JAUH DI MATA, DEKAT DI HATI

7.5K 755 38
                                    

Di dalam kamar, Al dan Billa menatap langit-langit dengan pikirannya masing-masing. Billa tidur di perlukan Al, dengan tangan kanan Al sebagai bantalannya. Sudah delapan bulan, mereka berada di negara Singapore. Hari-hari mereka lalui dengan rasa hampa, karena rasa kekosongan hati mereka kini kembali lagi seperti dulu, sebelum mengenal Lexa. Jauh di lubuk hati mereka, sesungguhnya menyimpan rindu yang teramat dalam pada Lexa. Keinginan hati menemui Lexa, terkadang muncul. Apalagi Al, yang diam-diam menyewa orang untuk memata-matai Lexa. Al selalu mendapat informasi jika rumah tangga Lexa tidak seharmonis layaknya rumah tangga kebanyakan orang.

Perasaan Al semakin sedih, kala mendengar itu. Al tahu, pasti Lexa sangat tersiksa dengan kehidupannya sekarang. Namun Al bisa apa, jika itu memanglah pilihan Lexa sendiri. Hingga detik ini, hati Al masih mencintai Lexa, dan ternyata cintanya kepada Lexa, lebih besar daripada cintanya dulu kepada Silvi. Al menyadari, mungkin karena Silvi adalah wanita yang memang dulu dijodohkan dengannya karena bisnis keluarga.

Dari awal, Al berusaha dan mencoba belajar mencintai Silvi. Dengan seiring jalannya waktu, karena mereka sering bertemu dan bersama, perlahan rasa cinta itu hadir, namun tak sebesar rasa cintanya kini kepada Lexa.

"Daddy...," panggil lirih Billa, masih menatap langit-langit kamar.

"Hmmm...," jawab Al berdehem, lalu menoleh pada Billa.

"Billa kangen sama ibu peri," ucap Billa beralih menatap foto Lexa yang tergantung besar di kamar itu.

Al sengaja memasang foto Lexa di kamarnya, karena hanya dengan memandang foto Lexa, hati Al merasa lebih tenang dan akan merasa lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Al sengaja memasang foto Lexa di kamarnya, karena hanya dengan memandang foto Lexa, hati Al merasa lebih tenang dan akan merasa lebih baik. Billa dan Esty tidak keberatan, saat Al memasang foto itu, justru Billa sangat bahagia, karena dia merasa dekat dengan ibu perinya, walau hanya sebuah gambar, itu sudah cukup bagi mereka, untuk mengurangi rasa rindunya kepada Lexa.

"Daddy juga sangat merindukan dia, Little Angel," jawab Al jujur apa adanya.

"Apa dia bahagia Dad, bersama Om Tomy?" tanya Billa, yang kini beralih menatap Al penuh harapan.

"Kita doakan saja, dia bahagia di sana," jawab Al sambil mengelus rambut Billa sayang.

"Kenapa kita tidak pulang ke Indonesia, Dad? Liburan sekolah, dimulai minggu depan?" usul Billa, yang sebenarnya dia ingin bertemu dengan Lexa.

"Maafkan Daddy, Little Angel. Untuk sementara, tidak bisa. Deddy juga ingin pulang ke Indonesia, tapi pekerjaan di sini sangat banyak dan belum bisa ditinggalkan," jelas Al memberi pengertian pada Billa.

"Baiklah, Dad," jawab Billa mengerti dengan kesibukan Al.

Billa gadis yang cerdas dan pintar, dia selalu bisa memahami situasi dan kondisi daddy-nya yang seorang single father.

"Kita tidur sekarang ya?" ajak Al kini memeluk Billa, dan mengelus sayang kepala Billa agar dia tertidur.

Setelah terdengar napas Billa berhembus teratur, Al kembali membuka matanya. Al menatap wajah polos Billa dengan lekat. Al mengusap lembut pipi Billa dan mencium keningnya.

MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang