Pagi ini adalah hari pertama Lexa menyandang status istri lagi. Namun sikapnya jauh berbeda saat dia menjadi istri Tomy. Lexa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus ibu yang baik di keluarga kecilnya sekarang. Lexa dan Esty sibuk berada di dapur. Tiba-tiba terdengar dentingan bel rumah berbunyi.
"Biar Lexa saja Ma, yang membukakan pintu," ujar Lexa lalu berjalan membukakan pintu.
Saat pintu terbuka, Lexa mengerutkan dahinya, melihat wanita bersama anak kecil di depannya. Adel yang belum pernah bertemu dengan Lexa, hanya tersenyum. Lalu masuk begitu saja seperti biasanya. Lexa menatap heran dengan sikap Adel yang blusak-blusuk itu.
"Al dan Billa sudah siap?" tanya Adel santai kepada Lexa, sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
Lexa masih menatap bingung dengan orang yang tidak punya sopan santun baginya itu. Al dan Billa yang baru saja turu dari tangga, langsung disapa Adel ramah.
"Selamat pagi Al," sapa Adel sambil menghampiri Al dan Billa ke ruang makan.
Lexa mengikutinya dari belakang. Al yang melihat wajah Lexa tak bersahabat, langsung perasaannya merasa tidak enak.
"Mom ini ken...," belum juga Al menyelesaikan ucapannya, tanpa mengucap sepatah kata pun Lexa berlari menaiki tangga.
"Sebentar ya, Del," pamit Al lalu mengejar Lexa naik ke kamarnya.
Al membuka pintu kamar melihat Lexa memasukan pakaiannya ke dalam koper sambil menangis.
"Mom, kamu mau ke mana?" ujar Al kaget, menahan tangan Lexa yang sibuk memasukan pakaiannya ke dalam koper. Lexa menepis tangan Al kasar dan menutup koper itu.
Tanpa mengucap sepatah kata pun, dengan air mata yang berlinang, Lexa berniat melangkah dari kamar itu, namun Al dengan cepat memeluknya dari belakang.
"Kamu kenapa? Apa salah aku?" tanya Al memeluk tubuh Lexa semakin erat. Lexa masih saja membisu seribu bahasa. Dia menangis sesenggukan.
"Jangan diam, bicaralah, biar aku tahu apa salahku," rajuk Al yang kini melepas pelukannya, lalu memutar tubuh Lexa untuk menghadapnya.
"Sepertinya aku salah berada di sini," ucap Lexa menahan tangisnya.
"Apa maksud kamu?" tanya Al sambil menghapus air mata Lexa.
"Siapa wanita itu?" sergah Lexa menatap Al tajam. Ternyata benar dugaan Al tadi, jika Lexa akan merasa cemburu pada Adel.
"Dia tetangga kita Mom, dan dia juga karyawan di kantor aku," jelas Al memeluk pinggang Lexa, menempelkan tubuhnya hingga bagian sensitifnya bergesekan dengan paha Lexa.
"Jangan mulai, kamu akan berangkat ke kantor," ujar Lexa sudah menyadari jika milik Al sudah mengeras.
"Tapi aku pengen," rajuk Al manja sambil mengerling mesum.
"Aku sedang marah sama kamu, awas lepas!" Lexa melepas paksa pelukan Al.
Al segera menutup pintu, lalu mencabut kuncinya dan menaruhnya di atas lemari, membuat Lexa kesulitan menggapainya dengan badan mungil dan tinggi tidak seberapa itu. Al berjalan dengan wajah penuh nafsu. Al melonggarkan dasinya, Lexa yang tahu maksud Al semakin mundur hingga tubuhnya mentok terbentur tembok. Al mendekat lalu memepet tubuh Lexa hingga dia tidak dapat berkutik lagi.
"Kamu akan menolak permintaan suamimu ini, Sayang?" seringai Al dengan suara seksi, sambil tangan membelai lembut dari pipi Lexa, turun ke leher, semakin turun hingga berhenti di dada Lexa.
"Aku sangat merindukanmu, Sayang," ucap Al sambil membuka kancing baju Lexa satu persatu. Lexa memejamkan matanya, menikmati setiap belaian dari Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)
RomanceSeorang penerus perusahaan peninggalan papanya, masih muda, keren, cool, namun duren (duda keren). Dia memiliki seorang putri cantik berusia 7th. Dia sangat menyayangi putrinya, semenjak lahir, putrinya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ib...