"Fizh, tolong kasih spaghetti-nya ke meja nomor tiga dong. Gue mau ngepel nih, tadi minyaknya tumpah, ada-ada aja sih," titah Saka, teman kerjanya Hafizh yang mendapat shift larut.
Tak banyak elakan, Hafizh pun membawa makanan yang dipesan meja nomor 3 itu. Ternyata gadis yang selalu dipertanyakan Hafizh.
Tumben sekali dia memesan makanan. Biasanya, bahkan kue-kue kecil pun tidak ia beli. "Permisi, Mbak. Ini pesanannya, ya. Ada lagi?" tanya Hafizh, membuyarkan konsentrasi gadis itu.
Ia mendongak untuk menatap Hafizh, lalu tersenyum tipis. "Gak usah, Mas. Makasih, ya." Lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya, menghiraukan Hafizh.
Hafizh pun kembali ke dapur untuk mengambil tasnya dan pulang. Hanya malam-malam biasa, tak ada sesuatu hal yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit Wounds
Short Story[TR 4] Elsa, kopi, tengah malam, luka, tugas, Hafizh. Semua itu berkaitan. copyright 2015 © rdnanggiap