"Iya sayang, aku pasti akan ke tempatmu"
"..."
"Iya oke, aku mencintaimu"
Lalu aku menutup telpon dari pacar cantikku, dia benar - benar anugerah dari Tuhan untukku,
Chelsea, ya namanya. Dia baik, cantik, seksi dan masih banyak lagi kelebihannya yang belum aku sebutkan. Dia pacarku, tentu saja. Tapi satu hal yang sangat membuatku bahagia tentangnya
'Dia sama sepertiku'
Ya kalian tahulah aku ini abnormal atau 'lesbi'
Mungkin ini akan membuat kalian jijik atau ilfeel atau apalah terserah apa yang kalian fikirkan, tapi inilah aku dengan semua kelebihanku.
Aku tidak akan menganggap 'lesbi' ku ini sebagai kekuranganku.
Karena ada satu hal yang membuatku menjadi begini dan aku tak bisa melupakannya begitu saja sampai mendarah daging di tubuhku.Kalian jangan menatapku kasihan. Aku tak butuh itu, aku bahagia dengan apa yang kujalani 'saat ini'
"Hei, bagaimana kemarin?" Ucap Iren tiba - tiba muncul dihadapanku dan langsung duduk didepanku. Kami berada di kantin kantor
"Apanya yang bagaimana?" Ucapku malas meladeninya.
"Itu kemarin, soal kau dipanggil madam, apa yang kalian bicarakan?"dengan wajah penasaran memojokkanku
"Owh apa dia tau?" Ucapnya lagi dengan kedikkan dagu 'dengan masalah orientasi seksualmu'
Dengan suara kerasnya..Owh astaga, dia semakin ngelantur berbicara, memang iren tau dengan ke'lesbi'anku dan dia tetap disisiku menerimaku.
"Ya tuhan Iren, pelankan suaramu, kau ingin semua tau hah, tidak madam tidak berbicara apa - apa. Hanya pekerjaan tambahan untukku, lagipula kan sudah ada chelsea dan aku nyaman bersamanya" ucapku pelan lalu kembali memakan makan siangku.
"Owh begitu kah? Gak asik banget deh" aku memelotottinya
'Apa maksudmu?'"Hhehe... kukira akan terjadi sesuatu yang menyenangkan" ucapnya dengan cengengesan.
"Ya ampun Iren..." baru aku akan berkata, Iren sudah menyelanya kembali.
"Baik, baik, maaf aku berlebihan." ucapnya menekukkan wajah cantiknya
Aku hanya mengangguk dan berkonsentrasi dengan makananku kembali
"Kau tidak makan?""Aku sedang diet sayang," ucapnya dengan mimik lucu, aku hanya mengedikkan bahu tidak perduli
"Ingat'kan nanti malam, acara penyambutannya"
"Iya aku ingat"
"Bagus, aku akan kerumahmu" aku hanya dapat memutar mataku bosan, aku tau kenapa Iren ingin kerumahku, seperti biasa dia akan mendadaniku habis habisan sekemauannya dan aku tidak menolak, lumayan kan daripada harus kesalon?
---
"Sayang, gimana kerjaan kamu? Lancar?"
Aku hanya tersenyum lalu mengangguk memegang rambut panjang dan halus chelsea.
Kami berdua sedang berduaan di sofa apartemen chelsea dan menikmati drama televisi yang sedang diputar chelsea
Tapi drama itu hanya menceritakan dua pasang sejoli tentu saja sepasang kekasih laki-laki dan perempuan. 'Membosankan'"Apa kamu lapar? Mau aku masakan makanan, sayang" ucapku melihatnya lekat hingga jarak diantara kami semakin menipis dan yah kami berciuman.
Hanya sebatas ciuman yang kami lakukan, tidak lebih
Kami tidak melakukan 'itu' karena kalian tahulah kami ini masih seratus persen perempuan, menggunakan alat? Tentu saja tidak. Apa-apa'an benda seperti itu.Tadinya aku akan menggunakan itu agar chelsea terpuaskan tanpa aku harus mengganti kelamin 'hhaha'
Frontal sekali yah,
Tapi masa lalunya yang membuat dia tak mau melakukan 'itu' dan berubah menjadi lesbi sepertiku.Saat chelsea menyerahkan keperawanannya untuk pacar prianya dulu, dia malah dimanfaatkan oleh si brengsek itu.
Pria itu membawa chelsea ke tempat para pria-pria brengsek dan menjualnya,
Astaga dia tega sekali bukan, jika aku menjadi chelsea mungkin aku akan bunuh diri. Termasuk chelsea, dia bertemu denganku saat dia akan bunuh diri satu stengah tahun yang lalu.
Yup dia memang akan melompat dari jembatan yang memang kebetulan aku melewatinya karena motor cantik kesayanganku mogok lagi. Tapi ada baiknya karena aku jadi bisa menyelamatkan Chelsea saat itu.Satu setengah tahun yang lalu
"Hei! Apa kau gila? Apapun masalahmu kau tidak bisa membunuh dirimu begitu saja!" Ucapku menjatuhkan motorku dan langsung berlari menghampirinya
Aku menariknya turun dari atas pagar jembatan.
Lalu dia berbalik dan langsung memelukku erat"Aku bingung harus bagaimana, hidupku hancur... hancur...
Aku malu dengan keadaanku sekarang"Aku membawanya duduk di trotoar di pinggir jalan yang mulai sepi karena waktu sudah menunjukan jam dua belas malam.
Lalu meluncurlah ceritanya...
Setelah itu, aku mengantarnya pulang dan aku memberi kartu namaku, bila perlu sesuatu atau teman curhat.
Hingga kami mulai berteman dan sering bersama.
Entah apa yang dia rasakan
Tapi saat dirumahnya... aku jatuh cinta padanya...
Itulah yang kurasakan padanya dan
Entah siapa yang memulai...
Kami saling pandang dan berciuman mesra.Setelah aku melepaskan ciumanku, dia tersenyum dan mengangguk.
Lalu aku beranjak ke dapur dan mulai memasak untuk pacar cantikku ini.Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Lesbi (Is Writing)
RomanceTidak selamanya cewe cantik itu normal.... Aku, Ardiana siregar.. cantik? seksi? kaya? baik? ya aku memiliki semuanya, namun aku memiliki masa lalu yang sangat ingin aku lupakan dengan makhluk berjenis laki-laki.. ya aku membenci kaum mereka dan hal...