Part 4

14K 667 6
                                    

Yee..
Kita ketemu lagii di Big Baby...
Langsung ajah ya.

Love ♡♡ buat all reader.
☆☆

----
----

Bangun pagi dengan kondisi badan yang pegal-pegal tidak membuatku berpikir untuk tidak melakukan aktivitas pagi yang harus aku lakukan.

Pagi hari ini dimulai dengan mandi air dingin yang terasa menyegarkan, setidaknya sedikit mengurangi pegal-pegal diseluruh tubuh.
Selesai dengan ritual mandiku, aku langsung mengambil baju dari lemari pakaian kecilku yang berada disudut kamar.

Hari ini aku hanya memilih memakai hotpants dan T-shirt longgar berwarna putih yang akan membuatku lebih mudah bergerak.

Saatnya aku membuat sarapan untukku dan Nathan sebelum dia bangun. Aku memang tidak suka diganggu jika sedang memasak.

Dan jika Nathan ada bersama bersamaku di dapur saat memasak, aku yakin dia akan terus-menerus bertanya padaku tanpa henti. Sama seperti tadi malam saat aku membacakan dongeng pengantar tidur untuknya.

Dia benar-benar seorang pria yang selalu ingin tahu. Rasa penasarannya sangat tinggi hingga terkadang membuatku sebal.

Aku berniat membuat nasi goreng pagi ini. Berjalan kedapur aku langsung membuka kulkas mengambil bahan makanan yang telah aku beli kemarin bersama Elma yang akan aku gunakan untuk membuat sarapan.

Setelah selesai memasak dan menata di meja makan, aku akhirnya berjalan kekamar Nathan.

Aku melirik jam  yang tergantung di dinding ruang tengah ternyata baru pukul setengah tujuh pagi. Masih pagi ternyata.

"Nathan..." aku mengetuk pintu kamar Nathan dengan perlahan mencoba membangunkan Nathan.

Pintupun terbuka, aku tahu sebenarnya Nathan bangun tidak pernah telat dari jam 6 pagi, karena saat aku menemaninya di rumah sakit dia tidak pernah bangun lewat dari jam  pagi.

"Ada apa, Nasha?" ujar Nathan sambil melemparkan senyum manisnya menatapku. Bahkan baru bangun tidur begini saja dia terlihat tampan.

Ya Tuhan.
Apa aku sudah terpesona pada Nathan seperti kata Elma?

Tidak-tidak!
Mungkin ini hanya karena situsasi Nathan yang terlihat tampan saja yang membuatku terpesona pagi-pagi begini.

Huh! Aku mendengus.
Baru sehari saja Nathan tinggal dibersamaku dia sudah membuatku terpesona sejak kemarin. Bagaimana kalau dia selamanya tinggal disini? Apa jadinya aku nanti?

"Nasha..."  Aku terkesiap, panggilan itu membuatku merona dan kembali fokus pada Nathan.

"Ehm." Aku berdehem sejenak. "Nathan mandi dulu ya. Eumm.. kamu bisakan mandi sendiri?" Tanyaku berharap. Karena aku tidak akan mau memandikannya lagi seperti kemarin.

Kejadian kemarin masih berputar-putar diingatanku. Entah kenapa aku sulit sekali melupakan kejadian memalukan tersebut. Membayangkannya selalu mampu membuatku merona.

"Iya, Nasha, aku bisa." Ucap Nathan dengan tersenyum lagi. Membuat mata birunya terlihat sedikit menyipit.

"Ya udah. Nasha tunggu disini aja ya, mau nyiapin baju buat Nathan."

"Iya, Nasha."

"Handuknya jangan sampai ketinggalan." aku mengingatkan.

"Iya, Nasha." tidak adakah jawaban lain.

"Oke. Ya udah sana mandi." Ucapku lagi.

----

Setelah selesai sarapan, hari ini aku berniat untuk pergi ke ke Café tempatku bekerja dulu. Ya, aku aku dulu bekerja part time disalah satu Cafè yang letaknya tidak jauh dari kampusku. Biasanya aku akan mulai bekerja setelah pulang kuliah.

BIG BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang