Hai..
Kita ketemu lagi di BIG Baby.Happy reading.
--------
--------Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sudah waktunya café untuk tutup. Aku baru saja membersihkan meja-meja dan peralatan memasak di dapur café. Aku senang bekerja keras, sebab itu akan membuatku sedikit melupakan masalah yang sedang kuhadapi. Setidaknya untuk sekarang ini.
Misteri tentang siapa Nathan dan dimana keluarganya selalu menari-nari dikepalaku. Aku tidak pernah melihat berita tentang Nathan dimanapun. Bahkan dikoran atau televisi sekalipun? Oh. Tidak pernah terpikir diotakku untuk melihat hal-hal seperti itu dari kemarin-kemarin. Yeah setidaknya aku akan mengeceknya nanti. Kalaupun aku tidak lupa.
Hell. Ini sudah lebih dari tiga minggu semenjak kecelakaan itu. Setidaknya aku bisa menemukan selebaran tentang orang hilang jika memang keluarganya peduli padanya.
Atau mungkin dia sudah tidak memiliki orang tua sepertiku?
Setelah mengucapkan sedikit basa-basi sampai jumpa dengan teman-teman rekan kerjaku, aku memutuskan untuk pulang.
Oh. Ya Tuhan. Ini terlalu malam untukku menjemput Nathan pulang. Aku bahkan tidak tahu sekarang apakah ia sudah tidur atau belum. Ini sudah hari kedua sejak aku menitipkan Nathan. Yang artinya dua hari ini aku mempercayakan Nathan untuk tinggal dirumah paman Tio selama aku bekerja. Entah sampai kapan akan terus seperti ini. Aku sudah berbicara kepada paman Tio tentang bagaimana Nathan ada bersamaku. Tentu saja ada kebohongan terselip didalamnya. Lalu dilanjutkan dengan kebohongan-kebohongan yang lain.
Aku berjalan kearea jalanan dan menghentikan angkot yang hanya berisikan dua orang ibu dan anak yang cukup muda.
---
Sampai didepan pintu, kupencet bel disamping pintu rumah paman Tio. Aku tahu ini terlalu malam untuk seseorang yang ingin bertamu. Tetapi aku harus menjemput Nathan untuk pulang kerumah bersamaku.
Pintu dibuka oleh paman Tio. Aku tersenyum lemah padanya. Sungguh, aku merasa tidak enak karena harus menitipkan Nathan yang seharusnya menjadi tanggung jawabku kepada mereka.
"Masuk dulu, Nasha. Paman ingin berbicara padamu." Paman Tio mempersilahkanku untuk masuk. Dia pasti ingin membicarakan tentang Nathan denganku. "Duduklah dulu."
"Terimakasih, paman." Aku sudah menyiapkan beberapa alasan yang tepat jika memang paman Tio selaku ketua RT disini merasa keberatan jika Nathan tinggal dirumahku.
"Dia sudah tidur." Dia membicarakan Nathan. "Kurasa dia kelelahan setelah seharian bermain bersama Drake dan Dean."
"Terima kasih, paman, aku benar-benar tidak tahu harus menitipkan Nathan dimana lagi selain disini saat aku bekerja." Wajahku menunduk.
"Tidak apa-apa, Nasha, kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Jadi sudah seharusnya aku membantumu. Lagipula bibimu Melia juga tidak keberatan dengan hal itu." Ucapnya tenang. "Dia bilang bahwa dia merasa senang karena seperti bisa melihat bagaimana Drake dan Dean tumbuh dewasa nanti saat melihat Nate." Lanjutnya.
Kenapa disini hanya aku yang memanggilnya Nathan, sedangkan oranglain selalu memanggilnya Nate?
"Terimakasih, Paman." Perasaan lega menghinggapiku, ia tidak membicarakan tentang Nathan yang tinggal bersamaku.
Tetapi itu tidak bertahan lama. "Aku rasa aku harus dengan berat hati membicarakan ini denganmu, Sha." Paman Tio membuka suara lagi.
"Kenapa, Paman?" tanyaku penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIG Baby
RomanceSemua berawal dari perbuatan bodohku yang mencoba bunuh diri. Frustasi dengan kematian Ayah dan Ibu yang meninggalkanku sendiri. Sehingga kecelakaan itu terjadi. Kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawa seseorang akibat perbuatan pengecutku. Memb...