Chapter 3

108 13 0
                                    

Don't forget to Read , Comment and Vote guys. Thank you ;D

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku tak peduli apakah dia menangis. Aku memasuki kamarku dan merebahkan diri di kasurku. Aku menolak Selena karena suatu alasan. Tapi entahlah rasanya hatiku tak ingin diisi seseorang untuk saat ini. Kuakui dia lumayan cantik, tapi jujur dia bukan tipeku. Kenapa harus aku? Kenapa bukan Niall atau Harry? Mereka berdua menyukai Selena. Sudahlah dia tidak penting untuk dipikirkan, aku ingin tidur. Aku melepas bajuku dan menyelimuti tubuhku, aku yakin sebentar lagi aku memasuki alam mimpi.

~ Ariana Grande POV ~

"Hoammm." Aku menguap dan meregangkan tanganku. Aku melihat ke arah jam dinding kamar asramaku. "Astaga, aku terlambat masuk kelas." Aku buru buru mandi dan memakai pakaian juga sepatu Supra unguku. Aku langsung berlari ke kelasku. "Miss Grande, kenapa kau terlambat?" Kata Mr Levine guru musikku. "Sorry sir, I wake up too late" kataku di depan pintu. "Untuk kali ini says maafkan, duduklah" Katanya.

Aku berjalan menuju tempat dudukku. Aku melihat Selena menatapku tajam, dan aku take peduli. Aku duduk di bangku belakang pojok kanan. "Oke class, hari ini Kita akan membahas tentang LOVE" Kata Mr. Levine. "Hahh, tidak salah apa? Kita kelas Music bukan fisosofi kan?" Kata Harry. "Tidak, tidak ada yg salah. Siapa yg bisa memberi contoh apa arti Love" Kata Mr. Levine lagi. Kelas menjadi hening seketika. "Coba Justin apa arti Cinta menurutmu?" Kata Mr Levine. Justin menatap Mr. Levine dengan tatapan coolnya lalu menjawab "Perasaan."

"Okey, kalau kau Niall?" Kata Mr. Levine. "Tak mau kehilangan" Kata Niall sambil nyengir. "Boleh juga. Kalau kau Selena?" Kata Mr. Levine. "Sesuatu yg harus diperjuangkan dengan cara apapun" Katanya sambil menatap..... Entahlah mungkin Justin. "Bagus Sekali" Kata Mr. Levine. "Karna itu today we will make few team untuk perform lagu dengan tema Cinta." Kata Mr. Levine. "1 kelompok berisi 2 orang, laki laki dan perempuan" katanya lagi. "Saya beri waktu 5 menit bentuk kelompok kalian dan diskusikan lagu apa yg akan ditampilkan" Kata Mr. Levine lagi.

"Kau dengan siapa Ariana?" Tanya Niall. "Entahlah, aku bingung" jawabku. "Kau dengan siapa Ni?" Kataku. "Dengan Meghan" jawabnya. Kurasa hanya aku saja yg belum mendapat kelompok. "Justin, aku denganmu ya?" Kata Selena, 2 kursi di depanku. Justin berdiri dari kursinya dan duduk dihadapanku. "Aku sudah dapat kelompok" katanya. Aku menatapnya bringing. "Hentikan tatapanmu Itu, kau bersamaku" katanya membuatku terkejut. "Bagaimana dengan Selena?" Kataku. Aku masih punya hati untuk itu. "Entahlah" katanya santai.

"Lagu apa yg kita pakai untuk tampil?" Tanyaku. "Terserah kau saja" katanya. "Arghhh" jerit Selena membuatku dan seluruh murid menoleh kepadanya. "Kau kenapa?" Tanya Harry. "Tidak apa apa" katanya dingin. "Oke Karna sudah terbentuk kelompok saya harap kalian bisa bekerjasama dengan bail. Saya beri waktu 4 hari untuk berlatih. Kita akan bertemu di ruang musik. Yg terbaik akan tampil panda festival sekolah minggu depan. Kelas selesai untuk hari ini. Selamat pagi" Kata Mr. Levine sambil berjalan keluar kelas. "Kita latihan dimana?" Kataku. "Taman kemarin" Kata Justin. "Oke, bye" kataku.

