MELEPAS, DEMI CINTA YANG LAIN

10.2K 841 51
                                    

POV LEXA

"Pergilah, secepatnya dari sini," ucap Tomy mengagetkanku.

Bukan karena kehadirannya yang tiba-tiba, melainkan dia tiba-tiba memasukan semua pakaianku ke dalam koper dan aku mengerutkan dahiku, saat melihat amplop coklat yang dia lempar di atas ranjang.

"Aku akan memulangkanmu kepada orang tuamu. Aku menikahimu seperti menikahi mayat hidup. Pergilah, sesuka hatimu setelah sidang cerai kita berakhir," ujar Tomy sambil memasukan pakaianku ke dalam koper. Aku masih terdiam mematung menatapnya.

Setelah dia selesai memasukan sebagian pakaianku ke dalam koper, lalu dia menghampiri aku dan menangkup pipiku agar aku menatapnya. Dia tersenyum manis padaku.

"Terbanglah, aku akan membuka sangkar yang sudah membuatmu terkurung dan tersiksa. Pergi, carilah kebahagiaanmu," ujarnya terdengar tulus. Aku tidak menyangka dia ternyata lelaki yang sangat baik.

Tanpa sepatah kata pun, aku memeluk dia sangat erat. Aku merasakan dia membalas pelukan dan mengusap rambutku lembut.

"Maafkan aku, Tomy, aku tidak pernah menjadi istrimu yang baik, dan tidak pernah menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri," ucapku sambil menangis di dada bidangnya.

"Aku sudah memaafkanmu, dan sudah legowo menerima kekalahanku. Ternyata seorang duda mengalahkan pesonaku yang masih perjaka," gurauannya di tengah rasa haruku, kali ini dia yang sudah baik padaku.
Aku mencubit pinggangnya. Baru kali ini aku dan dia bisa bergurau.

"Awwww... sakit calon janda kembang," ringisnya sambil mengelus pinggangnya bekas cubitanku.

"Isshh... seganteng apa pun kamu, bagaimanapun aku, tidak akan pernah menikung darinya," ucapku padanya, yang justru dia balas dengan senyuman.

"Sekuat apa pun aku mencoba belajar mencintaimu, jika hatiku tidak dapat menerima kehadiranmu, tetap sulit bagiku untuk mencintaimu. Apalagi orang yang aku coba cintai, tidak pernah menganggapku ada, itu akan sia-sia. Makasih ya, sudah jadi istri aku, walau kamu nggak pernah kasih jatah aku, tapi setidaknya aku boleh dong minta sesuatu? Buat kenang-kenangan, kalau kita pernah jadi suami istri?" ujarnya membuatku mengerutkan dahi.

Dia memajukan wajahnya di depanku, dan menempelkan bibirnya pada bibirku. Awalnya aku terkejut dengan serangannya itu. Tapi setelah aku pikir-pikir, tidak ada salahnya aku meninggalkan kesan yang baik sebelum menjadi jandanya. Oke, walau hatiku merasa hambar melakukan itu, setidaknya aku nanti bisa menghapus bekas bibirnya dengan bibir kenyal merona milik Al. Oh Al... Billa, tunggu aku di sana. Aku akan mempercepat proses perceraianku dan Tomy. Semahal apa pun, aku tak peduli.

Aku membalas lumatannya, dia mengelus punggungku dan mengelus pinggangku. Dia menggigit bibir bawahku kecil, hingga mulutku terbuka dan dia berhasil memasukan lidahnya dalam mulutku. Lidahnya bermain di dalam rongga mulutku. Tetap saja aku merasa hambar, pikiranku justru melayang-layang kepada Al dan Billa. Saat tangan Tomy mulai menggerayangi dadaku, aku cegah dia dan perlahan aku melepas ciumannya, sebelum dia menuntut lebih padaku. Enak saja aku akan serahkan mahkotaku kepada lelaki yang aku cintai. INGAT YA, CUMA LELAKI YANG AKU CINTAI, YANG BOLEH MEMBELAH DURENKU. MUNGKIN DUREN YANG DI SANA.

"Maaf terbawa suasana," ucapnya padaku.

"Kamu keenakan, makan bibirku jadi nggak mau kamu lepasin," cercaku padanya, justru membuat dia tertawa dan mengacak rambutku. Baru kali ini aku melihat dia tertawa lepas begitu. Aku tersenyum melihatnya tertawanya lepas.

"Apa kamu mau pacaran denganku hari ini, sebelum sidang perceraian kita digelar?" tanya dia sambil melepas pelukannya dari pinggangku.

"Baiklah, untuk hari ini saja, aku akan menjadi istri yang baik untukmu. Setidaknya, aku akan meninggalkan kesan baik sebelum kamu menjadi duren," ujarku sambil berjalan ke arah kamar mandi.

MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang