Maaf bila typo bertebaran.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ariana POV ~
It's crazy. Apa yang terjadi padaku? Dadaku berdebar debar tidak normal setelah kejadian tadi. Aku langsung meninggalkan Justin setelah bel berbunyi aku tak ingin dia melihatku yang sudah memerah ini. Oh Tuhan.... Apa aku salah jika mencintainya? Jika ya, aku tak peduli lagi aku sungguh mencintainya. Ini tidak bisa aku dipungkiri lagi.
"Ari, kau ikut kelompok kami kan?" tanya Katie. "ya, aku ikut" jawabku lalu berlari ke arahnya. "kelompok lawan kita nanti itu kelompok Froxi." kata Hils. "haa? Kelompok cowok? Apa Mr. Diesel tidak salah cowok lawan cewek?" tanyaku heran. "aku tidak tau. Mr. Diesel yang memberitauku barusan" jawabnya lagi.
Sebenarnya tidak masalah harus melawan kelompok cowok tapi, kenapa harus kelompok Froxi yang salah satu anggotanya itu Justin. "Okey guys. Sekarang kalian kumpul ke tengah sesuai kelompok." kata Mr. Diesel membuyarkan pikiranku. Aku berkumpul ke tengah lapangan bersama yang lain.
"kelompok yg main pertama kelompok nate dengan kelompok jane, setelah itu kelompok fredo dengan kelompok alexa, dan yg terakhir kelompok froxi dengan kelompok Katie." yapss kelompokku dan Justin bermain terakhir. It's great. "kelompok yang bermain silahkan bersiap yang lain tunggu dan liat di kursi penonton." kata Mr. Diesel.
Aku beranjak berjalan ke bangku penonton bersama kelompokku. "hey, we meet again" kata Justin duduk disampingku. "kau mengagetkanku, Just" kataku menatap ke lapangan. "benarkah?" katanya. "Ya, kau muncul tiba-tiba. Menghilangpun tiba-tiba" jawabku. "jadi begitu ya? Jadi kau merindukanku ketika aku menghilang tiba-tiba" katanya membuatku memutar mata.
"what? aku baru tau kalau seorang Justin Bieber mempunyai tingkat kepedean yang sangat tinggi" jawabku jengah. "yah. Bukankah itu bagus." balasnya lagi. "tentu tidak, Mr. Bieber" jawabku malas. "jadi sekarang, lapangan terlihat lebih tampan daripada seorang cassanova sekolah sepertiku" katanya membuatku memutar kepalaku melihatnya.
"Justin, are you okay?" kataku memegang keningnya dengan wajah bingung melihatnya. Justin memejamkan matanya ketika tanganku menempel di keningnya. Mataku terpaku menatap wajahnya tanpa sadar aku menahan nafas.
~ Author POV ~
Tanpa sadar Ariana yang menempelkan tangannya ke kening Justin memberikan sedikit memori masa kecil mereka ke Justin. Justin membuka matanya menatap mata Ariana yang juga menatap matanya.
"Apa yang kau lakukan, Ana?" kata Justin. "a-aku tidak melakukan apapun" kata Ariana bingung. "jangan berbohong" balas Justin serius. "a-aku se-serius, Justin. Aku hanya mengecek keadaanmu saja. Apa aku melukaimu?" jawab Ariana khawatir. "sudahlah lupakan, aku hanya bercanda" kata Justin tersenyum tipis sambil mengacak rambut Ariana.
Justin penasaran apa yang terjadi belakangan ini. Dia selalu mendapat bayangan bayangan masa kecilnya yang dia pun tidak mengingatnya. Meskipun sering mencoba mengingatnya tidak ada satupun yang pernah diingatnya.
"Hey,Justin. You're okay?" kata Ariana membuyarkan lamunannya. "ahh, ya tentu saja." balas Justin sambil tersenyum. "hei ariana, ayo giliran kita sekarang" teriak Katie. "Oh ya. Ayo kalau gitu." kata Ariana. "sampai bertemu di lapangan Justin" kata Ariana sambil berlari meninggalkan Justin.
~ Ariana POV ~
Sekarang adalah waktunya timku melawan tim Justin, ya kau tau tim Justin itu hampir semua anggotanya bebadan atletis, aku saja tak yakin aku bisa menang melawan mereka. Aku hanya pasrah, tapi tetap berusaha yg terbaik.
Pritt... Prittt...
Peluit dimulainya permainan di quarter terakhir sudah berbunyi. Skor yang didapat timku masih kalah dengan tim Froxi yaitu 20 | 26. Aku mulai membawa bola ke tempat lawan, aku mengoper bola ke Katie, dan dia berlari membawanya ke sisi dekat ring lawan. Tubuhku yg mungil ini terhalang oleh badan Froxi yang besar.
Aku berlari mendekat ke arah Katie untuk meminta bola, setelah Katie memberikan bolanya padaku aku mendribble bola berusaha untuk masuk ke garis pertahanan tim Froxi. Saat aku ingin maju, Justin berdiri di hadapanku dan memblock jalanku. Aku terpaksa berhenti berlari.
"Kau mau tau sesuatu tentangmu?" tanya Justin padaku. Aku yang penasaran pun akhirnya menjawab "Apa?" kataku penasaran. Aku tetap berusaha fokus dengan bola yang kudribble. Aku melihat Aley yang kosong tanpa penjagaan lawan. Aku menatap Justin lagi.
Ia tersenyum tipis, bahkan hampir tak kelihatan jika ia tersenyum. "Kau berkeringat," katanya berbisik dekat telingaku. Aku menahan nafasku. "Aku suka jika kau berkeringat, kau seksi" katanya lagi sambil menggigit bibirnya menggodaku. Aku melebarkan mataku.
Selagi ada kesempatan aku mengoper bolaku pada Aley. Aku bernafas lega. Aku menatap Justin lagi. "Godaanmu gak mempan untukku, jika kau mau mengecohku harusnya bukan begitu caranya" kataku sombong. Padahal jauh di dalam hatiku, aku masih shock berat.
Justin tertawa kecil, "jadi kalau hanya seperti itu gak mempan ya?" katanya lagi. Aku hanya menganggukkan kepala sambil berjalan melihat timku. Justin menjagaku ketat. "bagaimana jika begini," dia menjawab dengan mencium pipiku singkat. "masih gak mempan kah?" katanya lagi.
Aku menundukkan kepalaku malu, aku rasa pipiku memerah sekarang. Oh God, I can't help falling in love with him. "someone's blushing right now?" kata Justin sambil tersenyum sambil berlari mencari bola. Aku jadi gak fokus main tau gak, gara gara Justin.
Aku berlari mengejar Justin, aku harus menjaganya agar tak mendapat operan bola. "Hei, bagaimana kalau kita bertaruh? Yang kalah harus mau ngelakuin apa yang disuruh si pemenang selama 1 minggu. Gimana?" kata Justin sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Ehmmm. Boleh juga, jika timmu menang aku akan ngelakuin apa yang kamu suruh dan sebaliknya" jawabku setuju. "deal ya?" kata Justin. "Yappp. Deal" jawabku pasti. "lihat saja sebentar lagi" kata Justin smirk.
PRITTTT.... PRITTTT.... PRITTTT..
Akhirnya setelah main selama 4 kuarter melawan tim Justin yang membuat lelah luar biasa. Dan juga aku harus menuruti semua perkataan Justin karena timku kalah dengannya. This is suck. "ehemm, ingat taruhannya kan? Bawain tasku dong, kelas kita sama hari ini, beruntung sekali aku." Katanya sambil memberikan tasnya padaku.
"Kelas seni? Kenapa bisa sama denganmu?" jawabku sebal. "memang sama kok. Dasar kau ini, aku kekelas sekarang, aku tak ingin telat masuk" katanya lagi sambil berlalu di depanku. "ehhh, Justin tunggu" panggilku sambil menyusul di belakangnya.
Sesampainya di kelas aku meletakkan tasku di tempatku duduk dan memberikan tas Justin padanya. "kau bawa apa aja sih di tas itu? Berat sekali, rasanya punggungku ingin patah membawanya" tanyaku sambil duduk menyender ke kursi yang kududuki. "hanya buku kamus, buku catatan, sepatu basket, macbook, Ipod, dan headphone. Itu saja" jawabnya santai sambil melihat kearahku yang berada di sebelahnya.
"kau gila, pantas saja berat, gak sekalian isi bom aja biar aku meledak juga." jawabku sinis. "iya iya aku minta maaf. Sorry? Is it too late now to say sorry?" katanya sambil memberikan sapu tangannya padaku. "okay, apologize accepted. Thanks for this" jawabku sambil menerima sapu tangannya. Dia hanya tersenyum melihatku.
"Ariiiiiiiiiiii, kau disini?" jerit seseorang. Aku dan Justin menoleh ke arah pintu kelas untuk melihat siapa yang berteriak. Ternyata itu adalah.......
*********
"No matter how angry you get, you always end up forgiving the people you love" ~ Ariana######################
JUSTIN ON MULMED!!!
Sorry for always slow update. I'm sure that this is the slowest update. I'm so sorry guys, I had a few of test and homework in couple month ago.
I'm not sure, i will quicker update. But if I can I will update as soon as possible.
I hope you guys still be patient and still waiting my update. I'm nothing without you guys.
Thanks for VOMENT, thats mean a lot for me.
I Love You Guys 😉💋
#CarrissaSwaggie28
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Purpose
FanfictionWhen you love someone that much, even if something comes between you, it's a love that never really dies Act like you love me, stay here and lay here right in my arms, it's only a moment before you're GONE.