"Saya bawain puding cokelat."
Elsa mengalihkan pandangannya dari bukunya dan menatap puding yang dibawa Hafizh.
"Makasih, ya." Elsa mengambil sendok kecil dan memotong puding. "Kamu kerja larut?"
"Oh, enggak. Saya sampai jam 10 aja."
Elsa mengangkat kedua alisnya sambil mengunyah puding.
Seperti diminta jawaban lagi, Hafizh kembali melanjutkan, "Saya pengin nemenin orang yang sekarat aja."
Elsa tertawa pelan mendengarnya. Ia mengerti maksud ucapan Hafizh. Sampai saat ini, Elsa masih memesan kopi tiap malam dengan mata yang dipaksa terjaga dan otak yang dipaksa berpikir.
"Kamu tau, gak, apa yang ngebuat cepet mati?" tanya Elsa.
Hafizh menjawab, "Kegiatan kamu belakangan ini."
Elsa tertawa pelan lagi, membuat Hafizh ikut tersenyum karenanya. "Bukan," jedanya. "Tapi rindu yang menyiksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit Wounds
Short Story[TR 4] Elsa, kopi, tengah malam, luka, tugas, Hafizh. Semua itu berkaitan. copyright 2015 © rdnanggiap