BAYANGMU MENCUMBU HARIKU

10.8K 948 40
                                    

Sepagi ini, Lexa terlihat rapi dan modis. Dia sudah siap menjadi guru cantik. Lexa menuruni anak tangga, menuju ke ruang makan, di sana dia sudah ditunggu dua orang paruh baya yang sedang menikmati sarapan paginya. Lexa berjalan menghampiri kedua orang tuanya itu.

"Selamat pagi Mom, Dad?" sapa Lexa ceria, sambil mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.

"Selamat pagi Queen," jawab mereka bersamaan.

"Kamu pagi ini akan mengajar dulu, Queen?" tanya Doni Marcelo Devan, ayah Lexa.

"Iya Dad," jawab Lexa duduk di kursinya, lantas mengambil roti gandum sebagai menu sarapannya.

"Kamu itu sudah waktunya menikah. Usia kamu sudah 26 tahun, tahun depan 27, kamu tidak takut, dikatakan perawan tua?" cerca Anissa Juliyawita Bahar, ibu Lexa.

"Aduh Mom, please deh, Queen masih ingin menikmati berkarya dan berkarir."

"Tapi betul juga kata Mommy, Queen. Kalau kamu tidak juga mengenalkan calon suamimu kepada Daddy, terpaksa Daddy akan menjodohkanmu dengan anak, rekan bisnis Daddy," timpal Doni yang terdengar tidak main-main.

"Tapi, Queen masih ingin bebas melakukan semua hal yang Queen mau, Dad," rajuk Lexa manja pada Doni.

"Tapi sampai kapan? Kamu anak satu-satunya dari Mom dan Dad, teman-teman Mommy saja sudah pada punya cucu," sahut Wita dengan bibir yang mengerucut.

"Sampai Queen siap," ujar Lexa sambil mencium pipi kedua orang tuanya. "Queen berangkat dulu ya, Dad, Mom," pamitnya, lalu berjalan ke luar rumah.

"Tuh Dad, anak zaman sekarang suruh menikah saja susah," gerutu Wita kepada suaminya.

"Tenang Mom, Daddy sudah siapkan calon untuknya," jawab Doni tersenyum penuh arti.

***

Pagi ini seperti biasa, Esty yang hampir rutin setiap pagi mengantar Billa datang ke sekolah. Dengan semangat pejuang, Billa turun dari mobil dan berlari ke arah Lexa.

"Ibu Peri...," teriak Billa sambil berlari merentangkan kedua tangannya.

Lexa dengan senyum menawannya, berjongkok menangkap gadis kecilnya itu. Lexa menciumi gemas pipi Billa, hingga sang pemiliknya terkikik geli.

"Selamat pagi gadis kecilnya, Ibu," sapa Lexa setelah menciumi Billa.

Esty berjalan menghampiri Lexa dan Billa, dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir tipisnya.

"Selamat pagi Miss Lexa," sapa Esty ramah.

"Selamat pagi, Tante," jawab Lexa berdiri menjabat tangan Esty.

"Macan, Billa masuk dulu ya?" pamit Billa bersemangat.

Baru kali ini, Esty melihat Billa sangat semangat bersekolah. Billa yang tadinya susah dibangunkan, kini dengan kesadarannya sendiri, bangun dan mempersiapkan segala keperluannya. Kehadiran Lexa berpengaruh besar dalam hidup Billa.

"Iya, Little Angel, jangan nakal ya? Belajar yang benar, biar jadi anak yang sukses," nasihat Esty lembut lalu mencium kening Billa.

"Oke Macan," jawab Billa, lalu menggandeng tangan Lexa dan menariknya.

"Tante saya permisi dulu," pamit Lexa, sambil berjalan cepat karena tangannya sudah ditarik Billa.

"Iya Miss," jawab Esty tersenyum manis, melambaikan tangannya.

Esty merasa bahagia melihat kedekatan Billa dan Lexa yang terjalin secara alami, tanpa paksaan. Mereka sudah seperti magnet yang saling tarik menarik dengan sendirinya.

MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang