Dengan tergesa, Al masuk ke dalam rumah dan berlari ke kamar Billa. Napas Al tersengal dan wajahnya pun panik serta rasa khawatir menyelubungi dadanya sedari tadi.
"My Little Angel...," pekik Al saat membuka pintu kamar Billa.
Billa dan Esty merasa terkejut, lalu menoleh ke arah pintu. Dilihatnya Al di ambang pintu dengan dasi yang sudah mengendor dan penampilan yang sudah acak-acakan. Al buru-buru menghampiri Billa yang sedang duduk selonjor bersandar di kepala ranjang.
"Apanya yang sakit, Little Angel?" tanya Al khawatir sambil mengecek tubuh Billa.
"Lutut Billa, Daddy," jawab Billa dengan nada manja. Al mengecek lutut Billa yang tidak dibalut perban.
"Kenapa tidak dibalut perban, Ma?" tanya Al menoleh Esty yang duduk di tepi ranjang.
"Kata ibu peri, biar cepat kering, Daddy," sahut Billa, sebelum Esty menjawab.
"Iya Al, tadi gurunya Billa yang menolong dan mengobati lukanya," jelas Esty membuat Al semakin penasaran dengan guru Billa itu.
"Iya sudah, besok pagi Daddy yang akan mengantar Billa ke sekolah, sekalian berterimakasih dengan guru yang sudah menolong kamu," ujar Al mengacak rambut Billa sayang.
"Serius Daddy, mau bertemu dengan ibu peri?" tanya Billa antusias. Al tersenyum, manis lalu menganggukkan kepala.
"Iya, Sayang."
***
Pagi ini Al dan Billa menunggu ibu peri alias Lexa. Sudah hampir 30 menit, mereka duduk dengan setia dan sabar menunggu kedatangannya, di salah satu bangku taman depan gedung sekolahan.
"Kenapa ibu peri belum datang sih, Dad?" tanya Billa sudah mulai bosan menunggu.
"Mungkin ibu peri sedang ada pekerjaan lain, sehingga dia terlambat berangkat ke sekolah," jawab Al menerka agar Billa merasa tidak kecewa lagi. Saat Al dan Billa sedang mengobrol, ponsel Al berdering.
"Sebentar, Daddy angkat dulu telepon dari Om Rio ya?" izin Al mengelus kepala Billa, dijawab Billa dengan anggukan kepala. Al berdiri, sedikit menjauh dari Billa.
"Hallo, ya Rio?" sahut Al setelah menggeser tombol hijau pada layar flat-nya.
"Mister Al, apa masih lama? Miss Lexa dan Nona Fany sudah menunggu. Katanya Miss Lexa tidak bisa menunggu terlalu lama, karena beliau ada urusan lain," jelas Rio sedikit berbisik.
Memang pagi ini, sudah dijadwalkan sebelumnya dari PT Abimanyu Jaya dan PT Deep Beauty akan mengadakan rapat besar dengan dewan redaksi dan anggota pemasaran, untuk peluncuran produk baru mereka.
"Baik Rio, sampaikan kepada mereka, tunggu saya 30 menit lagi. Saya masih berada di sekolahan Billa," jelas Al meminta Rio untuk mengurus keterlambatannya.
"Baik Mister," jawab Rio singkat, lalu memutuskan teleponnya.
Al menghela napas berat, lantas menghampiri Billa. Ada rasa tidak enak di hati Al, saat ingin meninggalkan Billa untuk datang ke rapat penting itu. Al takut Billa kecewa dan sedih. Al berjongkok di depan Billa.
"My Little Angel, maafin Daddy. Hari ini, Daddy harus berangkat ke kantor lebih awal. Ada urusan sangat penting, Sayang. Mungkin kita bisa bertemu dengan ibu perinya, lain waktu ya?" ucap Al lembut dan hati-hati, takut jika Billa akan tersinggung, bahkan kecewa.
"Baiklah Daddy. Mungkin ibu peri sedang ada pekerjaan lain," jawab Billa lapang dada, membuat hati Al merasa lega.
"Kalau begitu, Daddy antar Billa masuk ke dalam kelas ya?" ujar Al seraya berdiri dan menggandeng tangan Billa, berjalan mengantarnya sampai di depan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEDDY IS A SINGLE PARENT (Komplet)
RomansaSeorang penerus perusahaan peninggalan papanya, masih muda, keren, cool, namun duren (duda keren). Dia memiliki seorang putri cantik berusia 7th. Dia sangat menyayangi putrinya, semenjak lahir, putrinya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ib...