Aku keluar kelas dan bingung mau kemana. Akhirnya aku memutuskan pergi ke ruang musik. Aku ingin mencoba beberapa alat musik disana. Aku berjalan sampai ruang musik. Aku masuk ke dalam dan melihat alat musik kesukaanku terpampang megah di tengah ruangan. Piano putih indah dan cantik. Aku berjalan Dan duduk di kursi piano itu. Aku mencoba memainkan lagu ciptaanku sendiri, baru saja beberapa minggu aku membuatnya. Aku mulai menyanyikannya.

I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right,
But that's a lie, that's a lie

And we can deny it as much as we want
But in time our feeling will show
Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each others arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

"GREAT PERFORMANCE" teriak Niall disertai tepuk tangan. "Niall, kau mengagetkanku. Sedang apa kau disini?" Kataku padanya. "Maaf, aku sedang bersembunyi" katanya sambil melihat ke pintu. "Bersembunyi? Dari apa?" Tanyaku penasaran + bingung. "Dari...""Niall, please keluarlah" perkataan Niall terpotong karena teriakan cewek dari luar ruang musik.

"Dari mereka" Katanya. "Memangnya kenapa mereka mengejarmu? Aneh sekali" kataku. "Biasalah, mereka fansku, I mean fans The Boys" katanya. BRAKKKKK!!!!! Niall langsung berdiri di belakangku. Pintu ruang musik terbuka akibat fans fans The Boys. "Niall, kenapa kau disitu kemarilah" Kata seorang cewek. "Niall, kemarilah" Kata seorang yg lain. Aku menatap Niall. Niall menatapku dengan tatapan Please help me from them. Aku menghela nafas dan menoleh ke para perempuan itu.

"Maaf, jika aku mengacau. Tapi kalian telah mengganggu latihanku." Kataku pada mereka. "Kau diam saja, anak baru gk usah sok deh" Kata seorang cewek dengan dandanan genit. Kalau saja aku bisa aku akan mencabut nyawanya sekarang. "Kami hanya ingin Niall tidak ada urusan denganmu." Kata cewek Itu. "Tapi kalian menggangguku, lebih baik kalian keluar" kataku jutek. "Ihhh, songong banget sihhh" kata cewek itu mendorong bahuku. "Wowow, easy girls" Kata Niall melepaskan tangan cewek itu dari bahuku.

Kalau saja tak ada Niall udah abis nih cewek. "Jadi cewek genit banget sih, orang cowoknya gk mau malah ngejar ngejar gk jelas, terlalu gk laku ya" kataku sinis dengan tampang datar. Niall menatapku kaget mungkin, dia baru tau sifatku yg jutek abis sekarang muncul. "Loe Itu ya" Kata cewek Itu ingin menamparku. Aku memejamkan mata, setelah agak lama aku membuka mataku, aku melihat tangan cewek Itu dekat wajahku dengan tangan seseorang menahannya. Aku melihat orang itu. Aku kira Niall, dan yg membuatku kaget itu Justin.

"Ju-jus-Justin" Kata cewek Itu melihat Justin takut. Justin menghempaskan tangan cewek Itu. "Tangan seharusnya digunakan untuk hal yg baik, kalau gk digunakan dengan baik lebih baik gk usah punya tangan aja." Kata Justin datar. Semua yg berada disini hening. "Aku minta maaf Justin" Kata cewek Itu. "Aku tak butuh maafmu" Kata Justin Dan menarikku pergi keluar dari ruang musik. Semoga saja Niall baik baik saja berada di dalam sana bersama banyak Plastic Girl. Aku hanya melangkah mengikuti Justin yg menarik tanganku.

#######################

Hi guys, Gimana ceritanya ? Jangan lupa Vote and Comment ya. Aku butuh banget comment kalian ide kalian untuk ngelanjutin cerita ini.

I hope you like it guys. Thanks for reading. Ditunggu next chapternya ya. I Love You Guys ({})

#CarrissaSwaggie

Find Your Purpose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang