DUA BELAS

66.9K 4.2K 21
                                    

(Alena Pov.)

Gue kini tengah menyandarkan badan gue di sofa ruang tamu keluarga gue.

"Kalau di liat-liat Aditya baik juga ya." Batin gue.

Kemudian gue tersadar lalu menutup muka gue agar tidak lagi kepikiran dengan cowok nyebelin itu.

"Sialan! Kenapa dia lagi sih yang gue pikirin." Teriak gue frustasi.

Gue tersedak saat salah satu pembantu gue meneriaki gue spontan karna kaget mendengar teriakan gue.

Uhukk..uhuk...

Pembantu yang tadi mengagetkan gue langsung panik melihat muka gue yang kini merah padam karena tersedak.

"Non..non..tidak apa-apa?" Tanya nya panik.

Gue menghiraukan nya karena dadaku sesak akibat tersedak.

"Am..ambilin a..aku mi..num." Ucap gue terbata-bata.

Wajah pembantu yang gue ketahui nama nya Ani yang umurnya 5 tahun lebih tua dari gue langsung berlari ke arah dapur. Dan tak lama kemudian dia datang dengan segelas air putih di tangan nya yang langsung gue ambil.

"Astagfirullah bibi, kalau aku mati gimana?!" Tanya gue kesal.

Dia nyengir kuda ke arah gue yang gue balas dengan pelototan.

"Dia kira mukanya cantik kali ya kalau nyengir kek gitu? Kalau gue yang nyengir sih pasti cantik lah." Batin gue kepedean.

"Balik sana." Ucap gue ketus.

Dia langsung berlari terbirit-birit ke arah dapur. Sedangkan gue geleng-geleng kepala melihat kelakuan para pembantu di rumah gue yang Gesrek semua.

***My Nerd Is CEO***

Gue sedang fokus menatap bu Sri yang tengah menerangkan penjelasan pelajaran. Lalu terdengar ketukan dari arah luar.

Dan tak lama kemudian bu sri masuk bersama seorang wanita yang penampilan nya sama dengan gue.

"What? Siapa nih orang? Mirip gue wkwk." Batin gue.

Lalu bu Sri mempersilahkan wanita itu maju memperkenalkan dirinya.

"Ehem..perkenalkan nama saya Andina Fajar." Ucap nya singkat.

Gue menatap nya datar, kok mukanya kayak familiar yah? Kemudian saat gue melihat dia tersenyum khas seseorang, gue tersadar dan membelakakkan mata.

WHAT THE FUCK!!

"Rasya? RASYA ANDINA HUZEIN???Rasya sahabat gue" Batin gue kaget.

Gue mengerjapkan mata gue takut salah dengar. Secara liat aja penampilannya 11-12 sama gue.

Dia pake baju dan rok yang sama kayak gue dilonggarin sedikit, sepatu pentofel hitam, rambut kepang dua warna light brown, kacamata yang gue yakini non minus, tas jansport gambar bendera london, dan jangan lupakan buku-buku tebal ada di genggaman nya.

Anjir! Rasya udah gila!

"Baik anak-anak apa ada yang ingin bertanya?" Tanya Bu Sri kepada kami.

Lalu Si cabe kunyuk ngangkat tangan kanan nya.

"Ya, Vi apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Bu Sri sopan.

"Takut di pecat kali." Batin gue tersenyum sinis.

"CUPU ADA KEMBARAN LO TUH WHAHAHA!!" Teriak nya lalu tertawa mengejek.

"Anjirr dasar cabe gak tau diri!" Batin gue gemas pengen nabok.

Semua murid di kelas menatap kami berdua sambil tertawa cekikikan bahkan ada yang jatuh di lantai sambil memegang perut nya.

Gue dan rasya menatap sinis ke arah Ivi yang katanya anak kepsek wuanjirr itu.

"Baik Andina, silahkan kamu duduk di samping Radit." Ucap bu Sri yang diangguki oleh Rasya.

Rasya duduk di bangku di belakang gue di samping Radit.

"Gak lama lagi ada berita COUPLE R." Batin gue.

Gue menatap rasya dengan tatapan JELASKAN yang dibalas muka santai yang pengen gue tonjok muka mulus nya hehe.

***My Nerd Is CEO***

Gue dan Rasya kini tengah berada di halaman belakang sekolah.

"J.E.L.A.S.I.N!" Ucap gue penuh penekanan.

Dia mengangguk santai sambil mengeluarkan rokok.

"Anjir! Udah berapa hari ya gue gak sentuh barang haram itu ckck." Batin gue.

Gue lalu mengambil satu puntung rokok juga di dalam kotak kecil itu.

"Lo kayak gak tau gue aja, lo tau kan gue sahabat sejati lo hehe." Ucapnya nyengir ke arah gue yang gue yakini ucapannya bohong.

Gue menatap nya datar dan seolah tau dia menghembuskan asap dari mulutnya yang sama dengan yang gue lakukan.

"Okeoke, jadi gini waktu lo balik ke indonesia gue dan Arham ngerasa kehilangan lo, jadi kita mutusin buat ngikut lo ke indonesia." Jelasnya santai.

Gue terbelakak sambil memandangnya haru, kemudian gue memeluk nya erat.

"Huhu gak nyangka gue, tenyata sahabat gue ini setia banget, kayak doggy." Tanya gue yang masih memeluknya.

"Bangsat lo, lepasin gak pelukan lo ngerasa jadi lesbong gue." Ucap nya sambil mendorong gue pelan.

Kemudian kami terkikik geli bersama sambil menghisap sisa rokok kami.

"Oh ya beneran Arham juga ikut?" Tanya gue. Rasya mengangguk santai.

"Yupp, tapi dia kuliah di ui." Ucap nya.

Gue mengangguk mengerti, memamg Arham lebih tua dari gue dan Rasya sekitar 2 tahun diatas kita, dia sudah semester 2, dan gue dan Rasya udah nganggap dia sebagai kakak, jangan lupakan dia adalah salah satu cogan dan penerus Putra's corp.

My Nerd Is CEO—

(22-DESEMBER-2015)

[1] My Nerd is CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang