti itu?" Tanya dad kaget.

Gue mengangguk bingung, kemudian mereka menggelengkan kepala menatap gue.

Gue mengangkat bahu acuh lalu mengambil kunci mobil Lambhorgini Aventador merah milik Rafa.

"Rafa pinjam mobil lo yaa." Teriak gue lalu berlari dan mengemudi secepat nya. Sebelum rafa tersadar kalau gue membawa mobil yang ingin di pakai nya.

***

Gue turun dari mobil dan memasuki gedung yang sangat tinggi dan besar. Itu adalah kantor dad gue yang sebentar lagi bakalan gue tanganin.

Saat gue melewati meja resepsionis menuju ke ruangan gue yang ada di lantai 8, yang hanya terdapat ruangan CEO dan sekretaris yang berada di lantai itu.

Resepsionis itu berteriak lalu berjalan menghampiri gue.

"Maaf dek, kamu nyari siapa? Disini kantor." Ucap resepsionis itu menatap gue sengit.

"Lah emang siapa yang bilang ini rumah sakit?" Batin gue.

Gue menatap resepsionis ini, dia memakai baju ketat yang mempertontonkan belahan dada nya, rok span berwarna hitam, rambut yang dia sanggul ke atas, sepatu hak berwarna hitam, dan jangan lupakan make up nya yang menor!

"Ups sorry! Saya gak kenal sama tante." Ledek gue lalu berjalan kearah lift.

Dan baru saja gue melangkah wanita itu menarik gue kencang yang membuat gue hampir terhuyung.

"Heh?! Lo bilang apa? Tante? Sejak kapan gue nikah sama om lo! Dasar bocah ngeselin, pergi lo dari sini!" Bentak nya lalu mengusir gue.

Gue menatap nya datar lalu mengeluarkan seringaian.

"Tante gak kenal saya?" Tanya gue menyeringai.

"Cihh. untuk apa gue kenal bocah kayak elo?" Balas nya sinis.

"Ohh bocah ya? Tadi tante bilang apa? Pergi?" Tanya gue mengejek.

"Iya! Pergi lo dari sini atau gue bakalan nelfon kepala sekolah lo supaya lo di hukum karena bolos!" Ucap nya sinis.

"Widih galak banget nih cewek! Main  dikit bolehlah." Batin gue.

"Tapi sepertinya tante salah mengusir orang, yang akan pergi dari sini sebentar lagi adalah tante hehe." Ucap gue sambil menyengir.

"Jangan banyak bicara lo!" Pekik nya lalu bersiap melayangkan sebelah tangan nya.

"Ehem!" Dehem Fero di belakang resepsionis itu.

Resepsionis itu langsung berbalik dan menyapa Fero dengan suara yang Manja. Ew.

"Eh bapak, apa ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya resepsionis tadi lalu mengeluarkan senyum menggoda nya.

"Maaf bu ruangan ibu ada di lantai 8, dan Fina apa yang kamu lakuin tadi! Apa kamu ingin menamparnya? Ingat yah kalian jangan main-main dengan keluarga Ghoman! Miss Alena adalah anak CEO kita, yang berarti akan menggantikan pak Hermawan." Ucap fero dengan nada tegas.

Wanita itu berbalik menghadap gue dengan wajah pucat dan gue langsung tersenyum kemenangan, semua orang menatap kami lalu menunduk.

"Oh ya satu lagi, Fero tolong pecat wanita itu saya tidak mau punya karyawan memalukan seperti dia! Dan tegaskan kepada seluruh karyawan di sini untuk menjaga kelakuan mereka!" Ucap gue datar.

Fero mengangguk lalu berbicara kepada semua orang.

***

Gue memasuki ruangan baru gue

Terdapat meja kerja di samping jendela besar yang memperlihatkan kota jakarta, sofa di tengah ruangan, toilet, satu kamar tidur, dan perabotan lain.

Gue menyimpan slingbag gue di sofa lalu memulai mengecek berkas-berkas
yang udah nunggu gue diatas meja.

Gue mengecek ulang salah satu berkas keuangan dari Ghoman International School.

"Ada yang salah!" Batin gue.

Gue menelfon Fero untuk segera datang ke ruangan gue.

Tok..tok..tok..

"Masuk." Ucap gue.

"Permisi miss." Ucap Fero.

Gue dan Fero memang sepakat untuk memakai bahasa formal dikantor.

"Saya mau tanya, mengapa data keuangan dari sekolah yang dibangun oleh pak hermawan, jumlahnya ada yang anjlok?" Tanya gue bingung.

Biarpun pak hermawan adalah dad gue tapi gue harus profesional dengan memanggilnya sebagai atasan.

"Maaf miss, tapi sebelum nya data dari sekolah itu memang sangat buruk, saya telah mengeceknya berulang kali tapi sepertinya pihak sekolah lah yang salah." Ucap nya menjelaskan.

"Jadi menurutmu ada yang menyalahgunakan dana dari perusahaan yang diberikan untuk pembangunan sekolah?" Tanya gue yang di balas anggukan.
"Sejak kapan itu terjadi?" Tanya gue lagi sambil memperhatikan layar laptop gue dan menyalin data keuangan itu.

My Nerd Is CEO

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang