TUJUH

71.8K 4K 21
                                    

(Alena Pov.)

"Sejak 3 tahun yang lalu." Ucap Fero.

Gue tersentak lalu kemudian kembali menormalkan ekspresi gue.

"Apa pak hermawan tau?" Tanya gue berapi-api.

Fero mengangguk lalu kemudian memberikan gue sebuah flashdisk.

Gue membuka data itu dan menatap dengan serius data keuangan dari setiap cabang perusahaan, dan yang membuat gue tersentak adalah sekolah itu.

"Mengapa pak hermawan diam saja?! Setiap tahun dana yang kita sumbangkan untuk pembangunan ternyata masuk ke salah satu kantong salah satu petinggi sekolah dan jumlahnya lumayan besar setiap tahun nya paling rendah adalah 700 juta." ucap gue geram.

"Pak hermawan sudah tau semuannya, beliau menunggu anda untuk menyelesaikan kasus ini sendiri sambil mengumpulkan bukti yang kuat, itulah mengapa pak hermawan meminta anda kembali ke indonesia." Ucap Fero.

Gue memijit pelipis gue lelah. Seringaian kembali tercetak di wajah gue.

"Kita bisa mengumpulkan bukti yang kuat! Dengan menjadi salah satu siswi di sekolah itu dan menyamar sebagai gadis cupu atau menjadi gadis populer." Ucap gue tersenyum sinis.

Fero mengangguk setuju dan ikut tersenyum.

"Tapi sepertinya saya sudah tau anda pilih yang mana miss, anda benci dekat dengan orang munafik yang hanya mengiginkan kepopuleran dan juga kekayaan. Dan juga anda suka tantangan." Ucap Fero.

Gue tersenyum sinis ke arah nya yang di balas anggukan.

"Besok saya sudah bersekolah di sana, siapkan perlengkapan saya selama bersekolah di sana, saya hanya ingin bersekolah di sana sampai kasus ini selesai dan saya akan kembali ke USA." Ucap gue datar.

Fero menatap gue kaget lalu kemudian tertawa.

"Anda sudah di berikan kepercayaan di posisi sekarang miss, anda tidak akan di izinkan oleh pak hermawan." Ucap Fero tertawa geli.

Gue tersenyum licik menanggapinya.

"Kau akan liat nanti!" Ucap gue datar.

Dia membalas gue dengan senyuman devil nya.

"Saya tunggu miss, kalau begitu saya permisi dulu." Ucap nya kemudian berlalu.

Gue menyandarkan badan gue ke kursi kemudian kembali sibuk dengan tumpukan berkas ini.

What do you mean..oo..oo..

Suara itu mengejutkan gue dari keseriusan gue bekerja, ternyata yang nelfon adalah Rafa.

"Halo?" Ucap gue sambil menempelkan handphone gue ke telinga kanan dan kembali mengetik

"Lo di mana? Ini udah jam 9 lewat, lo lembur?" Tanya nya.

Gue tersentak lalu kemudian memandang jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kanan gue.

"Segitu seriusnya kah gue?" Batin gue.

"Gue gak lembur tapi kayaknya gue  bakalan pulang telat." Ucap gue.

"Oh oke." Ucap nya.

Gue memutuskan sambungan telfon lalu kembali mengetik .

02.00 pm.

Gue merenggangkan badan gue lalu memijit pelan leher gue. Gue lalu berjalan santai menuju parkiran, masih banyak orang di sini yang lagi lembur.

"Besok bakalan jadi hari yang menyenangkan buat gue, selamat menikmati kejatuhan mu koruptor." Batin gue sambil berjalan menuju mobil.

My Nerd Is CEO

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang