KESEMPATAN KEDUA

9.1K 879 31
                                    

Rapat besar baru saja selesai, Al dan Rio membereskan alat dan berkas mereka.

"Mister Al, saya ikut prihatin atas masuknya putri Anda ke rumah sakit," ujar Fany membuat Lexa terperanga dan tertarik mendengarkan obrolan itu.

"Terima kasih, Nona Fany, atas simpatinya," ucap Al sambil melirik Lexa yang tengah sibuk berkemas.

Setelah acara pertunangannya seminggu yang lalu, Lexa menjadi pendiam, komunikasi dengan Al saja hanya yang penting-penting saja. Jujur, sebenarnya hati Lexa gundah saat mendengar gadis kecilnya itu masuk ke rumah sakit. Pasti itu semua gara-gara dia, pikir Lexa.

"Miss, apa kita hari ini menjenguk putri Mister Al dulu, sebelum kembali ke kantor?" usul Fany sebelum mereka pergi meninggalkan ruang meeting di kantor PT Abimanyu Jaya.

Lexa memandang Al, seakan meminta izin padanya. Lexa takut, jika Billa tidak bisa menerima kehadirannya. Al yang mengerti dengan tatapan Lexa, hanya menganggukkan kepala, bertanda mengizinkan.

"Baiklah Fany, kita menjenguk Billa dulu," ujar Lexa sambil masih melirik ke arah Al yang sudah berdiri dari tempat duduk.

"Kalau begitu, mari Miss, kita bareng satu mobil saja. Nanti biar sopir kantor mengantar mobil Miss Lexa ke kantor Beauty," usul Rio yang tampak bersemangat.

Walaupun Rio dan Fany tahu bahwa Lexa sudah bertunangan, tetapi mereka tidak mau menyerah untuk menyatukan dua hati yang sebenarnya saling mencintai itu. Selalu ada ide cemerlang di otak mereka untuk mencari kesempatan agar mereka selalu dapat bersama, ada Esty yang selalu mendukung di belakang mereka. Setiap ide mereka, selalu disambut antusias oleh Billa yang sejatinya sangat menginginkan Deddy dan ibu perinya itu bersatu.

"Tidak usah repot-repot Pak Rio, saya dan Fany bisa naiki mobil saya sendiri," tolak Lexa saat Rio ingin menghubungi sopir kantor.

"Ih, Miss Lexa, tidak apa-apa kita bareng saja dengan mereka. Kan kita satu tujuan, kenapa harus dua mobil? Menghemat waktu dan BBM, Miss," bujuk Fany memperlihatkan wajah memelasnya kepada Lexa.

"Bilang saja kamu mau selalu dekat dengan Pak Rio," sangkal Lexa yang tepat pada sasaran, karena Fany saat ini sedang dekat dengan Rio. Fany hanya menyengir kuda.

"Ah Miss Lexa, seperti tidak pernah merasakan jatuh cinta saja. Kalau orang sedang jatuh cinta itu, maunya selalu berdekatan dan tidak mau dipisahkan, Miss," sahut Rio yang sepertinya menyindir Al dan Lexa.

Al dan Lexa lalu saling memandang saat Rio mengatakan hal itu. Ada perasaan yang membenarkan hal itu di hati kecil mereka.

'Memang benar kata Rio, kalau boleh jujur aku tidak menginginkan ini. Jauh dari Miss Lexa sangat menyiksaku dan juga Billa. Apalagi Billa jatuh sakit karena terlalu keras memikirkan ibu perinya ini. Apa aku masih ada kesempatan untuk merebutmu kembali, Miss Lexa? Demi putri tercintaku dan cintaku padamu, akan aku lakukan itu. Walau sesakit apa pun itu, akan aku lakukan, jika nanti pada akhirnya kita akan bahagia Miss,' tekad Al yang sudah bulat dalam pikiran dan hatinya.

Al menghela napas panjang, lalu memasukan kedua tangan ke dalam saku celananya. Tanpa sepatah kata pun, Al pergi keluar mendahului mereka yang masih sibuk berdiskusi. Akhirnya mereka bertiga pun mengikuti langkah Al yang keluar meninggalkan ruang meeting tersebut, dibiarkan tanpa penghuni.

Sesampainya di depan lobby kantor, mobil CR-V hitam milik Al berhenti. Mobil ini hanya digunakan, jika Al sedang malas menyetir sendiri dan Rio yang selalu menjadi sopirnya. Jarang sekali Al mengizinkan orang lain mengendarai mobil mewahnya yang satunya lagi, justru hampir tidak ada orang lain kecuali dia dan Esty. Itu saja jika Esty kepepet jika tidak ada mobil yang lainnya.

MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang