Empat

2.2K 73 1
                                    

Hari ini, hari yang ditunggu tunggu dari mama dan papa Audrey. Hari rabu adalah hati dimana papa dan mama Audrey pergi ke singapore. Dan hari ini, hari yang paling dibenci Audrey. Papa dan mama Audrey sudah mengurus kepindahan sekolah Audrey ke sekolah Alvin tanpa sepengetahuan Audrey, hanya Om Adrian dan Tante Deana yang tau ini. Dan masalah tinggal dimana, sudah jelas mama dan papa Audrey sudah membeli satu rumah untuk Audrey dan Alvin.

Audrey berjalan keluar kamar dengan malasnya. Baru keluar kamar saja sudah terpampang jelas koper koper yang sudah dipersiapkan untuk keberangkatan ke Singapore selama 2 tahun. Audrey sudah izin dengan wali kelas karna menemani keberangkatan papa dan mamanya. Wali kelasnya memakluminya. Padahal wali kelasnya sudah tau kalau audrey sebenarnya sudah pindah dari kemaren.

"Sayang.. Makan sini dulu yuk"sapa mama. Audrey menatap Mamanya melas.

"Iya ma.."audrey mencoba menahan air mata yang terbendung. Audrey melangkah gontai menuju ruang makan dan makan bersama papa dan Mamanya untuk terakhir kalinya.

"Kamu sudah siapin barang kamu buat pindah nanti?"Kali ini papa mencairkan keheningan diantara mereka. Audrey menggelengkan kepala. Dengan arti belum.

"Loh Rey, hari ini papa sama mama kan sekalian mau antar kamu juga ke tangerang"

Wait. Tangerang?. Berarti aku tinggal bareng Alvin dong? Males banget-_- mama kenapa baru ngasitau sekarang? Kenapa sebelumnya gak ngasitau aku, jadi aku bisa bersiap duluan-_-

"Yaudah, kamu lanjutin makannya. Mama mau packing baju kamu sama peralatan kamu buat disana"audrey menatap Mamanya lemas. Kenapa semua terjadi tiba tiba. Audrey sangat benci dengan kejadian hari ini. Audrey berharap ini semua hanya mimpi.

*****

Diseberang sana, terlihat Alvin yang sedang asik menata kamar untuk sepupu kesayangannya, audrey yang akan segera pindah kerumah baru mereka. Tidak, ini hanya sementara sampai mereka lulus.

Alvin menaruh foto masa kecil mereka yang difoto itu terlihat alvin sedang memeluk audrey dengan mesra. Alvin tersenyum. Itu hanya masa lalu.

"Lo bakal tinggal disini, pasti hidup gua makin ancur tapi karna lo juga, gua punya teman disini."alvin terdiam sejenak. Teman? Dia hanya sekedar sepupu. Tidak lebih.

Alvin keluar dari kamar audrey yang bermodel feminin dengan wallpaper warna pink soft yang mengesankan. Membuat siapa saja yang masuk kamar itu, akan disambut dengan tataan kamar yang rapi. Tapi ini sebelum audrey menempati. Tapi setelah ada audrey, entah bagaimana nasibnya kamar yang sudah rapi dan indah ini.

Alvin menyiapkan makanan yaitu berupa nasi goreng seafood kesukaan audrey. Mungkin keahlian sampingan alvin adalah memasak. Tapi tidak semua masakan bisa ia masak. Tergantung resep, enak dicari apa tidak bahannya.

Alvin menunggu audrey diruang makan hingga jam 15.00 P.M.

ting..tong..ting..tong..

"Rerey"alvin pun berlari ke pintu masuk dan membuka pintu dengan senyuman manis yang di buat buat untuk memancing emosi Audrey yang ada disebelah mamanya.

"Pagi alvin, Tante titip rerey selama 2 tahun ya. Nanti kalau kamu mau ke Jakarta, bawa dia jangan ditinggal. Lindungin juga rerey kalau ada apa apa. Kamu juga jaga kesehatan. Tante sama Om mau berangkat dulu, pesawatnya sekitar jam 19.00 P.M"Mama menarik tangan Audrey dengan lemas. Alvin melirik Audrey yang akan menangis.

"Cengeng amat lo bocah"Tangan alvin merangkul rerey yang sedang menangis dalam diam. Audrey memukul dada Alvin pelan. Alvin terlekeh.

"Yaudah Tante titip rerey ya, salam buat mama sama papa kamu. Dah alvin, rerey mama pergi ya"mama cipika cipiki di pipi audrey dan alvin. Mereka pun melambai tanda kepergian akan mulai. Alvin mengangkat koper yang dibawa audrey kesini dan menutup pintu.

My CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang